Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PRODUKSI, KONSUMSI SEMEN DAN BAHAN BAKUNYA DI INDONESIA PERIODE 1997 – 2009 DAN PROSPEKNYA 2010 – 2015 ENDANG MULYANI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7, No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.444 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.832

Abstract

Dalam strategi pembangunan nasional, industri semen di Indonesia mendapat prioritas untuk terus dikembangkan terutama dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Setelah krisis global 2009, pertumbuhan industri semen di Indonesia mulai membaik dengan kapasitas produksi 46,1 uta ton/tahun. Memasuki periode 2010 – 2015, pabrik semen Indonesia menaikkan kapasitas produksinya untuk kepentingan dalam negeri, karena keuntungan dari penjualan di dalam negeri lebih baik dari pada penjualan ekspor, terutama berkurangnya biaya transportasi dan biaya kedatangan di pelabuhan. Angka produksi dan konsumsi semen Indonesia tahun 2010 masing-masing sekitar 40,71 – 41,29 juta ton dan 40,14 – 40,72 juta ton. Untuk tahun 2015 diperkirakan produksi dan konsumsi semen Indonesia sekitar 51,95 – 54,99 juta ton dan 51,47 – 54,49 juta ton.Untuk mendukung kenaikan produksi semen Indonesia dengan laju pertumbuhan sebesar 5 – 6% dalam periode 2010 – 2015 diperlukan bahan baku semen yang besar. Tahun 2015 diperkirakan kebutuhan bahan baku sekitar 91,5 juta ton yang terdiri atas batugamping sekitar 70,42 juta ton, tanah liat sekitar 16,16 juta ton, pasir kuarsa sekitar 1,22 juta ton. Sisanya sebesar 3,73 juta ton terdiri atas pasir besi, gipsum dan mineral lainnya.
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MESIN GASMIN DARI BEBERAPA INDUSTRI TAHU DI KABUPATEN SUMEDANG Harta Haryadi; Endang Mulyani
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 16, No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol16.No3.2020.1051

Abstract

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara telah membuat mesin Gasifikasi Mini (Gasmin) batubara untuk dipasarkan kepada industri kecil dan menengah (IKM) yang menggunakan bahan bakar kayu, sekam, solar dan bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakarnya yang lebih efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap mesin Gasmin, sedangkan manfaat penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang diinginkan konsumen dalam menyempurnakan mesin Gasmin yang diproduksi agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Penelitian ini merupakan penelitian di lapangan (field research) menggunakan pendekatan kuantitatif. Percontoh penelitian adalah konsumen industri tahu Kabupaten Sumedang sebanyak 20 responden yang dilakukan dengan interviu disertai kuesioner dengan 7 item faktor yang memengaruhi keputusan pembelian mesin Gasmin (faktor X1 sampai X7). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda menggunakan uji – t dengan taraf signifikansi a = 5% menggunakan program SPSS 20 for windows. Hasil penelitian dengan uji validitas product moment pearson correlation (PMPC) menggunakan program SPSS 20 for windows, memiliki nilai r hitung (Pearson Correlation) > r tabel (0,444 yang merupakan nilai r untuk responden sebanyak 20 dengan nilai df =18 sehingga data hasil penelitian sahih (valid). Dengan uji Sig.2 tailed seluruh item memiliki nilai < 0,05 (probabilitas maksimal 0,05 dan seluruh nilai Pearson Correlation ke-7 item memiliki nilai positif) sehingga data hasil penelitian sahih (valid). Untuk uji realibitas seluruh item dengan alpha cronbach’s memiliki nilai > 0,60 (probabilitas minimal), data hasil penelitian handal (reliable). Dari hasil uji validitas dan realibitas dapat diketahui, bahwa industri tahu yang ingin membeli mesin Gasmin, belum sepenuhnya yakin kepada kualitas dan kehandalan produk mesin gasmin (X1), belum setuju dengan harga penawaran mesin Gasmin (X2), belum yakin dengan saluran distribusinya (X3), masalah promosi yang kurang (X4), dari psikologi belum memiliki pandangan positif terhadap mesin Gasmin (X7), dari budaya belum terbiasa menggunakan mesin Gasmin (X5), sedangkan dari pengaruh sosial membeli mesin Gasmin hanya karena pengaruh teman, keluarga dan status sosial (X6).
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTAMBANGAN TRISWAN SUSENO; ENDANG MULYANI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8, No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.487 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No3.2012.784

