Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

STUDI DESTRUKSI SIANIDA OLEH BAKTERI PSEUDOMONAS PSEUDOALCALIGENES ISMI HANDAYANI; BIMO P. HAPSORO; NGURAH ARDHA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.608 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No2.2014.739

Abstract

Proses sianidasi bijih emas umumnya menghasilkan limbah sianida yang beracun dan harus diolah sampai di bawah ambang batas yang diizinkan. Untuk itu diperlukan proses destruksi ion sianida menjadi senyawa yang lebih aman terhadap lingkungan. Salah satu mikroorganisme yang bisa mendestruksi sianida adalah bakteri. Dalam penelitian ini digunakan bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes yang diketahui mampu mencerna sianida sebagai sumber nitrogen untuk kehidupannya, sehingga konsentrasi sianida diharapkan dapat menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan bakteri tersebut mendestruksi sianida. Percobaan pertama dilakukan dengan variasi persen volume larutan kultur 1, 5, 10 dan 20%. Setelah diperoleh hasil paling baik, percobaan kedua memvariasikan konsentrasi asetat 25, 50, 75 dan 100 mM serta waktu tinggal proses 1, 3, 5, dan 7 hari. Percobaan ketiga dilakukan dengan memvariasikan persen volume larutan kultur lebih rendah menjadi 0,1; 0,5; 1 dan 2%. Hasilnya, bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes mampu menurunkan konsentrasi sianida dari 700 menjadi 590 ppm dengan perlakuan volume larutan kultur bakteri 0,1% , pH sekitar 10, konsentrasi asetat 25 mM, waktu tinggal 7 hari.
ELIMINASI OKSIDA BESI DARI KAOLIN NAGREG DENGAN METODE PEMISAHAN CAIRAN-CAIRAN TRISNA SOENARA; NGURAH ARDHA; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.662 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.805

Abstract

Uji eliminasi oksida besi dari kaolin  Nagreg  telah  dilakukan  dengan  metode  pemisahan  cairan-cairan  sebagai  upaya untuk meningkatkan kualitas kaolin tersebut. Pemisahan mineral oksida besi dari kaolin berlangsung berdasarkan prinsip pemisahan luluhan kaolin dalam air dengan zarah-zarah mineral oxida besi dalam minyak. Minyak tanah dan air adalah dua cairan pemisah. Amonium sulfat dan asam oleat masing-masing sebagai aktifator dan surfaktan untuk mineral oksida besi. Hasil uji menunjukkan bahwa mineral oksida besi yang direpresentasikan oleh komponen Fe2O3 dapat dikurangi yang  awalnya  berkadar  3,61%  menjadi 1,08%  dengan  keterpisahannya  sebesar  86,4%.
PEMBUATAN BATA DAN MORTAR DARI ABU TERBANG PLTU SURALAYA TRISNA SOENARA; NGURAH ARDHA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.385 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No2.2010.866

Abstract

 Pemanfaatan limbah abu terbang PLTU Suralaya menjadi produk sederhana bata dan mortar dilakukan dengan menambahkan bahan pencampur semen portland dan pasir kali agar abu terbang tersebut mempunyai nilai tambah dan mengurangi pencemaran lingkungan. Pembuatan percontoh bata dan pengujian kualitasnya dilakukan dengan cara cetak tekan terhadap campuran bahan baku berdasarkan SNI 03-0348-89. Percontoh produk bata yang terbaik diperoleh dari campuran abu terbang dan semen portland pada komposisi volume 85/15 ditambah air 10-12% dalam waktu curing terpendek (3 hari) dengan kuat tekan mencapai 120 kg/cm2. Pembuatan percontoh mortar dan pengujian kualitasnya dilakukan dengan cara cetak getar terhadap bahan baku berdasarkan pedoman Dept. KimPrasWil-1989. Percontoh produk mortar yang terbaik diperoleh dari campuran abu terbang, pasir kali dan semen portland pada komposisi volume 70/15/15, menghasilkan kuat tekan 156 kg/cm2.
PENGARUH JENIS KOLEKTOR ANIONIK DITIOFOSFAT PADA FLOTASI RUAH MINERAL SFALERIT DAN KALKOPIRIT NGURAH ARDHA; AMINAH AMINAH; ISYATUN RODLIYAH
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.123 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol6.No1.2010.876

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi 3 jenis kolektor anionik ditiofosfat pada flotasi mineral sulfida sfalerit dan kalkopirit, Jenis kolektor yang digunakan adalah sodium-aerofloat (dietil ditiofosfat atau C4- DTP); aerofloat-211 (diisopropil ditiofosfat atau C6-DTP) dan aero-3477 (diisobutil ditiofosfat atau C8-DTP) yang masing-masing memiliki 4, 6 dan 8 atom karbon pada rantai hidrokarbonnya. Percobaan menggunakan metode flotasi ruah tingkat penyesah dengan memberlakukan pengaruh sinergi konsentrasi kolektor dan pH luluhan. Tolok ukur keberhasilan proses adalah perolehan tertinggi kalkopirit dan sfalerit. Secara kuantitatif hasil percobaan terbaik adalah pada penggunaan kolektor C8-DTP konsentrasi 0,1 g/kg bijih pada pH 9, menghasilkan konsentrat ruah Cu/Zn dengan perolehan 83%. Secara kualitatif hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin panjang rantai hidrokarbon dalam senyawa kolektor pada pH basa, perolehan kalkopirit dan sfalerit semakin besar, konsentrasi kolektor yang diperlukan semakin kecil.
KONSEP DESAIN CUSTOM PLANT FLOTASI UNTUK MENGOLAH BIJIH SULFIDA MARJINAL MENGANDUNG EMAS/PERAK NGURAH ARDHA; NURYADI SALEH; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1308.167 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No1.2014.746

