Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level Pada Tangki Penyimpanan Menggunakan Degree Of Freedom Analysis Dengan Tunning PID Berdasarkan Metode Cohen-Coon Firmansyah Adi Nugroho; Prima Dewi Permatasari; Hendrik Elvian Gayuh Prasetya
Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer Vol 9, No 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Fakultas Teknik Elektro - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/setrum.v9i2.9410

Abstract

The storage tank is one of the most important operating units used in the generation process. This operating unit functions as water storage which will later be used as raw material for making steam. To maintain the mass balance system and the energy balance system in the storage tank, a proper control system is needed. One of the variables controlled in this operating unit is implementing a level control system. In a process control system, key knowledge is needed, namely determining the process variable (PV), manipulated variable (MV), and disturbance variable (DV). If it is wrong in determining the three types of variables, then the output from the control system that we provide is not by the value we want (setpoint). Analysis of degrees of freedom (DOF) is used to determine the number of manipulated variables in the storage tank operation unit. To determine the number of variable numbers and the number of equation numbers can be used by looking at the mathematical equation model of the storage unit operation. Meanwhile, to determine the number of variables used in the above equation is to choose the type of variable that affects the process if the variable is changed. PID tunning needs to be done to determine the best proportional, derivative, and integral constant values, which later the output we want is the same as the setpoint value. Cohen Coon is a PID tunning method that can tolerate a constant amplitude oscillation state. Cohen-Coon is trying to improve the oscillation method by using the quarter amplitude decay method. The closed-loop response system, in this method, is made so that the response is in the form of a quarter amplitude decay. Quarter amplitude decay is defined as a transient response whose amplitude in the first period has a ratio of one quarter (1/4).
Sistem Pengendalian Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Menggunakan Metode Plantwide Control Hendrik Elvian Gayuh Prasetya
Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer Vol 10, No 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Fakultas Teknik Elektro - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/setrum.v10i1.11225

Abstract

Kebutuhan akan energi listrik tiap tahun terus bertambah, berdasarkan data yang diperoleh dari Rencana Usaha Pengembangan Tenaga Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN 2015-2024 menyatakan bahwa peningkatan konsumsi listrik tiap lima tahun sekali sebesar 239 GWh. Oleh karena itu dibutuhkan supplay energi listrik yang mampu mengatasi permasalahan tersebut. Terdapat dua macam supplay energi listrik, yakni supplay energi listrik secara konvensional dan non konvensional (energi terbartukan). Supplay energi listrik non konvensial dengan memanfaatkan energi terbarukan saat ini kurang cocok digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik, hal ini dikarena nilai efisiensi yang dihasilkan cukup rendah. Oleh karena itu, supplay energi listrik secara konvensial diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik hingga tahun 2024. Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan salah satu contoh supply energi listrik secara konvensial. Prinsip kerja dari PLTU dengan cara membuat uap bertekanan tinggi dari pembakaran batu bara, yang selanjutnya uap tersebut mampu memutarkan turbin dan generator sehingga mengahasilkan energi listrik. PLTU terdiri dari beberapa unit operasi antara lain : economizer, superheater, turbin, condenser, deaerator, dan unit operasi lainnya. Oleh karena itu, diperlukannya sistem pengendalian yang tepat untuk menghasilkan listrik yang sesuai dengan keinginan. Terdapat dua macam cara untuk menentukan sistem pengendalian pada PLTU, yang pertama memasangkan semua sistem pengendalian pada tiap unit operasi dan yang kedua menentukan prioritas sistem pengendalian yang tepat. Langkah menentukan prioritas sistem pengendalian merupakan solusi yang tepat. Salah satu cara menentukan prioritas sistem pengendalian yakni menggunakan metode plantwide control. Terdapat dua jenis metode yang ada pada plantwide yaitu bottom-up dan top-down. Metode plantwide control yang digunakan pada penelitian ini yakni metode top-down. Berdasarkan metode plantwide control, terdapat sembilan macam sistem pengendalian pada PLTU, antara lain : sistem pengendalian pengendalian daya (IC 100) – turbin, sistem pengendalian temperatur (TIC 103) – superheater, sistem pengendalian flow (FIC 103) – steam drum, sistem pengendalian level (LIC 101) – steam drum, sistem pengendalian flow (FIC 101) – steam drum, sistem pengendalian temperature (TIC 101) – economizer, pengendalian temperature (TIC 104) – deaerator, sistem pengendalian flow (FIC 102) – deaerator, dan sistem pengendalian temperature (TIC 102) – condenser. Diharapkan kesembilan sistem pengendalian yang diberikan, mampu menghasilkan respon dinamik yang baik. Uji closed loop merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui respon dinamik. Parameter uji closed loop berupa nilai max overshoot, settling time, dan integral absolute error. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan didapatkan besar maksimum overshoot yang dihasilkan sebesar 0%, nilai settling time tidak melebihi 10000 menit, nilai IAE tidak melebihi 5000, dan semua proses variable mampu mengikuti nilai set point yang diberikan. Oleh karena itu, semua sistem pengendalian yang diberikan menghasilkan nilai respon dinamik yang sesuai dengan yang diinginkan.
STUDI EKSPERIMEN SUPLAI GENERATOR OXYHYDROGEN MENGGUNAKAN KATALIS KOH Hendrik Elvian Gayuh Prasetya; Joke Pratilastiarso; Rif'ah Amalia; Mardatillah Intan F
Jurnal Teknologi Terapan Vol 5, No 1 (2019): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1035.66 KB) | DOI: 10.31884/jtt.v5i1.155

