Wahyu Paramita Jati
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

REAKTUALISASI GARAP MUSIK KESENIAN PENTHUL MELIKAN DI DUSUN MELIKAN DESA TEMPURAN KABUPATEN NGAWI Wahyu Paramita Jati; Suyoto Suyoto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.18 KB) | DOI: 10.33153/keteg.v18i1.2395

Abstract

Abstrak “ Reaktualisasi Garap Musik Kesenian Penthul Melikan Di Dusun Melikan Desa Tempuran Kabupaten Ngawi” pada dasarnya membahas garap musik kesenian Penthul Melikan Kabupaten Ngawi setelah mengalami perubahan yang kemudian disebut Reaktualisasi.Inti permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana bentuk garap musik pada kesenian Penthul Melikan di Dusun Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi (2) Faktor penyebab perubahan musik pada kesenian Penthul Melikan di Dusun Melikan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, meliputi observasi, pengumpulan data, dan analisis data.Penelitian ini menggunakan teori, konsep-konsep, dan pemikiran dari beberapa tokoh. Landasan konseptual Reaktualisasi menurut Geriya bahwa adanya proses transformasi dalam perubahan bentuk dan fungsi namun tetap dalam esensi spesiesnya. Teori kreativitas diungkapkan Munandar, bahwa manusia yang memiliki kreativitas sehingga mampu untuk menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada, dari yang sudah ada menjadi lebih baru lagi. Penelitian ini juga menggunakan teori perubahan yang ditawarkan Boskoff ketika mengupas tentang perubahan atau pembaharuan, yang pada dasarnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Teori garap Supanggah, bahwasanya Reaktualisasi musik pada kesenian Penthul Melikan terdapat beberapa unsur garap meliputi; (1) materi garap, (2) penggarap, (3) sarana garap, (4) perabot garap, (5) penentu garap, dan (6) pertimbangan garap.Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ada pengaruh positif terhadap kesenian Penthul Melikan setelah mengalami reaktualisasi, adanya perubahan garap dan bentuk baru pada kesenian Penthul Melikan yang kemudian dinamakan Ganongan Melikan, membuat kesenian Penthul Melikan dengan bentuk dan garap yang lama kembali dikenal masyarakat dan semakin berkembang.Kata kunci: Reaktualisasi, Garap, Kesenian Penthul Melikan.Abstract“A reactualisation of the musical style of Penthul Melikan in Dusun Melikan, Desa Tempuran, Ngawi Regency” is a discussion of the musical style found in the Penthul Melikan performance which has changed through a process Geriya terms “reactualisation”. This research explores the following issues: 1) What is the musical style of Penthul Melikan in Dusun Melikan, Desa Tempuran, located within the Paron sub-district of the Ngawi Regency, as well as 2) the factors that changed the music of this art form. This qualitative research uses qualitiative methods including observation, data collection and data analysis. This research employs the theories, concepts and ideas of several figures. Geriya’s Reactualisation involves, as its foundation, a transformation within the art form in formal and functional qualities while nonetheless retaining the essence of its species. Munandar’s theory of creativity explores the human ability to create something from nothing, and the new from the currently existing. Change and renewal are discussed through Boskoff’s theory of change which focuses on internal and external factors. Supanggah’s theory of garap, which discusses the musical materials and tools at the disposal of the musicians is also relevant to studying the reactualisation of Penthul Melikan.The findings suggest that reactualisation has had a positive effect on Penthul Melikan, which later became known as Ganongan Melikan. This has allowed the former style of Penthul Melikan to re-enter its community and develop further.Keywords: Reactualisation, Garap, Penthul Melikan