Ni Ketut Mirahayuni
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Abstraksi dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia Ilmiah dan Implikasinya bagi Penulisan Artikel Berbahasa Inggris Ni Ketut Mirahayuni
MOZAIK HUMANIORA Vol. 18 No. 2 (2018): MOZAIK HUMANIORA VOL. 18 NO. 2
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mozaik.v18i2.9429

Abstract

Ragam bahasa Inggris ilmiah tulis bercirikan tingkatan abstraksi tinggi sebagai sarana kebahasaan untuk membangun teori. Abstraksi ditandai dengan fenomena penominalan yang mengubah pembahasaan pengalaman yang kongruen menjadi suatu entitas abstrak sehingga dapat diklasifikasi sebagai suatu objek. Studi ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik abstraksi dalam bahasa Indonesia ilmiah tulis melalui analisa struktur frasa nomina kompleks dalam teks ilmiah berbahasa Inggris dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan berfokus pada struktur frasa nomina kompleks dalam bahasa Inggris dan padanannya dalam bahasa Indonesia. Studi ini melibatkan 35 kalimat dalam bahasa Inggris yang memiliki struktur frasa nomina kompleks dan padanannya dalam bahasa Indonesia, yang diseleksi secara purposive dari teks ilmiah berbahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Dalam studi ini ditemukan beberapa strategi membangun dan mempertahankan tingkatan abstraksi dalam bahasa Indonesia, antara lain dengan mempertahankan struktur frasa dalam bahasa Inggris dan menggunakan bentuk nomina pinjaman. Menariknya, studi ini juga menemukan bahwa sebagian besar data menunjukkan penurunan tingkatan abstraksi dalam kalimat-kalimat bahasa Indonesia, artinya, (sebagian) struktur frasa nomina kompleks diuraikan menjadi klausa. Implikasi bagi penulisan ilmiah dalam bahasa Inggris adalah bahwa  penulisan dan/atau penerjemahan teks ilmah dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris perlu mempertimbangkan peningkatan taraf abstraksi demi mencapai dan memenuhi konvensi kebahasaan dalam bahasa Inggris ilmiah tulis. English scientific language is characterized with high abstraction as a linguistic device to theorizing. Abstraction is identified with nominalization that shifts language expressions of congruent experiences into abstract entities, as objects capable of classification. This study aims at identifying characteristics of abstraction in Indonesian scientific language, and is conducted by comparing written scientific English sentences and their translation into Indonesian. This study adopts descriptive qualitative approach focusing on complex noun phrase structures in English and their Indonesian equivalents. This study involves 35 English sentences containing complex noun phrases and their Indonesian equivalents that were purposively selected from an English scientific text and its translation in Indonesian. This study found some strategies to construct and maintain abstraction level in the Indonesian texts, including maintenance the same phrase structures and use of loan words. However, the study has also found lower abstraction level in the Indonesian sentences that complex noun phrases in English are broken down into clauses in Indonesian. The implication of the finding on different abstraction levels into writing of English scientific texts is that writers and/or translators of Indonesian scientific texts need to put such differences into consideration when producing scientific texts in English in order to achieve and conform to linguistic convention in English scientific writing.
A COMPARATIVE STUDY OF TRANSITION SIGNALS IN NARRATIVES AND POPULAR SCIENTIFIC TEXTS Ayu Dwi Anggraeni; Ni Ketut Mirahayuni
PARAFRASE : Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan Vol 15 No 02 (2016)
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30996/parafrase.v15i02.565

Abstract

Abstrak. Artikel ini melaporkan study komparatif tentang penggunaan transition signals dalam dua jenis teks, yaitu teks naratif dan teks ilmiah. Studi ini menggunakan deskripsi dari Oshima dan Hogue (1998) tentang tipe teks dan penggunaan transition signals dalam berbagai jenis teks. Metode penelitian adalah kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari kumpulan dongeng Thomas A. Green berjudul World Folktales (2008) dan Omniglot the Language Encyclopedia Online. Studi melibatkan delapan cerita dongeng dan delapan artikel dari ensiklopedia tersebut. Studi ini menemukan persamaan dan perbedaan dalam penggunaan transition signals. Persamaan penggunaan dalam dongeng dan artikel ilmiah adalah dalam jenis konektor (also, therefore, next, thus, however, too), koordinator (and, but,so for, or, and so, and yet), dan subordinator (while, since, though, when, as, before, as though, if, until, because, after). Sementara perbedaan melibatkan penggunaan konektor (then, and then, and then on the other, and on the other, instead of, and moreover, and thus, for thus, or otherwise and just then), koordinator (so that and as yet), subordinators (as soon as, but if, till, as if, and after, for when, and as, after a time, and because, just as soon as, after that, and after that, and if, and when, so when, as before, until after, meanwhile, but when, and and though). Transition signals yang hanya ditemukan pada artikel ilmiah adalah konektor (for example, indeed, an example, for instance, accordingly, in fact, in brief and otherwise), koordinator (or so), suibordinator (although, even though, even after, but after, so if, but for and so while, despite, such as, years ago, in the middle ages, at the end, another and over the last half). Studi ini menunjukkan bahwa jenis teks yang berbeda tampaknya memiliki pilihan transition signals untuk pengaturan gagasan dan informasi dalam teks.Kata kunci: text types, folktales, encyclopedia articles, transition signals
Satu Berita, Dua Pendirian: Representasi Berita Perpindahan Kedutaan AS ke Yerusalem oleh Dua Kantor Berita Ni Ketut Mirahayuni
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 8, No 1 (2019): Ranah: Jurnal Kajian Bahasa
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.215 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v8i1.925

Abstract

This papper is a comparation study of  - two representations of one news in online media discourse. The focus of the study is the news on one recent world event: the US Embassy move to Jerusalem. Language in public affairs media—such as news—discusses three elements: representations, identities and relations (Fairlough, 1995). This study analyzes the three elements by comparing the same news event reported by two sources: Associated Press and Aljazeera news agencies in three sets of questions: (1) how is the world represented? (2) what identities are set up for those involved in the programme or story? and (3) what relationships are set up between those involved? The study found striking similarities and differences in the linguistic elements of the two texts. The similarity may be due to adoption of one text by one news agency from the other. Yet the differences may indicate differing representations of the elements in the two news. ABSTRAKStudi ini membandingkan dua representasi dari satu berita alam wacana media online. Fokus penelitian ini adalah pemberitaan tentang satu peristiwa dunia akhir-akhir ini: perpindahan kedutaan besar Amerika Serikat di negara Israel ke  kota Yerusalem.  Bahasa dalam media publik—seperti koran—membahas tiga unsur: representasi, identitas dan relasi  (Fairclough, 1995). ? Studi ini menganalisis ketiga unsur tersebut dengan membandingkan pemberitaan satu peristiwa oleh dua sumber berita: Associated Press dan Aljazeera. Ketiga unsur yang direpresentasikan dalam tiga pertanyaan: (1) bagaimanakah dunia direpresentasikan?, (2) identitas apakah yang dibangun bagi mereka yang terlibat dalam program atau berita tersebut?, dan (3) hubungan-hubungan apakah yang dibangun di antara mereka yang terlibat di dalamnya? Studi ini menemukan persamaan dan perbedaan unsur kebahasaan yang amat mencolok di dalam dua teks tersebut. Persamaan tampaknya disebabkan adopsi teks sumber berita pertama oleh oleh sumber berita yang menyirkan belakangan. Namun perbedaan tampaknya menunjukkan representasi unsur-unsur secara berbeda di kedua teks.