This Author published in this journals
All Journal Mozaik Humaniora
Nur Aida Kubangun
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pattimura

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Dampak Negatif Jembatan Merah Putih terhadap Komunitas Subaltern Pendayung Perahu di Teluk Ambon Nur Aida Kubangun; Revaldo Pravasta Julian M.B. Salakory
MOZAIK HUMANIORA Vol. 21 No. 2 (2021): MOZAIK HUMANIORA VOL. 21 NO. 2
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mozaik.v21i2.29294

Abstract

Artikel ini membahas tentang kelompok subaltern pendayung perahu di desa Poka. Penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan sebuah strategi bagi subaltern pendayung perahu Poka-Galala agar dapat memperoleh strategi yang tepat agar dapat keluar dari himpitan kemiskinan yang diakibatkan adanya pembangunan Jembatan Merah Putih (JMP) sehingga berkurangnya pendapatan  subaltern bahkan hilang mata pencaharian yang selama ini  merupakan  sumber penghasilan dalam menghidupi keluarga mereka. Selain  itu penelitian juga diharapkan dapat dilihat oleh  stakeholder  pada propinsi  Maluku maupun pemerintah Kota Ambon  agar mendapat solusi yang tepat dalam mengembalikan sistem mata pencaharian hidup yang ada pada kalangan subaltern  pendayung perahu Poka-Galala yang selama ini menggantungkan hidup pada pekerjaan ini. Untuk itu penelitian diharapkan dapat menghasilkan sebuah strategi yang tepat bagi para subaltern, namun apakah subaltern ini mampu jika tidak dibantu baik secara finansial maupun secara moril berupa motivasi untuk memperjuangkan hak-hak mereka serta bagaimana menyuarakan hak mereka pada pemerintah sebab pada dasarnya subaltern adalah kelompok masyarakat yang termarginalkan yang tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka inginkan mereka membutuhkan suara-suara yang tegas yang dududk di pemerintahan, dan bagaimana dengan perhatian pemerintah itu sendiri, kebijakan yang mereka butuhkan adalah kebijakan yang benar-benar berpihak pada subaltern, jika diperbolehkan maka pemerintah seyogiyanya dapat merekayasa kembali teluk Ambon yang indah ini sebagai tempat wisata berbasis perairan laut sehingga dapat mengembalikan kembali pendapatan subaltern yang berkurang bahkan hilang sama sekali akibat adanya pembangunan Jembatan Merah Putih.