Jeruk merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu jenis jeruk lokal yang potensial untuk dikembangkan ialah Siam Madu. Siam Madu memiliki kulit yang tipis sekitar 2 mm, permukaannya halus dan licin, serta memiliki rasa yang manis, bentuk daun memanjang. Jumlah biji pada jeruk Siam Madu cukup tinggi antara 10-15 biji per buah (Sukarmin, 2008). Untuk memperoleh jumlah biji yang sedikit pada jeruk Siam Madu, dibutuhkan teknologi pemindahan sifat tanpa biji (seedless) dari Mandarin Satsuma yang memilikisifat male streril. Salah satunya dengan fusi protoplas. Fusi protoplas ialah penggabungan dua atau lebih protoplas yang bersentuhan dan melekat satu sama lain. (Mollers et al., 1992). Dari fusi protoplas tersebut, dapat diketahui tipe ploidi dan karakter-karakter daun tanaman hasil fusi. Sel dari jaringan daun muda digunakan untuk fusi protoplas. Tanaman hasil fusi protoplas menimbulkan manipulasi ploidi yaitu allopoliploid. Allopoliploid ialah keadaan dimana yang terlibat ialah set-set kromosom non-homolog (Elord et al., 2002). Pengamatan ploidi dilakukan menggunakan alat flowcitometry. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan September 2013. Tempat di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropik (BALITJESTRO). Karakterisasi pada jeruk dilakukan pada tanaman jeruk yang telah berumur tiga tahun. Pada hasil pengamatan, terdapat kelompok yang memiliki karakter daun kombinasi kedua tetuanya dan dapat diketahui bahwa FS14 dan FS69 memiliki ploidi tetraploid. Sedangkan pada FS31 termasuk diploid.