Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Yoga Sebagai Rekreasi Untuk Anak Yatim Piatu Di Panti Asuhan Al Jannah Desa Bekonang Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana
TRANSFORMASI : JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Vol 1, No 2 (2021): Agustus
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.051 KB) | DOI: 10.31764/transformasi.v1i2.5464

Abstract

Yoga termasuk baru Indonesia walaupun di dunia termasuk olahraga yang sudah sangat lampau. Yoga salah satu cara  rekreasi kegiatan yang membuat hati menjadi tenang, terhibur dan nyaman. Tujuan Pengabdian  mengambil yoga untuk panti asuhan dikarenakan anak panti tidak lagi memiliki bapak dan ibu. Tidak adanya orang tua sering membuat pikiran anak panti strees. Permasalahan anak panti yang demikian membuat para penghuni asrama perempuan terkadang memiliki tingkat rasa sedih, tidak nyaman yang tinggi. Pemilihan  penghuni panti asuhan yang perempuan diambil karena perempuan cenderung memiliki perasaan yang lebih sensitif. Hal ini yang membuat pengabdi ingin mengadakan pengabdian dengan yoga di panti asuhan Al Jannah , Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan diawali dengan observasi dan sosialisasi di tempat kegiatan pengabdian, pengabdi melakukan pre test , materi dilakukan dengan Tahap I  konsep beryoga, Tahap II jenis yoga dan macam serta bentuk yoga, Tahap III Mempratekkan gerakan yoga dengan pemanasan, inti yoga dan pendinginan yoga, Tahap IV pengevaluasian dengan post test. Hasil pengabdian yang didapat dari pelatihan yoga untuk  anak panti mendapatkan keterampilan dan dapat digunakan untuk sarana meditasi dan beryoga mendapatkan ketentraman jiwa,hilangnya tekanan batin dari tekanan hidup karena tidak memiliki orang tua, mengurangi rasa minder, menambah rasa percaya diri. Anak panti lebih optimis menatap masa depan, fokus dalam berfikir. Pelatihan yang dihasilkan dari tes awal hanya 15 % persen yang mengetahui manfaat dan gerakan yoga setelah diadakan pelatihan hampir 85 % sudah paham dan mampu gerakan yoga, dan diakhir pelatihan sekitar 15 % yang tidak mapu bergerak secara maksimal akan tetapi dapat dilatih dengan teman sejawat dan mandiri. Pelatihan yoga pada akhirnya dapat memberikan pikiran yang positif, energi yang positif setelah itu yoga dapat untuk rekreasi mental apalagi di masa pandemi.
PENGABDIAN PADA MASYARAKAT MENINGKATKAN PENGETAHUAN TERKAIT MAKNA DALAM BUDAYA JAWA PADA FALSAFAH HIDUP UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN 5.0 Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuli Widaningsih; Nurpeni Priyatiningsih
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Volume 3 Nomor 3 Tahun 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v3i3.9552

Abstract

Kondisi zaman sudah semakin bergeser, Budaya semakin terpinggirkan. Manusia Jawa yang mengaku orang Jawa lebih cinta pada Budaya kebaharuan atau modern. Hal ini yang membuat keprihatinan di kalangan pelestari Budaya. Masyarakat Jawa yang mendalami Budaya akan belajar makna untuk kehidupan yang sesuai dengan aturan orang Jawa. Pendalaman makna dapat diapresiasikan pada falsafah hidup masyarakat Jawa, (Koenjaraningrat). Pada pribadi Jawa tidak sekedar dimengerti akan tetapi dilakukan dan dijalankan. Permadani sebuah wadah Budaya yang memberikan pengetahuan untuk para masyarakat yang mencari ilmu terkait Budaya. Pengabdi memberikan materi dengan bentuk paparan PPT dan bentuk makalah sejumlah 50 peserta dari masyarakat Sukoharjo. Peserta terdiri laki – laki dan perempuan dari berbagai kalangan guru, perangkat desa, Dinas perumahan, dinas pendidikan bahkan para karyawan wiraswasta.Awal pre test yang paham falsafah Jawa Cuma 5 orang setelah pengabdian dan materi diberikan terbanding terbalik yang tidak paham hanya 6 orang yang lainnya dapat menguasai materi. Falsafah dapat memberikan arahan untuk hidup di jalan Jawa, sikap tepa selira, saling menghormati, menghargai, pan papan dan manunggaling kawula gusti selalu mengingat pada Allah.
TANTANGAN BUDAYA JAWA PADA ERA 5.0 BAGI PENDIDIKAN GENERASI PENERUS BANGSA Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuliani S.W; Nurpeni Priyatiningsih; Wahyu Dini Septiari
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 2 No. 1 (2023): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Januari 2023
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v2i1.451

