Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aspek Sumber Daya Manusia yang Kompeten Sebagai Pendukung Utama Urban Farming Ernawati Ernawati; Indratmo Soekarno; Joko Siswanto; Yadi Suryadi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkptb.2021.009.01.01

Abstract

Urban farming pada dasarnya adalah pola/metode (sisipkan kata benda) pertanian yang dilakukan oleh penduduk kota dengan mengusung konsep keterbatasan ruang. Untuk mewujudkan terciptanya urban farming tentu diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai keinginan dan kemampuan lebih untuk melakukan/melaksanakan (sisipkan kata kerja) urban farming itu sendiri. Dengan lahan yang terbatas dan kesibukan masyarakat tentunya akan sangat sulit untuk menerapkan urban farming. Secara garis besar pola bertani di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua yaitu bertani secara tradisional dan bertani dengan teknologi terkini dalam bentuk teknologi komunikasi dan informasi (ICT) untuk manajemen (E-Gorvernance), Internet of Thing (IoT), serta kecerdasan buatan (Artficial Intelectual, AI). Oleh karena itu, perlu rancangan skenario, terutama sumber daya manusia yang mumpuni untuk mendukung urban farming. Dengan menggalakan urban farming yang didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten akan berkontribusi terhadap ketahanan pangan, karena secara tidak langsung urban farming mewujudkan kemandirian pangan dengan kemandirian pangan ini diharapkan urban farming dapat meningkatkan ketahanan pangan. Sumber daya manusia yang kompeten sangat diperlukan untuk mendukung urban farming, diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kemauan dan kerjasama dari manusianya sendiri dalam hal ini masyarakat dan pemerintah. Kompetensi seseorang sangat ditentukan oleh lima unsur, yaitu motif (motive), watak, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan. Niat yang dimiliki masyarakat untuk melakukan urban farming masih di kisaran 24 %, yang melakukan urban farming 2% sehingga hasil kerja belum maksimal Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat yang didukung dengan visi dan misi yang didukung dengan strategi, tujuan dan program/bisnis yang terarah. Diharapkan urban farming dapat memberi kontribusi untuk ketahanan pangan. Kontribusi pemerintah dan masyarakat sangat berperan untuk terwujudnya urban farming yang diharapkan
Penilaian Kinerja Irigasi berdasarkan Pendekatan Permen PU no.32/2007 dan Metode Masscote dengan Evaluasi Rapid Appraisal Procedure (RAP) di Daerah Irigasi Barugbug - Jawa Barat - Mulyadi; Indratmo Soekarno; Suardi Natasaputra
Jurnal Irigasi Vol 9, No 2 (2014): Jurnal Irigasi
Publisher : Balai Teknik Irigasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (904.633 KB) | DOI: 10.31028/ji.v9.i2.126-135

Abstract

Irrigation performance is an indicator to description irrigation system management, Assesment Performance based on Permen PU 32/2007 made to the 6 (six) parameters including; Physical Infrastructure, Plant Productivity, Supporting Facilities, Personnel Organization, Documentation and Water User Association (P3A), whereas the assessment is carried out by evaluation method of MASSCOTE with Rapid Appraisal Procedure (RAP) which is a set of systematic procedures to diagnose obstacles, performance and level services in the system irrigation to 4 (four) main indicators include; Service Indicator, P3A Indicator, Human Resource of Operator Indicator, and Channel Operations Modernization indicator, performance assessment are taken by surveyor of respondents Operator irrigation, and farmers P3A, Show performance index by Permen PU 32/2007 gave the value 74.24% which has Well Performance Operations and Maintenance of Barugbug Irrigation, while the MASSCOTE methode show Performance 2.7 in level of Service which has Less Well Performance of Service and Operations Irrigation Channels. Based on the path analysis found significant influence with 4 (four) main indicator variables X1, X2, X3 and X4 to irrigation system performance variable (Y) of 0,701 or 70.1% with a residual error of 0.299 or 29.9%.