Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Penambahan Mikropartikel Ekstrak Gambir (Uncaria gambir Roxb) Terhadap Sifat Fisik dan Sensori Sabun Transparan Minyak Kelapa Sawit Neswati, Neswati; Didi Ismanto, Sahadi; Derosya, Vioni
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 38, No 2 (2021)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v38i2.6380

Abstract

Penelitian ini bertujuan menentukan tingkat penambahan yang terbaik dari ekstrak gambir (Uncaria gambir, Roxb) dalam bentuk mikropartikel pada sabun transparan berbasis minyak sawit. Penambahan berbagai tingkat mikropartikel ekstrak gambir akan mempengaruhi sifat fisik dan sensori sabun transparan. Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dengan perbesaran 200x ukuran mikropartikel ekstrak gambir berkisar antara 12,1 – 22,8 µm. Penelitian ini menggunakan 8 perlakuan dengan 2 ulangan, yaitu penambahan mikropartikel ekstrak gambir dengan konsentrasi 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% dan 10%. Penambahan 3% mikropartikel ekstrak gambir memberikan hasil yang terbaik dengan karakteristik kekerasan 17,53± 1,99 kg/cm2, stabilitas busa 84,18 ± 0,08 %, uji iritasi 0, nilai warna 4,70 ± 0,47  dan transparansi 4,60 ±  0,60.
CHARACTERISTICS OF JELLY CANDY OF PAPAYA (Carica papaya L.) WITH ADDITION OF COW GELATIN Neswati Neswati
Jurnal Agroindustri Vol 3, No 2 (2013)
Publisher : BPFP Faperta UNIB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/j.agroindustri.3.2.105-115

Abstract

Papaya is very potential to be developed as an industrial raw material candy because it contains a number of phytochemical compounds that are beneficial for the body. This study aims to investigate the characteristics of jelly candy of papaya with addition of cow gelatin by 6%, 8% , 11% and 13%. In jelly candy made observations on pH, moisture content, ash content, reducing sugar content, sucrose content, vitamin C content, total acid, antioxidant activity by DPPH, total plate count, organoleptic and the best jelly candy analysis of beta-carotene The results showed that the addition of 11% cow gelatin to produce the best characteristics of jelly candy. The parameters are pH 4.83, 17.63% moisture content, ash content of 0.98% , 19.75% reduction sugar , sucrose content of 35.48%, levels of vitamin C 59.81 mg/100gr material, total acid 2.09%, 35.33% antioxidant activity, total plate count 3.9 x 103 colonies/g, 7.9934 mg/100 g levels of beta-carotene, and organoleptic tests with a level, 95% color, scent 85%, 85% flavor, and texture of 95%.
Pelatihan Penanganan dan Pengolahan Susu Kambing di Nagari Bukit Batabuh Kabupaten Agam Sahadi Didi Ismanto; Hasbullah Hasbullah; Anwar Kasim; Fauzan Azima; Kesuma Sayuti; Rini B.; Novizar Novizar; Neswati Neswati; Tuty Anggraini; Netty Sri Indeswari
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.647 KB) | DOI: 10.25077/logista.2.2.32-39.2018

Abstract

ABSTRAK: Permasalahan utama yang dihadapi kelompok saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk mengolah susu kambing. Susu yang dihasilkan hanya diolah menjadi susu pasteurisasi di dalam kemasan kantong plastik. Dalam hal penanganan susu segar, penerapan kebersihan, praktik higiene, dan sanitasi juga masih belum baik. Dengan demikian, susu segar dan susu pasteurisasi yang mereka produksi dan pasarkan belum dapat dijamin keamanannya untuk dikonsumsi. Di samping keterbatasan penguasaan teknologi juga belum optimalnya kelembagaan kelompok yang baru berjalan sebatas bekerja sama dalam hal teknis berternak, namun belum berkembang dalam hal pengadaan bersama dan pemasaran produk secara bersama. Dengan demikian tingkat efisiensi dalam hal biaya produksi dan biaya pemasaran belum bisa diperoleh oleh kelompok. Masalah sebagaimana yang dijelaskan di atas, ditawarkan untuk diselesaikan dengan alternatif sebagai berikut :a) Memberikan pelatihan teknik kebersihan, sanitasi dan higienis pemerahan dan penanganan susu segar dan susu pasteurisasi, serta teknik pengemasan; b) Memberikan pelatihan teknik pengolahan susu menjadi berbagai produk olahan susu c) Memberikan Peningkatan wawasan dan pengetahuan kelompok mengenai pemasaran produk olahan susu kambing d) Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok peternak kambing untuk menuju kelompok tani yang profesional.Kata kunci: Susu Kambing, Ternak Kambing, Olahan Susu Kambing, Kambing Etawa
STUDI PEMBUATAN FRUITY MIE MENGGUNAKAN CAMPURAN TEPUNG TERIGU, MOCAL, DAN EKSTRAK TERUNG PIRUS Gita Addelia Nevara; Zuraida Zaki; Neswati Neswati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.701 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.1.61-72.2018