Abstract

Oxyhydrogen  is  the  most  promising  gas  which  significantly  can  reduce  the  fuel consumption  and  the  number  of  emissions  that  produced,  by  adding  the  gas  into combustion  chamber.  To  utilize  decreasing  emissions,  this  paper  study  about  added oxyhydrogens  gas  on  combustion  process  (hybrid)  in  motor  fuel.  This  paper  focuses  on evaluating  the performance  (power, mass  flow, and efficiency)  of oxyhydrogen generator with  12V source  voltage,  while  for  the  generator  installation  circuit  is  done  in  parallel which  is  expected  to  produce  maximum  oxhydrogen  gas  content.  The  type  of  electrolyte used as a generator solution is a base  ????????????  concentrate (1, 3, 5, 7, 9 gram / Li ter), basic solution  ????????????  is  chosen  because  it  has a tendenc to produce a  lot of hydrogen gas.  The methods are design the generator, string the generator and the measuring instrument up, and also the performance testing. As the result, the higher consentrate of the catalyst, the higher the power needed, the higher  mass flow produced, and the higher efficiency that obtained by using parallel electrode aligntment.
Perancangan Sistem Kontrol Kecepatan Pengadukan Terhadap Produksi Biogas pada Bioreaktor Achmad Fawaidz Bintang Azisa; Hendrik Elvian Gayuh Prasetya; Rif'ah Amalia
Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-elektronika-telekomunikasi-komputer Vol 12, No 1 (2023): Edisi Juni 2023
Publisher : Fakultas Teknik Elektro - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/setrum.v12i1.19807

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya sumber daya energi terpusat pada energi yang bersifat unrenewable resources di Indonesia. Permasalahan ini membuat pemerintah Indonesia mengeluarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) dengan salah satu target pemngembangan energi terbarukan berbasis bioenergi, yaitu pemanfaatan biogas sehingga mengurangi ketergantungan energi dari bahan bakar fosil. Penelitian ini menggunakan metode PID dengan tunning Zeigler Nichols 2 untuk mengontrol kecepatan putaran pengaduk untuk mendapatkan kondisi kecepatan pengadukan yang terjaga dan stabil sehingga mempermudah dalam melakukan analisis hasil respon. Dalam perancangan alat dilakukan kalibrasi sensor yang dilakukan untuk memastikan bahwa komponen atau sistem yang digunakan dapat memberikan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Dalam pengkalibrasian sensor temperatur menggunakan termometer didapatkan nilai dari persamaan sebesar R2 = 0.991. Sementara pada pengkalibrasian sensor pH dengan menggunakan pH meter digital didapatkan nilai R2 sebesar 0.9907. Untuk nilai kalibrasi sensor kecepatan yang didapatkan menggunakan tachometer yaitu sebesar R2 = 0.9923. Dari proses kalibrasi didapatkan nilai R2 yang mendekati nilai 1 yang artinya apabila nilai R2 semakin mendekati 1 maka hasil perhitungan akan semakin akurat.
RANCANG BANGUN SMART BIOGAS PLANT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INTERNET OF THINGS (IOT) Hendrik Elvian Gayuh Prasetya; Rif'ah Amalia; Achmad Fawaidz Bintang Azisa; Aulia Lailatul Fitri; Muhammad Rizal Jibran
Suara Teknik : Jurnal Ilmiah Vol 13, No 2 (2022): Suara Teknik: Jurnal Ilmiah
Publisher : Fakultas Teknik UM Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/stek.v13i2.4864

Abstract

Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik dalam kondisi tertutup (anaerob) oleh mikroorganisme. Dalam penelitian ini, produksi biogas menggunakan bahan baku dari kotoran sapi. Kotoran sapi merupakan sumber yang baik karena mengandung bakteri penghasil metana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan EM4 terhadap kualitas biogas yang dihasilkan. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium PLC, Program Studi Sistem Pembangkit Energi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan dan memvariasikan rasio bahan yang digunakan untuk menghasilkan biogas. 1 adalah 50 kg kotoran sapi : 50 liter air: 3 Liter EM4, varian 2 adalah 50 kg kotoran sapi : 50 liter air : 1.5 Liter EM4 dengan varian 3 adalah 25 kg kotoran sapi : 25 liter air : 3 Liter EM4. Biogas diproduksi di dalam fermentor berkapasitas 200 liter dengan pengadukan tiga kali sehari menggunakan sistem batch dan masa penelitian selama 25 hari untuk setiap varian. Pengambilan data berupa kandungan CH4, CO2, H2S, suhu dan tekanan dijalankan setiap hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa varian 1 mampu menghasilkan biogas dengan kandungan gas CH4 sebesar 53,6% dan menghasilkan warna nyala kuning-biru dengan durasi nyala 56 detik pada uji pembakaran.