Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengukuran Tingkat Eko-efisiensi Proses Produksi Biji Kakao Menggunakan Life Cycle Assessment Pada Unit Produksi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Fachrun Nisa; Alexander Tunggul Sutan Haji; Bambang Suharto; Sukrisno Widyotomo
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini industri dituntut untuk memperbaiki sistem produksinya dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan, yakni keuntungan ekonomi, keseimbangan ekologi, dan tanggung jawab bisnis terhadap lingkungan sosial. Industri dari komoditas Kakao (Theobroma cacao L.) menghasilkan produk sampingan berupa limbah kakao seperti kulit, daun dan daging buah. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengolah hasil sampingan dari produksi kakao ini menjadi sesuatu yang lebih bernilai seperti pupuk kompos sehingga didapatkan tingkat eko-efisiensi yang lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan eco-costs dan tingkat eko-efisiensi produk biji kakao kering serta memberikan rekomendasi dalam upaya meningkatkan nilai eko-efisiensi. Data kebutuhan bahan baku, energi, harga jual produk dan biaya produksi digunakan untuk menentukan tingkat eko-efisiensi melalui tahapan diantaranya adalah analisis Life Cycle Assessment (LCA)dengan menggunakan metodeEco-Costs 2012 dalam software SimaPro v 8.0.4 sehingga didapatkan nilai eco-costs yang digunakan untuk perhitungan Eco-efficiency Index (EEI), dilanjutkan dengan perhitungan Eco cost Value Ratio (EVR) menggunakan nilai Net value Product untuk menghitung nilai Eco-efficiency Ratio (EER). Nilai eco-costs dari proses produksi biji kakao setelah dilakukan pengomposan sebesar Rp. 610,133.00 dan sebelum dilakukan proses pengomposan sebesar Rp. 459,841.00. Eko-efisiensi dari produk biji kakao meningkat dari sebelum dilakukan pengomposan sebesar 75.9% menjadi 76.2%. Peningkatan eko-efisiensi diperoleh dari keuntungan penjualan pupuk kompos. Kata Kunci: Eco-costs, eko-efisiensi, kakao, Life Cycle Assessment (LCA), pupuk kompos.  
Uji Kualitas Briket Kotoran Sapi Pada Variasi Kadar Perekat Tapioka dan Suhu Pengeringan Bambang Suharto; Alexander Tunggul Sutanhaji; Sunarsih -
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.818 KB)

Abstract

Pemanfaatan kotoran sapi selain menjadi biogas dapat termanfaatkan secara maksimal menjadi briket arang. Penelitian ini bertujuan menentukan konsentrasi penggunaan perekat tapioka dan suhu pengeringan yang sesuai untuk pembuatan briket kotoran sapi. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental dengan analisa data berupa deskriptif kuantitatif. Pemilihan briket yang terbaik dilakukan dengan menggunakan metode Composite Performance Index (CPI). Pada penelitian digunakan perlakuan kadar perekat tapioka yang berbeda yaitu konsentrasi 10%, 15%, 20% dan perlakuan suhu pengeringan yang berbeda yaitu 800C, 1000C, 1200C. Hasil dari penelitian ini briket terbaik berdasarkan metode CPI pada perlakuan kadar perekat 15% dengan suhu pengeringan 1200C yang memiliki kadar air 0.9305%, kadar abu 21.5%, kerapatan 0.4397 gr/cm3, nilai kalor 3814,751 kal/gr, kuat tekan 0,2161 kg/cm2, dan laju pembakaran 0,2201 gr/menit. Nilai kalor yang dimiliki briket lebih kecil dibandingkan biogas. Kata Kunci: Briket, kotoran sapi, perekat tapioka, suhu pengeirngan
Analisis Pengaruh Jumlah Kendaraan Bermotor dan Kecepatan Angin Terhadap Karbon Monoksida di Terminal Arjosari Ruslan Wirosoedarmo; Bambang Suharto; Dita Endah Proborini
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.465 KB) | DOI: 10.21776/ub.jsal.2020.007.02.2

