Mina Zahara
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

NILAI KARAKTER DALAM PARNO ADAT PERNIKAHAN DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI Mina Zahara
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol 25 No 1 (2019): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v25i1.16

Abstract

Parno merupakan salah satu bentuk sastra lisan, Parno Adat pernikahan yang ada di Kecamatan Siulak berisikan tentang nasehat-nasehat bagaimana seharusnya adab seorang isteri dan suami ketika sudah berumah tangga dan mengajarkan aturan hidup bermasyarakat dengan keluarga pasangan. Parno digunakan dalam budaya masyarakat kerinci dalam kurun waktu yang cukup lama. Salain itu didalam Parno juga terdapat sumbangan berharga dari ajaran Islam dalam melengkapi berbagai aktifitas adat di Kerinci Parno adalah suatu bentuk karya lisan yang lahir dan berkembang dari masyarakat tradisional yang disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar disebarkan diantara kolektif tertentu dari waktu yang cukup lama. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam parno adat pernikahan Siulak adalah antara lain tanggungjawab, disiplin, santun, amanah, Percaya diri, kreatif, peduli, mandiri, berpikir kritis dan suka menolong.
TREND BARU ISLAM AWAL ABAD 21 Arki Auliahadi; Mina Zahara
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol 25 No 2 (2019): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v25i2.19

Abstract

Pembahasan dalam tulisan ini merupakan sebuah paparan tentang keadaan Islam di Indonesia awal abad ke 21 atau millenium ke 3. Pada waktu tersebut, keinginan umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam sudah sangat kuat sehingga muncul banyak pemikir Islam dan organisasi keislaman yang berdakwah mengajak masyarakat dengan paham keislamannya. Hal ini menimbulkan suatu dinamika tersendiri dalam perkembangan Islam di Indonesia. Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan dan perkembangan Islam pada awal abad ke 21 di Indonesia, munculnya cendekiawan Muslim dan organisasi-organisasi keislaman. Mengetahui seluk beluk bagaimana organisasi itu muncul dan bagaimana pandanganya tentang islam saat ini. Karena minimnya masyarakat tentang Islam maka melalui organisasi inilah mereka membahas secara rinci perkembangan islam pada abad 21, walaupun dalam pembahasan mereka itu banyak konflik interen maupun eksteren. Tetapi tidak semua organisasi menimbulkan konflik terkadang ada diantara pendapat mereka yang membuat masyarakat ingin lebih memperdalam islam. Dan keinginan untuk mengembalikan Islam Sejati sesuai Al-Qur’an dan Sunnah.
SEJARAH DAN EKSISTENSI LDII DI KELURAHAN MENDAHARA ILIR KECAMATAN MENDAHARA KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR Nur Azizah; Samsul Huda; Mina Zahara
Nazharat: Jurnal Kebudayaan Vol 26 No 01 (2020): NAZHARAT: Jurnal Kebudayaan
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30631/nazharat.v26i01.28

Abstract

Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) merupakan salah satu organisasi sosial masyarakat yang menjelma menjadi salah satu ormas Islam yang ternyata sulit diterima apalagi mendapat respon positif di masyarakat, bahkan kadang muncul pula labeling sesat oleh beberapa pihak. Hakikat ajaran dan pemikiran yang dikembangkan para pengikut ormas ini banyak dipertanyakan oleh berbagai pihak, karena mereka masih bersikap selektif terhadap orang baru dan tidak mau terbuka terhadap pihak terkait. Pengakuan mereka bahwa mereka sudah lepas dari ajaran Darul Hadits yang difatwakan sesat oleh MUI tidak mudah untuk mendapat respon positif. Sementara kenyataan di lapangan warga yang termasuk pengikut LDII menampakkan keselarasan dengan umat Islam dari kelompok lain hanya dalam hal yang bersifat sosiologis semata, bukan dalam ideologi dan pemikiran. LDII telah mengalami pasang surut sejak awal keberadaannya di Mendahara Ilir, meski sempat ditolok oleh masyarakat, namun LDII tetap eksis berkembang hingga sekarang di Mendahara Ilir, Kecamatan Mendahara Kabupataen Tanjung Jabung Timur.
Sistem Pemerintahan Jepang Pada Muslim Jambi Syu Tahun 1942-1945 Mina Zahara; Agus Fiadi
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 4 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v4i1.147

Abstract

This research is motivated by the author's observations on Japanese heritage in Jambi. Whether in the form of documents, objects and buildings. Meanwhile, the information regarding the Japanese occupation in Jambi is still insufficient and complete. Therefore the authors are interested in raising the title Reconstruction of the Dynamics of the Japanese Occupation Government in Jambi Syu. 1942-1945 AD. The research objective was to describe the state of Jambi prior to the Japanese occupation. Then describe the history of the Japanese entry in Jambi. Next, he describes the government system that was applied during the Japanese occupation in Jambi. This type of research is literature research using descriptive analytical methods with a historical approach using historical method work steps, the researcher will try to describe and tell what the author found in a thesis entitled Reconstruction of the Dynamics of Japanese Occupation Government in Jambi Syu. 1942-1945 AD. The results of this study indicate that before Japan conquered the Jambi residency, Japan first carried out propaganda in various aspects. Only then did Japan conquer. The government system used by Japan is different from the government system applied during the Dutch administration. the government system applied is a militaristic government sistem. This change has had a profound impact on the lives of the people of Jambi. Although using a different government system, the government structure used follows the old structure with changes in the pronunciation of each position into Japanese.