Abstract

Tantangan budaya pada era 5.0 sebuah era yang sudah sebaiknya kita terima hanya harus menyiapkan solusi yang baik untuk dapat menghadapi tantangan ini. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Data diperoleh dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumen foto dan dari jurnal, majalah. Penulis memilah data dari primer dan sekunder dan data dapat dikelompokkan dengan baik. Validitas data harus dipikirkan dengan penuh perhitungan karena data sesuai yang dilapangan hal ini sangat penting untuk dapat dijalankan untuk dapat diadhopsi masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa harus sudah mulai membuka diri untuk dapat terbuka dengan keadaaan zaman yang global segalanya dengan tehnologi yang moders. Ada 25 cara mengatasi dari tantangan yang diterima dan harus dijalankan oleh seniman, pelestari budaya dan pemerhati budaya. Beberapa contoh dari 25 hal ini yaitu semua wujud budaya di sesuaikan budaya yang sekarang praktis profane, media youtube, facebok, wa dimaksimalkan, workshop, seminar dilakukan tidak harus terus luring tetapi daring. Pola pikir yang harus terbuka dan tidak toksit dengan kritik dan dampak dari tantangan global 5.0. Wadah pelestari budaya dengan mengadakan lomba dengan live streaming, video dikirim panitia. Menjalin link dari semua pihak yaitu dinas, lembaga pendidikan / kampus dan yayasan seni budaya. Terkait kesejahteraan seniman mulai berfikir dan membuat wadah koperasi untuk dapat hidup layak, sejahtera.Budaya menjadi sebuah harapan untuk memberikan ajaran kebaikan untuk generasi muda.
Di Balik Makna Busana Adat Lombok Mengandung Falsafah Kehidupan Bagi Masyarakat Nusantara Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuliani Sri Widaningsih; Nurpeni Priyatiningsih
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 7: Juni 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i7.1852

Abstract

Budaya akan memberikan ciri bagi pengguna dan juga bagi para pencipta budaya. Budaya dapat berwujud tari, wayang kulit, wayang orang, kethoprak, gamelan Jawa, sastra, senjata , bahkan hasil budaya yang berwujud candi, bangunan budaya selain itu ternyata pakaian adat termasuk hasil budaya. Pakaian adat yang ada di suku lombok yang dari bahan songket, benang emas dan juga ada yang mengkolaburasikan dengan kain hitam mengarah pada budaya yang mengkolaburasikan dengan budaya nusantara. Menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk data dengan observasi lapangan, cari data yang mendalam, wawancara dan juga dengan buku referensi, dokumen foto, youtube dll. Validitas data sesuai yang dilapangan dan data dikelompokkan dengan data primer, sekunder .Data yang diperoleh dapat di dengan trianggulasi data untuk mendapatkan data yang maksimal. Hasil pakaian adat suku lombok mensimbolkan keagungan, kesopanan, etika, perilaku dan mengedepankan adab. Falsafah kehidupan masyarakat nusantara untuk dapat diadopsi dalam kehidupan sehari – hari.
Di Balik Makna Busana Adat Lombok Mengandung Falsafah Kehidupan Bagi Masyarakat Nusantara Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuliani Sri Widaningsih; Nurpeni Priyatiningsih
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 7: Juni 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i7.1852

Abstract

Budaya akan memberikan ciri bagi pengguna dan juga bagi para pencipta budaya. Budaya dapat berwujud tari, wayang kulit, wayang orang, kethoprak, gamelan Jawa, sastra, senjata , bahkan hasil budaya yang berwujud candi, bangunan budaya selain itu ternyata pakaian adat termasuk hasil budaya. Pakaian adat yang ada di suku lombok yang dari bahan songket, benang emas dan juga ada yang mengkolaburasikan dengan kain hitam mengarah pada budaya yang mengkolaburasikan dengan budaya nusantara. Menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk data dengan observasi lapangan, cari data yang mendalam, wawancara dan juga dengan buku referensi, dokumen foto, youtube dll. Validitas data sesuai yang dilapangan dan data dikelompokkan dengan data primer, sekunder .Data yang diperoleh dapat di dengan trianggulasi data untuk mendapatkan data yang maksimal. Hasil pakaian adat suku lombok mensimbolkan keagungan, kesopanan, etika, perilaku dan mengedepankan adab. Falsafah kehidupan masyarakat nusantara untuk dapat diadopsi dalam kehidupan sehari – hari.
Penyusunan PTK dan Jurnal Nasional Bagi Guru–Guru SMA 1 Jumapolo Karangannyar Sebagai Penunjang Pak Angka Kredit Untuk Guru Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuliani S.W; Nurpeni Priyatiningsih
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3: Juni-September 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i3.1841