Abstract

Terminal Arjosari merupakan terminal terpadu di Kota Malang. Aktivitas kendaraan bermotor seperti bus dan motor, menghasilkan emisi gas buang kendaraan berupa karbon monoksida (CO) yang berpotensi meningkatkan pencemaran udara di terminal tersebut. Penelitian kualitas udara di Terminal Arjosari dilakukan untuk mengetahui kadar konsentrasi CO di terminal tersebut dan pengaruh jumlah kendaraan serta kecepatan angin terhadap konsentrasi CO. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan titik samplingyang berlokasi di  pintu masuk bus (PMB) dan pintu masuk mobil pribadi (PMM). Pengambilan sampel dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari di 3 hari yang berbeda. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa konsentrasi CO cenderung lebih tinggi pada pagi hari di PMB dan PMM. Konsentrasi CO berdasarkan titik pengambilan sampel memiliki perbedaan yang signifikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2009, konsentrasi CO yang didapatkan berada di bawah baku mutu. Jumlah kendaraan memiliki pengaruh sebesar 71.35% terhadap konsentrasi CO pada PMB dengan hubungan yang berbanding lurus sedangkan pada PMM sebesar 59.63%. Kecepatan angin mempengaruhi konsentrasi CO sebesar 61.68% diPMB dan sebesar 42.28% di PMM dengan hubungan yang berbanding terbalik.
Evaluasi Kinerja Derah Irigasi Berdasarkan Teknik Pemberian Air di Jatimlerek, Plandaan, Kabupaten Jombang Ruslan Wirosoedarmo; Bambang Suharto; Patriot Kusuma Wardana
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 6, No 2 (2019)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.971 KB) | DOI: 10.21776/ub.jsal.2019.006.02.4

Abstract

Sumberdaya yang sangat utama bagi tanaman adalah air karena hampir semua proses kimia, fisika, dan biologis tanaman tidak akan dapat berlangsung optimal tanpa tersedianya air yang cukup. Sistem Irigasi merupakan usaha penambahan kekurangan air tanah secara buatan, yaitu dengan menyalurkan air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman ketanah yang diolah dan didistribusikan secara sistematis, pemberian air irigasi harus dilakukan dengan tepat agar seluruh tanaman mendapat air yang cukup. Daerah Irigasi Jatimlerek (1812 Ha) memiliki 1 jaringan induk dan 4 jaringan sekunder. Penelitian ini mengukur kinerja daerah irigasi berdasarkan teknik pemberian air. Teknik pemberian air meliputi  kecukupan, keseragaman, dan efisiensi pemberian air. Penilaian pada Daerah Irigasi Jatimlerek didapatkan hasil sebesar 72.2 % untuk kecukupan pemberian air irigasi, 31.98 % untuk keseragaman pemberian air irigasi, dan 73.453 % untuk efisiensi pemberian air irigasi, sehingga penilaian kinerja teknik pemberian air didapatkan hasil sebesar 59.21 %. Berdasarkan standar penilaian yang diatur oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air tahun 2003, kinerja Daerah Irigasi Jatimlerek tergolong dalam kategori CUKUP.
Studi Penentuan Kinerja Daerah Aliran Sungai Pelaparado Bima Berdasarkan Aspek Tata Air Liliya Dewi Susanawati; Bambang Suharto; Nurul Wahyuty
Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.626 KB)

Abstract

DAS Pelaparado merupakan DAS utama yang berada di Bima Nusa Tenggara Barat. DAS Pelaparado mencakup 8 kecamatan diantaranya Kecamatan Hu’u, Kecamatan Pajo, Kecamatan Parado, Kecamatan Monta, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Belo, Kecamatan Woha dan Kecamatan Mada Pangga. Permasalahan yang sering terjadi adalah masalah banjir yang disebabkan oleh tata guna air yang kurang optimal, ketidakserasian antara pemanfaatan dan usaha konservasi tanah belum seimbang antara peran serta masyarakat di wilayah sekitar aliran sungai. Selain digunakan untuk pertanian, tata guna lahan di kawasan DAS Pelaparado juga merupakan wilayah konservasi tanah. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan lahan di wilayah DAS Pelaparado, mengakibatkan pemenuhan kebutuhan akan lahan yang tidak terkendali dan tidak terperhatikannya kaidah konservasi. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai tingkat kinerja DAS Pelaparado berdasarkan aspek tata air dan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap kerusakan DAS Pelaparado. Perhitungan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan mengenai tingkat kinerja DAS Pelapadaro dalam penelitan ini adalah perhitungan koefisien regim aliran (KRA), koefisien aliran tahunan (KAT), muatan sedimen (MS), frekuensi kejadian banjir, dan indeks penggunaan air (IPA). Dari hasil perhitungan diketahui bahwa tingkat kinerja DAS Pelaparado dengan kategori baik diperoleh 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Belo, Kecamatan Hu’u, Kecamatan Langgudu, Kecamatan Mada Pangga dan Kecamatan Pajo. Sedangkan untuk tingkat kinerja DAS dengan kategori sedang, diperoleh 3 kecamatan yaitu Kecamatan Monta, Kecamatan Parado dan Kecamatan Woha.