Abstract

Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi yang memiliki sumber daya bahan galian yang cukup melimpah dan variatif. Namun sampai sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga kontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi ini sangat rendah. Luas penyebaran bahan galian di provinsi ini diperkirakan mencapai 2.171.480 ha atau sekitar 56,94% dari luas wilayah. Lokasinya tersebar di 595 lokasi di seluruh wilayah kota/kabupaten. Metode yang digunakan untuk mengetahui kawasan tersebut yang berada dalam hutan lindung adalah dengan menggunakan metode tumpang tindih (superimpose) dengan bantuan perangkat lunak MapInfo. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 169 lokasi sebaran bahan galian berada dalam kawasan hutan lindung yang luasnya mencapai 659.965 ha, sedangkan yang berada di luar hutan lindung mencapai 1.511.515 ha. Sumber daya bahan galian tersebut berada di 426 lokasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa dari luas 1.511.515 ha dengan sumber daya berada di 426 lokasi, ternyata hanya 1.102.107 ha saja yang sumber dayanya memiliki prospek untuk dikembangkan dan lokasinya berada di 174 lokasi (kecamatan) di provinsi ini. Berdasarkan metode analisis faktor, emas, nikel, aspal, batugamping, mangan, kromit dan pasir kuarsa adalah komoditas tambang yang menjadi prioritas utama untuk diusahakan karena memiliki keterkaitan manfaat yang tinggi terhadap berbagai sektor industri hilir.
KONSEP PENGEMBANGAN WILAYAH SULAWESI TENGGARA BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN SEKTOR PERTAMBANGAN TRISWAN SUSENO; ENDANG MULYANI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No3.2012.784

Abstract

Sulawesi Tenggara adalah salah satu provinsi yang memiliki sumber daya bahan galian yang cukup melimpah dan variatif. Namun sampai sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga kontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi ini sangat rendah. Luas penyebaran bahan galian di provinsi ini diperkirakan mencapai 2.171.480 ha atau sekitar 56,94% dari luas wilayah. Lokasinya tersebar di 595 lokasi di seluruh wilayah kota/kabupaten. Metode yang digunakan untuk mengetahui kawasan tersebut yang berada dalam hutan lindung adalah dengan menggunakan metode tumpang tindih (superimpose) dengan bantuan perangkat lunak MapInfo. Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 169 lokasi sebaran bahan galian berada dalam kawasan hutan lindung yang luasnya mencapai 659.965 ha, sedangkan yang berada di luar hutan lindung mencapai 1.511.515 ha. Sumber daya bahan galian tersebut berada di 426 lokasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa dari luas 1.511.515 ha dengan sumber daya berada di 426 lokasi, ternyata hanya 1.102.107 ha saja yang sumber dayanya memiliki prospek untuk dikembangkan dan lokasinya berada di 174 lokasi (kecamatan) di provinsi ini. Berdasarkan metode analisis faktor, emas, nikel, aspal, batugamping, mangan, kromit dan pasir kuarsa adalah komoditas tambang yang menjadi prioritas utama untuk diusahakan karena memiliki keterkaitan manfaat yang tinggi terhadap berbagai sektor industri hilir.
PRODUKSI, KONSUMSI SEMEN DAN BAHAN BAKUNYA DI INDONESIA PERIODE 1997 – 2009 DAN PROSPEKNYA 2010 – 2015 ENDANG MULYANI
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol7.No2.2011.832

