R.M. Kusmahardika Tinarsidharta
Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta, 57126

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

BEKSAN LAWUNG AGENG PADA UPACARA PERNIKAHAN AGUNG KRATON YOGYAKARTA R.M. Kusmahardika Tinarsidharta; R.M. Pramutomo
Gelar : Jurnal Seni Budaya Vol 14, No 2 (2016)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.194 KB) | DOI: 10.33153/glr.v14i2.2083

Abstract

Beksan Lawung Ageng Kraton Yogyakarta tidak hanya kinerja, tetapi juga bimbingan. Ini bimbingan baik untuk para pemain dan audiances. Mereka bisa dilihat dari gerakan heroik. Mereka juga dapat dilihat dari perubahankoreografi yang menceritakan tentang perjalanan hidup manusia dengan masalah. Di masa lalu, Beksan Lawung Ageng adalah media pembangunan karakter satria tama melalui disiplin latihan spiritual dan fisik yang parapenari harus memiliki. Tulisan ini mencoba untuk mengeksplorasi dan memperkenalkan nilai-nilai luhur yang terakumulasi dalam nilai-nilai etika dan estetika tari keraton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara berpikir,situasi sosial, politik, ekonomi, dan perubahan budaya mempengaruhi kreativitas dan fungsi tarian ini. Namun, bimbingan kehidupan orang Jawa masih prioritas dalam perubahan nilai-nilai tari dan fungsi, perubahan dariistana ritual danceto kesuburan ritual perkawinan anak sultan yang akhirnya dianggap sebagai kinerja yang unik dan artistik. Dari diskusi para pemain dan analis budaya makna, kesinambungan dan perubahan kinerjaistana tari estetik adalah representasi disimbolkan yang harus dipahami dan preservedthat harus menjadi wakil untuk memperkuat karakter bangsa dan iman mulai dari kehidupan pernikahan .Kata kunci: tari Lawung Ageng, simbol, bentuk, fungsi, dan perubahan.The dance Lawung Ageng Kraton Yogyakarta is not only a performance but also as guidance. It is a good guidance for dancers and audiences. It can be seen from the heroic movements and the change of choreography that tells about human life and its problems. In the past, the dance Lawung Ageng represents amedia of character building for the major knight through the disciplined spiritual and physical exercises that the dancers should have. The article tries to explore and introduce noble values accumulated in aestheticvalues and the aesthetics of palace dance. The research finding shows that the mindset, the social, politic, and economic situation, and the cultural change influence the dance creativities and function. But, the guidance to Javanese life still become a priority in the change of dance values and function, the change of palace ritual dance to thefertility of ritual wedding for the Sultan’s son supposed to be a unique and artistic work. The discussion of dancers, the cultural analysis of meaning, the continuity and the change ofthe palaceperformance of aesthetic dance represent a symbolized representation that must be understood and preserved to reinforce the nation characteristic and confidence starting from the wedding life.Keywords: dance Lawung Ageng, symbol, form, function, change.