Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDUGAAN ZONA JENUH AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI SEKITAR TAMBANG BATUBARA TERBUKA DI KALIMANTAN SELATAN EKO PUJIANTO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10, No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3569.006 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No3.2014.728

Abstract

Banyaknya penambangan batubara dengan cara tambang terbuka yang sudah cukup dalam (25-150 m dari permukaan air awal) di daerah Kalimantan Selatan, diperkirakan berpotensi pada penurunan potensi air tanah di daerah tambang tersebut berada. Penurunan potensi air tanah bisa berupa penurunan dalam hal kuantitas dan kualitas. Penurunan dalam hal kuantitas dapat diindikasikan dengan adanya penurunan muka air tanah dan penurunan debit sumur, sedangkan penurunan dalam hal kualitas berupa perubahan sifat fisika dan kimia air tanah. Beberapa cara dapat digunakan untuk mengukur indikasi penurunan kuantitas, antara lain dengan cara pengukuran elevasi muka air tanah, pendugaan zona jenuh air tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis, pengukuran debit sumur. Tujuan penelitian ini adalah menge- tahui apakah terjadi penurunan muka air tanah atau tidak di sekitar tambang, yang diasumsikan akibat adanya proses dewatering berdasarkan perubahan nilai tahanan jenis batuan. Dari data pengukuran geolistrik, air tanah yang keluar secara otomatis karena gravitasi dalam bentuk rembesan dan karena adanya drain hole/dewatering hole, jumlahnya cukup besar. Dari pendugaan geolistrik resistivitas menunjukkan hasil ada kenaikan tahanan jenis dari empat kali peng- ukuran di titik 01, 02, 04 dan 05 berdasarkan kurva regresi linier dari empat data tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya penurunan kejenuhan air tanah di lokasi pengukuran yang bisa ditafsirkan sebagai penurunan muka air tanah di lokasi pengukuran; sedangkan di titik 03 terjadi penurunan tahanan jenis, tetapi diperkirakan datanya kurang akurat karena adanya hujan pada saat pengukuran data lapangan. Adanya penurunan muka air tanah juga dapat diamati dari hasil pengukuran muka air tanah di beberapa sumur lainnya.
IDENTIFIKASI POTENSI LONGSORAN LERENG PADA KUARI BATUGAMPING MENGGUNAKAN ANALISIS KINEMATIKA Bagaraja Sirait; Zulkifli Pulungan; Eko Pujianto
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1113

Abstract

Kestabilan lereng adalah faktor penting pada pekerjaan penambangan kuari karena berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pekerja dan peralatan. Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya dimensi lereng, sifat fisik dan mekanik batuan, struktur geologi batuan serta faktor gaya luar yang bekerja pada lereng tersebut. Pada studi ini, kestabilan lereng diprediksi menggunakan analisis kinematika berdasarkan jenis gerakan material lereng, tanpa menganalisis gaya-gaya penyebab material lereng tersebut bergerak, sehingga yang diamati adalah fenomena struktur batuan berupa arah utama bidang diskontinuitas. Tujuannya adalah memprediksi kemungkinan arah dan terjadinya longsoran lereng. Faktor yang diperhitungkan hanya arah bidang diskontinuitas terhadap arah bidang lereng, sudut kemiringan bidang diskontinuitas dan sudut kemiringan bidang lereng. Hasil analisis menunjukkan beberapa lereng berpotensi longsor dengan tipe planar (plane failure) dan baji (wedge failure). Dari 10 lokasi pengukuran yang ditentukan secara acak, diketahui ada 4 lokasi berpotensi longsor planar 4 dan 5 lokasi longsor baji. Dalam hubungannya dengan arah dan kemiringan lereng, potensi tersebut terjadi di 4 lokasi pengukuran, sedangkan di lokasi lainnya diperkirakan aman karena tidak searah dengan bidang lereng. Kekar dan rekahan tidak menunjukkan arah dominan tertentu tetapi terdapat tendensi pada kwadran 2 dan 4.
PENDUGAAN ZONA JENUH AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK DI SEKITAR TAMBANG BATUBARA TERBUKA DI KALIMANTAN SELATAN EKO PUJIANTO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 10 No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol10.No3.2014.728