Abstract

Dalam strategi pembangunan nasional, industri semen di Indonesia mendapat prioritas untuk terus dikembangkan terutama dalam kaitannya dengan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah. Setelah krisis global 2009, pertumbuhan industri semen di Indonesia mulai membaik dengan kapasitas produksi 46,1 uta ton/tahun. Memasuki periode 2010 – 2015, pabrik semen Indonesia menaikkan kapasitas produksinya untuk kepentingan dalam negeri, karena keuntungan dari penjualan di dalam negeri lebih baik dari pada penjualan ekspor, terutama berkurangnya biaya transportasi dan biaya kedatangan di pelabuhan. Angka produksi dan konsumsi semen Indonesia tahun 2010 masing-masing sekitar 40,71 – 41,29 juta ton dan 40,14 – 40,72 juta ton. Untuk tahun 2015 diperkirakan produksi dan konsumsi semen Indonesia sekitar 51,95 – 54,99 juta ton dan 51,47 – 54,49 juta ton.Untuk mendukung kenaikan produksi semen Indonesia dengan laju pertumbuhan sebesar 5 – 6% dalam periode 2010 – 2015 diperlukan bahan baku semen yang besar. Tahun 2015 diperkirakan kebutuhan bahan baku sekitar 91,5 juta ton yang terdiri atas batugamping sekitar 70,42 juta ton, tanah liat sekitar 16,16 juta ton, pasir kuarsa sekitar 1,22 juta ton. Sisanya sebesar 3,73 juta ton terdiri atas pasir besi, gipsum dan mineral lainnya.
PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MESIN GASMIN DARI BEBERAPA INDUSTRI TAHU DI KABUPATEN SUMEDANG Harta Haryadi; Endang Mulyani
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 16 No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol16.No3.2020.1051

Abstract

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara telah membuat mesin Gasifikasi Mini (Gasmin) batubara untuk dipasarkan kepada industri kecil dan menengah (IKM) yang menggunakan bahan bakar kayu, sekam, solar dan bahan bakar gas sebagai pengganti bahan bakarnya yang lebih efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan kecenderungan minat beli konsumen terhadap mesin Gasmin, sedangkan manfaat penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang diinginkan konsumen dalam menyempurnakan mesin Gasmin yang diproduksi agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Penelitian ini merupakan penelitian di lapangan (field research) menggunakan pendekatan kuantitatif. Percontoh penelitian adalah konsumen industri tahu Kabupaten Sumedang sebanyak 20 responden yang dilakukan dengan interviu disertai kuesioner dengan 7 item faktor yang memengaruhi keputusan pembelian mesin Gasmin (faktor X1 sampai X7). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda menggunakan uji – t dengan taraf signifikansi a = 5% menggunakan program SPSS 20 for windows. Hasil penelitian dengan uji validitas product moment pearson correlation (PMPC) menggunakan program SPSS 20 for windows, memiliki nilai r hitung (Pearson Correlation) > r tabel (0,444 yang merupakan nilai r untuk responden sebanyak 20 dengan nilai df =18 sehingga data hasil penelitian sahih (valid). Dengan uji Sig.2 tailed seluruh item memiliki nilai < 0,05 (probabilitas maksimal 0,05 dan seluruh nilai Pearson Correlation ke-7 item memiliki nilai positif) sehingga data hasil penelitian sahih (valid). Untuk uji realibitas seluruh item dengan alpha cronbach’s memiliki nilai > 0,60 (probabilitas minimal), data hasil penelitian handal (reliable). Dari hasil uji validitas dan realibitas dapat diketahui, bahwa industri tahu yang ingin membeli mesin Gasmin, belum sepenuhnya yakin kepada kualitas dan kehandalan produk mesin gasmin (X1), belum setuju dengan harga penawaran mesin Gasmin (X2), belum yakin dengan saluran distribusinya (X3), masalah promosi yang kurang (X4), dari psikologi belum memiliki pandangan positif terhadap mesin Gasmin (X7), dari budaya belum terbiasa menggunakan mesin Gasmin (X5), sedangkan dari pengaruh sosial membeli mesin Gasmin hanya karena pengaruh teman, keluarga dan status sosial (X6).