Abstract

Bijih sulfida marjinal mengandung emas/perak tersebar tidak merata dengan sumber daya mineral relatif kecil, berkadar rendah dan fluktuatif yang belum tereksploitasi dengan baik. Saat ini banyak penambang rakyat menggali bijih tersebut secara sporadis yang menyebabkan pemanfaatan mineral tidak optimal dan cenderung menimbulkan masalah lingkung- an yang tidak terkontrol. Bijih-bijih tersebut mengandung logam Pb, Cu dan Zn rendah, mengandung Au, Ag variatif yang tidak layak diolah pada skala industri besar. Custom plant flotasi diharapkan dapat menjadi solusi pengolahan bijih tersebut. Konsep desain prosesnya diawali dengan pencampuran bijih dari berbagai lokasi untuk memperoleh kandungan emas dalam bijih rata-rata 5 g/ton Au yang layak olah, walau kadar rata-rata Pb, Cu, Zn masih tetap rendah. Proses flotasi mineral sulfida menghasilkan konsentrat ruah PbCu mengandung 44 g/ton Au dan 730 g/ton Ag. Konsen- trat Zn mengandung 31,2 g/ton Au dan 88 g/ton Ag serta 58% Zn. Konsentrat pirit mengandung 17 g/t Au dan 50 g/ton Ag. Perolehan masing-masing logam emas, perak dan seng berurutan sekitar 65, 75 dan 80%. Prakiraan keekonomian teknologi custom plant flotasi ini secara umum cenderung menguntungkan. Konsep desain custom plant skala kecil ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan bijih marjinal dengan mengubah bijih yang semula tidak layak olah menjadi layak diusahakan.
KARAKTERISASI MINERAL AMPAS PENGOLAHAN BIJIH EMAS PONGKOR NGURAH ARDHA; TATANG WAHYUDI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.384 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No1.2011.840

Abstract

Mineral ampas dari proses sianidasi Unit Pengolahan  Emas  Pongkor  saat  ini  berjumlah  sekitar  1,46  juta  ton  yang masih mengandung rata-rata 1,3 g/ton Au dan 43 g/ton Ag. Perusahaan berupaya mengurangi jumlah mineral ampas tersebut. Selain pemanfaatan mineral ampas, juga merencanakan mengambil kembali kandungan mineral berharganya. Sebelum mempelajari teknologi yang tepat untuk kemungkinan mengolah kembali emas dan perak yang tidak terlindi, maka perlu mengkaji karakteristik keberadaannya di dalam ampas tersebut. Telah dilakukan pemercontohan secara acak mineral ampas di lokasi kolam pelimbahan. Pengujian menggunakan cara analisis XRD, analisis sebaran ukuran butiran, pengkayaan kandungan emas cara graviti, analisis kimia dengan fire assay dan AAS, analisis mineralogi optik dan SEM. Hasilnya menunjukkan partikel emas elektrum berukuran 3 – 24 µm dalam bentuk seperti emas refraktori terperangkap di dalam partikel pirit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan mineral ampas mengandung emas/perak, termasuk kemungkinan perencanaan teknologi  untuk  mengolah  kembali  emas/ perak tersebut.
STUDI DESTRUKSI SIANIDA OLEH BAKTERI PSEUDOMONAS PSEUDOALCALIGENES ISMI HANDAYANI; BIMO P. HAPSORO; NGURAH ARDHA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No2.2014.739

Abstract

Proses sianidasi bijih emas umumnya menghasilkan limbah sianida yang beracun dan harus diolah sampai di bawah ambang batas yang diizinkan. Untuk itu diperlukan proses destruksi ion sianida menjadi senyawa yang lebih aman terhadap lingkungan. Salah satu mikroorganisme yang bisa mendestruksi sianida adalah bakteri. Dalam penelitian ini digunakan bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes yang diketahui mampu mencerna sianida sebagai sumber nitrogen untuk kehidupannya, sehingga konsentrasi sianida diharapkan dapat menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan bakteri tersebut mendestruksi sianida. Percobaan pertama dilakukan dengan variasi persen volume larutan kultur 1, 5, 10 dan 20%. Setelah diperoleh hasil paling baik, percobaan kedua memvariasikan konsentrasi asetat 25, 50, 75 dan 100 mM serta waktu tinggal proses 1, 3, 5, dan 7 hari. Percobaan ketiga dilakukan dengan memvariasikan persen volume larutan kultur lebih rendah menjadi 0,1; 0,5; 1 dan 2%. Hasilnya, bakteri Pseudomonas pseudoalcaligenes mampu menurunkan konsentrasi sianida dari 700 menjadi 590 ppm dengan perlakuan volume larutan kultur bakteri 0,1% , pH sekitar 10, konsentrasi asetat 25 mM, waktu tinggal 7 hari.
KONSEP DESAIN CUSTOM PLANT FLOTASI UNTUK MENGOLAH BIJIH SULFIDA MARJINAL MENGANDUNG EMAS/PERAK NGURAH ARDHA; NURYADI SALEH; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No1.2014.746