Abstract

Jabatan fungsional sebuah penilaian kinerja bagi para guru dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi dan dipersiapkan, tidak hanya satu dua syarat melainkan banyak dari pembelajaran, Pendidikan, pengajaran, dan pengembangan diri sebagai guru. Salah satu yang sangat dirasa memberatkan bagi guru adalah menulis dengan penyusunan PTK. Hal ini dialami juga bagi guru di SMA Negeri Jumapolo. Sudah banyak kum yang dikumpulkan dan disimpan bahkan sudah lebih dari cukup tetapi kum yang terkait dengan mengikuti seminar, workshop, penelitian PTK, bahkan jurnal yang belum ada. Penulisan yang dianggab sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Pengabdi yang berlatar belakang pendidikan sudah cukup memberikan pelatihan dan pengabdian untuk membantu para guru untuk dapat mengajukan jabatan fungsional guru dan terpenuhinya syarat dalam ajuan. Bahwa SMA Negeri Jumapolo sudah banyak guru yang waktunya untuk mengurus jabatan fungsional. Peserta pengabdian pelatihan penyusunan PTK ada 47 peserta dan yang sudah waktunya naik pangkat sekitar 30 guru. Pengabdian dengan tehnik pre test dan post test awal tes untuk mengetahui kemampuan awal dan setelah dilakukan pengabdian atau workdshop sehingga dapat diketahui dengan post test dan ternyata hamper 90 % dapat paham dan mampu membuat penyusunan penelitian PTK dan jurnal nasional. Guru yang belum mampu hanya 5 – 7 % dan dibutuhkan pendampingan lebih lanjut, yang lain dapat melanjutkan untuk publis jurnal dan digunakan untuk naik jabatan fungsional guru.
Penyusunan PTK dan Jurnal Nasional Bagi Guru–Guru SMA 1 Jumapolo Karangannyar Sebagai Penunjang Pak Angka Kredit Untuk Guru Sawitri Sawitri; Pujiyana Pujiyana; Yuliani S.W; Nurpeni Priyatiningsih
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 3: Juni-September 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/joongki.v2i3.1841

Abstract

Jabatan fungsional sebuah penilaian kinerja bagi para guru dengan berbagai syarat yang harus dipenuhi dan dipersiapkan, tidak hanya satu dua syarat melainkan banyak dari pembelajaran, Pendidikan, pengajaran, dan pengembangan diri sebagai guru. Salah satu yang sangat dirasa memberatkan bagi guru adalah menulis dengan penyusunan PTK. Hal ini dialami juga bagi guru di SMA Negeri Jumapolo. Sudah banyak kum yang dikumpulkan dan disimpan bahkan sudah lebih dari cukup tetapi kum yang terkait dengan mengikuti seminar, workshop, penelitian PTK, bahkan jurnal yang belum ada. Penulisan yang dianggab sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Pengabdi yang berlatar belakang pendidikan sudah cukup memberikan pelatihan dan pengabdian untuk membantu para guru untuk dapat mengajukan jabatan fungsional guru dan terpenuhinya syarat dalam ajuan. Bahwa SMA Negeri Jumapolo sudah banyak guru yang waktunya untuk mengurus jabatan fungsional. Peserta pengabdian pelatihan penyusunan PTK ada 47 peserta dan yang sudah waktunya naik pangkat sekitar 30 guru. Pengabdian dengan tehnik pre test dan post test awal tes untuk mengetahui kemampuan awal dan setelah dilakukan pengabdian atau workdshop sehingga dapat diketahui dengan post test dan ternyata hamper 90 % dapat paham dan mampu membuat penyusunan penelitian PTK dan jurnal nasional. Guru yang belum mampu hanya 5 – 7 % dan dibutuhkan pendampingan lebih lanjut, yang lain dapat melanjutkan untuk publis jurnal dan digunakan untuk naik jabatan fungsional guru.