Abstract

Penelitan ini bertujuan untuk memperoleh tingkat substitusi MOCAL yang tepat dalam pembuatan mie basah dan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak terung pirus terhadap karakteristik dan daya terima fruity mie. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, dimana pada tahap I dilakukan pembuatan mie basah dengan substitusi MOCAL terhadap tepung terigu sebesar 100%, 40%, 30%, 20% dan dilakukan uji organoleptik untuk mendapatkan tingkat substitusi MOCAL terbaik. Hasil penelitian tahap I kemudian digunakan dalam penelitian tahap II berupa penambahan ekstrak terung pirus dengan berbagai konsentrasi, yaitu 100%, 80%, 60%, 40% dan 0%. Selanjutnya dilakukan uji organoleptik serta analisis kimia meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar vitamin C, nilai pH dan total konsentrasi antosianin untuk produk terbaik. Dari hasil penelitian tahap I diperoleh substitusi terbaik MOCAL terhadap tepung terigu sebesar 20% dan hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa perlakuan pada penelitian memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar protein, kadar vitamin C, nilai pH dan warna, namun memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kadar air, kadar abu, aroma, rasa dan tekstur fruity mie. Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan ekstrak terung pirus sebesar 40% merupakan produk terbaik dengan rata-rata nilai kesukaan terhadap warna 3,45 (agak suka), aroma 3,10 (agak suka), rasa 3,35 (agak suka) dan tekstur 3,15 (agak suka), kadar air 37,49%, kadar abu 2,24%, kadar protein 9,22%, kadar vitamin C 0,04%, nilai pH 7,22 dan total konsentrasi antosianin 12,38 mg CyE/gr sampel.
EKSTRAKSI KOMPONEN BIOAKTIF SERBUK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan, L) DENGAN METODE ULTRASONIKASI Neswati Neswati; Sahadi Didi Ismanto
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.456 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.2.187-194.2018

Abstract

Komponen bioaktif dari kayu secang (Caesalpinia sappan, L) dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antioksidan. Komponen bioaktif tersebut dapat diekstraksi dengan menggunakan metode ultrasonikasi yang diberi perlakuan jenis pelarut (air dan etanol), suhu ekstraksi (20°C, 30°C dan 40°C) dan lama ekstraksi (20 menit, 30 menit dan 40 menit). Adapun parameter yang diuji yaitu antibakteri Staphylococcus aureus dengan metode zona bening, aktivitas antioksidan IC 50, total fenol, dan total flavanoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum ektraksi kayu secang dengan metode ultrasonikasi adalah menggunakan pelarut etanol 65% pada suhu 30°C selama 40 menit dengan parameter yaitu kadar flavonoid sebesar 0,0667±0,0053 mg QE/g sampel, kadar total fenol sebesar 38,7500±3,6534 mg GAE/g sampel, antibakteri Staphylococcus aureus sebesar 23,25±1,2021mm, dan aktivitas antioksidan IC50 sebesar 1,2978±0,0013 mg/mL.
PENJERNIHAN MINYAK BIJI KARET MENGGUNAKAN BERBAGAI KONSENTRASI BENTONIT DIAKTIVASI DENGAN ASAM SULFAT (H2SO4) Rahmadanis Rahmadanis; Nola Resgita; Isa Istiqomah; Neswati Neswati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.783 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.2.124-132.2019