Abstract

Bijih sulfida marjinal mengandung emas/perak tersebar tidak merata dengan sumber daya mineral relatif kecil, berkadar rendah dan fluktuatif yang belum tereksploitasi dengan baik. Saat ini banyak penambang rakyat menggali bijih tersebut secara sporadis yang menyebabkan pemanfaatan mineral tidak optimal dan cenderung menimbulkan masalah lingkung- an yang tidak terkontrol. Bijih-bijih tersebut mengandung logam Pb, Cu dan Zn rendah, mengandung Au, Ag variatif yang tidak layak diolah pada skala industri besar. Custom plant flotasi diharapkan dapat menjadi solusi pengolahan bijih tersebut. Konsep desain prosesnya diawali dengan pencampuran bijih dari berbagai lokasi untuk memperoleh kandungan emas dalam bijih rata-rata 5 g/ton Au yang layak olah, walau kadar rata-rata Pb, Cu, Zn masih tetap rendah. Proses flotasi mineral sulfida menghasilkan konsentrat ruah PbCu mengandung 44 g/ton Au dan 730 g/ton Ag. Konsen- trat Zn mengandung 31,2 g/ton Au dan 88 g/ton Ag serta 58% Zn. Konsentrat pirit mengandung 17 g/t Au dan 50 g/ton Ag. Perolehan masing-masing logam emas, perak dan seng berurutan sekitar 65, 75 dan 80%. Prakiraan keekonomian teknologi custom plant flotasi ini secara umum cenderung menguntungkan. Konsep desain custom plant skala kecil ini dapat mengoptimalkan pemanfaatan bijih marjinal dengan mengubah bijih yang semula tidak layak olah menjadi layak diusahakan.
ELIMINASI OKSIDA BESI DARI KAOLIN NAGREG DENGAN METODE PEMISAHAN CAIRAN-CAIRAN TRISNA SOENARA; NGURAH ARDHA; RETNO DAMAYANTI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No1.2012.805

Abstract

Uji eliminasi oksida besi dari kaolin  Nagreg  telah  dilakukan  dengan  metode  pemisahan  cairan-cairan  sebagai  upaya untuk meningkatkan kualitas kaolin tersebut. Pemisahan mineral oksida besi dari kaolin berlangsung berdasarkan prinsip pemisahan luluhan kaolin dalam air dengan zarah-zarah mineral oxida besi dalam minyak. Minyak tanah dan air adalah dua cairan pemisah. Amonium sulfat dan asam oleat masing-masing sebagai aktifator dan surfaktan untuk mineral oksida besi. Hasil uji menunjukkan bahwa mineral oksida besi yang direpresentasikan oleh komponen Fe2O3 dapat dikurangi yang  awalnya  berkadar  3,61%  menjadi 1,08%  dengan  keterpisahannya  sebesar  86,4%.
KARAKTERISASI MINERAL AMPAS PENGOLAHAN BIJIH EMAS PONGKOR NGURAH ARDHA; TATANG WAHYUDI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No1.2011.840

Abstract

Mineral ampas dari proses sianidasi Unit Pengolahan  Emas  Pongkor  saat  ini  berjumlah  sekitar  1,46  juta  ton  yang masih mengandung rata-rata 1,3 g/ton Au dan 43 g/ton Ag. Perusahaan berupaya mengurangi jumlah mineral ampas tersebut. Selain pemanfaatan mineral ampas, juga merencanakan mengambil kembali kandungan mineral berharganya. Sebelum mempelajari teknologi yang tepat untuk kemungkinan mengolah kembali emas dan perak yang tidak terlindi, maka perlu mengkaji karakteristik keberadaannya di dalam ampas tersebut. Telah dilakukan pemercontohan secara acak mineral ampas di lokasi kolam pelimbahan. Pengujian menggunakan cara analisis XRD, analisis sebaran ukuran butiran, pengkayaan kandungan emas cara graviti, analisis kimia dengan fire assay dan AAS, analisis mineralogi optik dan SEM. Hasilnya menunjukkan partikel emas elektrum berukuran 3 – 24 µm dalam bentuk seperti emas refraktori terperangkap di dalam partikel pirit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam pengelolaan mineral ampas mengandung emas/perak, termasuk kemungkinan perencanaan teknologi  untuk  mengolah  kembali  emas/ perak tersebut.