Afifa Khalida
Program Studi Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Indonesia.

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penambahan Lisin pada Pakan Komersial terhadap Retensi Protein dan Retensi Energi Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum) [Lysine Addition on Commercial Feed to the Protein Retention and Energy Retention Colossoma macropomum] Agustono agustono; Widya Paramita; Afifa Khalida
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 9 No. 2 (2017): Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jipk.v9i2.7637

Abstract

                                                                   AbstrakAsam amino adalah komponen terkecil yang menyusun protein. Sejumlah asam amino akan dihubungkan satu sama lain melalui perantara ikatan peptida untuk membentuk protein. Asam amino telah dibagi menjadi dua; yaitu asam amino esensial dan asam amino non-esensial. Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan; karena itu asam amino esensial harus ada dalam pakan. Lisin adalah salah satu dari sepuluh asam amino esensial, fungsi lisin adalah untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lisin dalam pakan komersial terhadap retensi protein dan retensi energi ikan bawal air tawar. Metode yang digunakan adalah desain eksperimen rancangan acak lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah kadar lisin yang berbeda, yaitu P0 (0%), P1 (0,6%), P2 (1,2%), P3 (2,4%), P4 (4,8%) dan perlakuan  diulang 4 kali. Parameter utama yang diamati adalah retensi protein dan retensi energi pada air tawar bawal. Parameter yang diukur didukung oleh parameter kualitas air. Analisis data menggunakan Analisis Varian (ANOVA) dan untuk menentukan perlakuan terbaik digunakan Duncan's multiple range test. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan (p <0,05) dalam retensi protein dan energi adalah daging ikan bawal air tawar. Retensi protein dan retensi energi dalam pengobatan P1 (0,6% lisin), P2 (1,2% lisin), P3 (2,4% lisin) dan P4 (4,8% lisin) berbeda secara signifikan dengan perlakuan P0 (kontrol). Kualitas air selama 40 hari perlakuan ditetapkan pada suhu 27-300 C, pH 7,5-8,5, amonia 4 mg / l dan oksigen terlarut 4 mg / l.                                                                 AbstractAmino acids are the smallest components that compose proteins. A number of amino acids will be conducted to one another through the intermediary of peptide bonds to form proteins. Amino acids have divided into two; those are essential amino acids and non-essential amino acids. The essential amino acids are amino acids that can not be synthesized by the body of fish; therefore the essential amino acids must be in feed. Lysine is one of the ten essentials amino acids , the function of lysine are for the growth and repair body tissues. This research was aimed to determine the effect of lysine in commercial feed on protein retention and energy retention of freshwater Bawal.The method used is experiment with a completely randomized design as an experimental design. The treatment used is different lysine levels , namely P0 ( 0 % ) , P1 ( 0.6 % ) , P2 ( 1.2 % ) , P3 ( 2.4 % ) , P4 (4.8 % ) and treatment was repeated 4 times. The main parameters were observed protein retention and energy retention on Bawal fresh water. Parameters measured were supported by water quality parameters. Analysis of the data using Analysis of Varian ( ANOVA ) and to determine the best treatment used Duncan 's multiple range test. The results showed the significant differences ( p < 0.05 ) in protein retention and energy were freshwater pomfret fish meat. Retention of protein and energy retention in treatment P1 ( 0.6 % lysine ) , P2 ( 1.2 % lysine ) , P3 ( 2.4 % lysine ) and P4 ( 4.8 % lysine ) was significantly different with treatment P0 ( control ). The quality of water for 40 days treatment was set to temperature 27-300 C, pH 7.5-8.5, ammonia 4 mg/l and dissolved oxygen 4 mg/l.