Heda Melinda Nataprawira
Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MANFAAT INTERVENSI DINI ANAK USIA 6–12 BULAN DENGAN KECURIGAAN PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN Susanty, Anne; Fadlyana, Eddy; Nataprawira, Heda Melinda
Majalah Kedokteran Bandung Vol 46, No 2 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1413.291 KB)

Abstract

Penyimpangan perkembangan masih merupakan masalah bagi anak di Indonesia. Untuk meminimalkan penyimpangan perkembangan yang dicurigai maka intervensi perkembangan secara dini dapat dilakukan sebagai upaya untuk merangsang berbagai aspek perkembangan. Tujuan penelitian untuk mengetahui manfaat intervensi perkembangan secara dini terhadap anak usia 6?12 bulan yang mengalami kecurigaan penyimpangan perkembangan. Penelitian intervensi tes pra dan pasca dilakukan selama bulan Januari?Maret 2011. Subjek adalah anak sehat usia 6?12 bulan di kelurahan Cibangkong dan Kebongedang Kiaracondong, Bandung. Penapisan perkembangan anak dilakukan dengan menggunakan kuesioner praskrining perkembangan (KPSP) dengan interpretasi hasil sesuai, meragukan, dan penyimpangan. Apabila didapatkan hasil yang meragukan maka orangtua diajarkan melakukan intervensi setiap hari di rumah selama 2 minggu dengan pemantauan setiap 2 hari dengan menggunakan kartu harian. Apabila masih terdapat hasil meragukan pada pascaintervensi, maka dilakukan intervensi ulang selama 2 minggu dengan pengawasan seperti sebelumnya. Analisis perbedaan pra dan pascaintervensi dini dilakukan dengan Tes Cochran. Dari 242 anak sehat yang diperiksa terdapat 208 (86,0%) anak dengan perkembangan sesuai, 33 (13,6%) anak perkembangan meragukan, dan 1 (0,4%) anak mengalami penyimpangan perkembangan. Drop out terjadi pada 1 dari 33 anak karena dirawat di rumah sakit. Setelah intervensi kecurigaan penyimpangan perkembangan turun menjadi 12/32 setelah 2 minggu, dan 4/32 pada akhir intervensi (p<0,001). Simpulan: terdapat manfaat intervensi dini anak usia 6?12 bulan yang mengalami kecurigaan penyimpangan perkembangan. [MKB. 2014;46(2):63?8]Kata kunci: Deteksi dini, kuesioner praskrining perkembangan Early Intervention Benefits for Children 6?12 Months Old with Suspect Developmental DelayDevelopmental delay is still a main problem for children in Indonesia. Early intervention is an effort to minimize this delay. The aim of this study was to determine the advantages of early intervention in children 6?12 months old who were suspected as experiencing developmental delay. An intervention study with pre and post design was performed on physically healthy children aged 6?12 months in Cibangkong and Kebongedang, Kiaracondong Bandung between January and March 2011. Children developmental screening was performed using kuesioner praskrining perkembangan (KPSP), or development pre-screening questionnaire, to show appropriate, suspected, or delayed interpretation. When the result of the questionnaire was not really clear for making conclusion, parents were tought to do the intervention at home every day for two weeks with a monitoring performed every 2 days using the daily card. If the result was still not clear after the intervention, the same intervention was repeated for 2 weeks under monitoring. The differences found in the pre and post design were analyzed with Cochran`s test. From 242 healthy children involved in this study, 208 (86.0%) were categorized as appropriate, 33 (13.6%) were suspected to experience developmental delay and one child (0.4%) was delayed. One of thirty three children dropped out from this study because he was admitted to the hospital due to illness. After the intervention, the number of children who were suspected as experiencing delay decreased to 12/32 in two weeks and to 4/32 (p<0.001) after the intervention ended. In conclusion, early intervention provides benefits to children aged 6?12 months who are suspected as experiencing developmental delay.[MKB. 2014;46(2):63?8]Key words: Early detection, KPSP (development pre-screening questionnaire) DOI: 10.15395/mkb.v46n2.275
Hubungan Kadar Albumin Serum dengan Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Urine pada Penderita Sindrom Nefrotik Anak Nurisya, Deasy; Nataprawira, Heda Melinda; Sekarwana, Nanan
Majalah Kedokteran Bandung Vol 46, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (681.755 KB)

Abstract

Neutrophil gelatinase-associated lipocalin  (NGAL)  merupakan  penanda biologis  kerusakan ginjal yang kadarnya meningkat sejalan dengan terjadinya kerusakan pada tubulus proksimal. Tujuan  penelitian untuk  menganalisis hubungan  kadar albumin serum dengan NGAL urine pada penderita SN anak dalam serangan.  Subjek adalah  penderita SN dalam serangan berusia 1−14 tahun. Penelitian observasional analitik dengan metode potong lintang dilaksanakan  di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah  Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung dari September 2011 sampai Maret 2012. Pemeriksaan kadar albumin serum  dilakukan dengan metode bromcresol green dan  NGAL urine dengan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Uji statistik dengan Korelasi  Pearson  untuk data dengan distribusi normal.  Subjek terdiri atas 14 laki-laki dan 10 perempuan. Kadar albumin serum rerata dan  NGAL urine rerata  adalah 1,37 (SB 0,33) g/dL dan  2.719,37 (SB 3.781,82) ng/mL.  Hasil analisis menunjukkan hubungan bermakna antara penurunan kadar albumin serum dan  peningkatan kadar NGAL urine (r=-0,519; p=0,009).  Simpulan, semakin rendah kadar albumin serum maka semakin tinggi kadar  NGAL urine. Pada penderita SN anak dengan hipoalbuminemia perlu diwaspadai penurunan fungsi ginjal.    Kata kunci: Albumin, anak,  NGAL urine, sindrom nefrotikCorrelation between Serum Albumin and Urine Neutrophil Gelatinase Associated Lipocalin Levels in Children with Nephrotic SyndromeNeutrophil gelatinase-associated lipocalin (NGAL) is a biological marker found in kidney damage that increases in proximal tubular  damage. The purpose of this study was to analyze the correlation between serum albumin and  urine NGAL (uNGAL) levels in children with NS at initial presentation or relapse. Subjects in this study were 1−14 year-old children with NS. An observational analytical study with cross sectional design was conducted in the Pediatric Department of Dr. Hasan Sadikin General Hospital Bandung and Bandung City Public Hospital from September 2011 to March 2012. The serum albumin level and uNGAL level were measured using bromcresol green method and enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), respectively. Data were analyzed using Pearson correlation test on normal distribution data. Subjects consisted of 14 boys  and 10 girls. Mean serum albumin  and  uNGAL levels were 1.37 (SD 0.33) g/dL  and  2,719.37 (SD 3,781.82) ng/mL, respectively. There was a significant correlation between decreased albumin level and elevated uNGAL level (r=−0.519, p=0.009). In conclusion, the lower the albumin level, the higher the uNGAL level. An awareness should be developed towards the possibility that hypoalbuminemia in children with NS might decrease renal function. Key words:  Albumin, children, nephrotic syndrome, uNGAL DOI: 10.15395/mkb.v46n3.319