Abstract

Minyak biji karet yang keruh bisa dijernihkan menggunakan bentonit yang diaktivasi menggunakan asam sulfat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi bentonit yang diaktivasi menggunakan asam sulfat untuk penjernihan minyak biji karet, dan pengaruhnya terhadap sifat fisiko kimia minyak biji karet. Rancangan peneltian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Analisis data menggunakan Analisys Of Variant (ANOVA) dan hasil yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan’s New Multiple Range Test) pada taraf 5%. Perlakuannya yaitu penjernihan minyak biji karet dengan penambahan bentonit aktivasi sebesar 0 %, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisika-kimia minyak biji karet. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan persentase bentonit yang diaktivasi menggunakan asam sulfat (H2SO4) pada penjernihan minyak biji karet memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai rendemen, kadar air, viskositas, bilangan asam, bilangan asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, dan bilangan penyabunan yang dihasilkan, tetapi tidak berbeda nyata terhadap nilai massa jenis minyak biji karet. Perlakuan terbaik didapatkan dengan penambahan bentonit aktivasi 3% dari jumlah minyak biji karet
Analisis Kimia dan Sifat Antibakteri Sabun Transparan Berbasis Minyak Kelapa Sawit dengan Penambahan Ekstrak Mikropartikel Gambir Neswati Neswati; Sahadi Didi Ismanto; vioni derosya
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.379 KB) | DOI: 10.30997/jah.v5i2.1832

Abstract

Gambir extract microparticle is adding the value of palm oil-based transparent soap. Catechin content from extract gambir has the antibacterial activity to Staphylococcus aureus. As microparticle, extract gambir can be absorbed well into skin pore when applied as one of transparent soap contents. Thus, this research aimed for obtaining information related to the optimum concentration of extract gambir in microparticle, based on chemical characteristic and antimicrobial. Gambir was locally obtained from Pangkalan, 50 Kota District, West Sumatera. Gambir was diluted in ethanol then ultrasonified in order to get gambir as microparticle. There were 8 treatments and duplicated which were 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9% and 10% of gambir extract addition. From this study, the optimum addition of gambir extract was 5% with 26.11% of water and volatile content, 1.0823% was insoluble in ethanol, 0.96% of free fatty acid, 46.48% of fatty acid, 13.86% unsaponifiable fraction, and the inhibition zone diameter of  Staphylococcus aureus was 36.6 mm. 
Addition Of Chain Extender To Improve Flexible Polyurethane Foam Characteristics Of Palm Oil Polyol Neswati -; Novizar Nazir; Syukri Arief; Yurniwati
AJARCDE (Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment) Vol. 7 No. 1 (2023)
Publisher : Asia Pacific Network for Sustainable Agriculture, Food and Energy (SAFE-Network)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.975 KB) | DOI: 10.29165/ajarcde.v7i1.206

Abstract

The use of 100% palm oil polyol without the addition of a chain extender produced foam which initially expands and then collapses so that the resulting foam has tight pores, dense texture, and brittle (brittle). It was necessary to use a chain extender to improve the flexible properties of the foam. This study aimed to examine the ratio of palm oil polyols with a chain extender to produce flexible polyurethane foam with good characteristics. The treatment of this study was a combination of types and comparisons of palm oil polyols with chain extenders which were carried out 3 times, consisting of factor A = type of chain extender (diethylene glycol (DEG), diethanolamine (DEA), and polyethylene glycol (PEG)-400) and factor B = ratio of palm oil polyols. with a chain extender (80%:20%; 70%:30%; 60%:40%; 50%:50%). The obtained foam was observed visually, foam development, and foam density. The best sample for each type of extender was analyzed by FTIR. The results showed that 40% PEG-400 has succeeded in producing flexible polyurethane foam with higher expansion (291.22%), lower density (29 kg/m3), and visually has the best flexible properties. Based on FTIR analysis, the use of PEG-400 in the polyol system can increase the reactivity of palm oil polyols to isocyanates.