Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Human Care Journal

CARA PENULISAN RESEP YANG BAIK DAN BENAR UNTUK DOKTER UMUM: TINJAUAN SINGKAT Sidhi Laksono; Farhan Kurnia Pratama; Ilham Akbar; Devana Alifia Afifah; Putri Nur Laila Sunandar; Putri Salsabila Ediati
HUMAN CARE JOURNAL Vol 7, No 1 (2022): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v7i1.1634

Abstract

Obat merupakan salah satu komiditi dalam bidang kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Penulisan resep adalah suatu wujud akhir kompetensi dokter dalam pelayanan kesehatan yang secara komprehensif menerapkan ilmu pengetahuan dan keahlian di bidang farmakologi dan teraupetik secara tepat, aman dan rasional kepada pasien khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya. Bentuk standar penulisan resep di Indonesia terdiri dari inscriptio, invocatio, prescriptio, signatura, subscriptio dan pro.
TUGAS DAN PERAN TEKNISI KARDIOVASKULAR DALAM ABLASI ATRIAL FLUTTER Fitry Rahayu Nanang; Adia Putri Rohaeni; Sidhi Laksono
HUMAN CARE JOURNAL Vol 7, No 3 (2022): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v7i3.1985

Abstract

Ablasi jantung adalah perawatan yang digunakan untuk memperbaiki irama jantung yang disebabkan oleh aritmia termasuk atrial flutter. Atrial flutter dibagi menjadi atrial flutter tipikal dan atipikal. Contoh khas dari sirkuit re-entry adalah untuk kembali ke septum atrium dan menghasilkan pulsa gelombang melalui isthmus yang tertutup secara unilateral antara vena cava inferior dan sinus koroner dan anulus. Radiofrequency catheter ablation (RFCA) sangat efektif sebagai terapi lini pertama untuk mempertahankan irama sinus dari atrial flutter dengan tingkat keberhasilan lebih dari 90%. Perawatan utama untuk atrial flutter adalah ablasi kateter pada vena cava trisep. Teknisi kardiovaskular perlu memahami prosedur ablasi atrial flutter, pemantauan hemodinamik, pengukuran hasil, dan interpretasi. Selama tindakan, teknisi kardiovaskular juga memantau tanda-tanda vital, perubahan EKG, dan perubahan tekanan yang terjadi pada pasien dan segera memberi tahu operator jika ada perubahan. Teknisi kardiovaskular juga melakukan entri data pada monitor.
ELEKTROGRAM INTRAKARDIAK PADA ATRIAL FLUTTER Raisya Rahmadita; Ghina Nur Shafa; Sidhi Laksono
HUMAN CARE JOURNAL Vol 7, No 3 (2022): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v7i3.1984

Abstract

Aritmia adalah irama detak jantung yang tidak normal. Atrial flutter adalah salah satu aritmia yang paling umum dan ditandai dengan irama jantung abnormal yang cepat, Atrial Flutter dapat menyebabkan palpitasi, kelelahan, sinkop, dan emboli. Ketika atrial flutter terjadi, sinyal dari nodus sinoatrial bergerak melalui atrium kanan dengan kecepatan dan kontinuitas yang tidak normal. Hal ini menyebabkan atrium jantung berdetak terlalu cepat sekitar 250-320 denyut per menit (bpm), dan ventrikel jantung biasanya berdetak sekitar 150 bpm.  Atrial flutter adalah takikardia macroreentrant yang dapat berupa flutter atrium tipikal atau atipikal, tergantung pada lokasinya. Sumbu listrik dari gelombang flutter membantu mengidentifikasi penyebab atrial flutter. Faktor risiko terjadinya Atrial Flutter, termasuk usia gender 50 tahun ke atas, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit jantung bawaan, merokok, dan diabetes militus. Atrial Flutter dapat diidentifikasi dengan bentuk gelombang karakteristik EKG. Gambaran EKG pada Atrial flutter terlihat bergerigi. Elektrogram intrakardiak adalah rekaman aktivitas listrik di ruang jantung menggunakan elektroda multipolar yang ditempatkan di dalam jantung. IEGM direkam pada kecepatan yang jauh lebih tinggi dari 100 hingga 200 mm/detik.