Abstract

Banyaknya penambangan batubara dengan cara tambang terbuka yang sudah cukup dalam (25-150 m dari permukaan air awal) di daerah Kalimantan Selatan, diperkirakan berpotensi pada penurunan potensi air tanah di daerah tambang tersebut berada. Penurunan potensi air tanah bisa berupa penurunan dalam hal kuantitas dan kualitas. Penurunan dalam hal kuantitas dapat diindikasikan dengan adanya penurunan muka air tanah dan penurunan debit sumur, sedangkan penurunan dalam hal kualitas berupa perubahan sifat fisika dan kimia air tanah. Beberapa cara dapat digunakan untuk mengukur indikasi penurunan kuantitas, antara lain dengan cara pengukuran elevasi muka air tanah, pendugaan zona jenuh air tanah dengan metode geolistrik tahanan jenis, pengukuran debit sumur. Tujuan penelitian ini adalah menge- tahui apakah terjadi penurunan muka air tanah atau tidak di sekitar tambang, yang diasumsikan akibat adanya proses dewatering berdasarkan perubahan nilai tahanan jenis batuan. Dari data pengukuran geolistrik, air tanah yang keluar secara otomatis karena gravitasi dalam bentuk rembesan dan karena adanya drain hole/dewatering hole, jumlahnya cukup besar. Dari pendugaan geolistrik resistivitas menunjukkan hasil ada kenaikan tahanan jenis dari empat kali peng- ukuran di titik 01, 02, 04 dan 05 berdasarkan kurva regresi linier dari empat data tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya penurunan kejenuhan air tanah di lokasi pengukuran yang bisa ditafsirkan sebagai penurunan muka air tanah di lokasi pengukuran; sedangkan di titik 03 terjadi penurunan tahanan jenis, tetapi diperkirakan datanya kurang akurat karena adanya hujan pada saat pengukuran data lapangan. Adanya penurunan muka air tanah juga dapat diamati dari hasil pengukuran muka air tanah di beberapa sumur lainnya.
IDENTIFIKASI POTENSI LONGSORAN LERENG PADA KUARI BATUGAMPING MENGGUNAKAN ANALISIS KINEMATIKA Bagaraja Sirait; Zulkifli Pulungan; Eko Pujianto
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol17.No2.2021.1113

Abstract

Kestabilan lereng adalah faktor penting pada pekerjaan penambangan kuari karena berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pekerja dan peralatan. Kestabilan lereng dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya dimensi lereng, sifat fisik dan mekanik batuan, struktur geologi batuan serta faktor gaya luar yang bekerja pada lereng tersebut. Pada studi ini, kestabilan lereng diprediksi menggunakan analisis kinematika berdasarkan jenis gerakan material lereng, tanpa menganalisis gaya-gaya penyebab material lereng tersebut bergerak, sehingga yang diamati adalah fenomena struktur batuan berupa arah utama bidang diskontinuitas. Tujuannya adalah memprediksi kemungkinan arah dan terjadinya longsoran lereng. Faktor yang diperhitungkan hanya arah bidang diskontinuitas terhadap arah bidang lereng, sudut kemiringan bidang diskontinuitas dan sudut kemiringan bidang lereng. Hasil analisis menunjukkan beberapa lereng berpotensi longsor dengan tipe planar (plane failure) dan baji (wedge failure). Dari 10 lokasi pengukuran yang ditentukan secara acak, diketahui ada 4 lokasi berpotensi longsor planar 4 dan 5 lokasi longsor baji. Dalam hubungannya dengan arah dan kemiringan lereng, potensi tersebut terjadi di 4 lokasi pengukuran, sedangkan di lokasi lainnya diperkirakan aman karena tidak searah dengan bidang lereng. Kekar dan rekahan tidak menunjukkan arah dominan tertentu tetapi terdapat tendensi pada kwadran 2 dan 4.