Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PARAGUNA : Jurnal Ilmiah Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Seni Karawitan

Therapy Melalui Seni Gamelan Sunda Suhendi Afryanto, S.Kar., M.M.
Paraguna Vol 7, No 1 (2020): DINAMIKA KHAZANAH KARAWITAN
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.855 KB) | DOI: 10.26742/jp.v7i1.1851

Abstract

ABSTRAK Seni apapun bentuknya memiliki fungsi tersendiri, di samping sebagai sarana hiburan, sering jugadimanfaatkan sebagai sarana terapi. Sepeerti halnya dengan seni gamelan Sunda, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui metode narative personal, dengan teknik wawancara terhadap 50 orang mahasiswa yang pernah belajar mempraktikkan gamelan (Sunda) dan 10 orang ahli gamelan (Sunda), diperolah suatu kesimpulan bahwa seni gamelan dapat dijadikan salah satunya sebagai sarana terapi.Melihat fenomena seperti itu, bukan suatu keniscayaan dalam banyak hal seni juga dapat dijadikan sebagai value education dalam membentuk karakteristik bagi para pelakunya. Dari penelitian yang dilakukan, sekurang-kurangnya dapat diketahui bahwa mengapa seni musik diciptakan, karena memang terkait dengan kebutuhan manusia. Sepanjang kehidupan ada, maka seni akan memberi warna tersendiri sebagai dinamika yang setiap saat terus berjalan.   ABSTRACAny form of art has its own function, apart from being a means of entertainment, it is also often used as a means of therapy. Likewise with Sundanese Gamelan Art, based on the results of research conducted through personal narrative methods, by interviewing 50 students who have learned to practice gamelan (Sundanese) and 10 gamelan experts (Sundanese), a conclusion is obtained that gamelan art can be used as one of them. as a means of therapy.Seeing such a phenomenon, it is not a necessity in many ways art can also be used as an educational value in shaping the characteristics of the actors. From the research conducted, at least it can be seen that why the art of music was created, because it is related to human needs. As long as life exists, art will give its own color as a dynamic that is constantly running. 
R.H Tjetjep Supriadi Dalang Kondang dari Karawang Asep Wadi; Arthur Supardan Nalan; Suhendi Afryanto
Paraguna Vol 9, No 1 (2022): TAFSIR-TAFSIR KARAWITAN
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/paraguna.v9i1.2099

Abstract

Identitas R.H Tjetjep Supriadi dalam dunia padalangan sangatlah jelas adanya pada tahun 1975 sampai 1990an, dengan membawa nama group Nya yakni Panca Komara, dan diperkuat juga oleh istrinya yaitu H Idjah Hadidjah yakni juara Sinden Jawa Barat tahun 1980. R.H Tjetjep Supriadi adalah sosok yang benar-benar tekun dalam membuat naskah kakawen atau nyandra dan cerita-cerita wayang, hal tersebut ditunjang dari background kebiasaannya yakni seorang guru dan melek akan ilmu pengetahuan yang terus update. Puncaknya karir R.H Tjetjep Supriadi yakni pada rilis nya lakon Nurkala Kalidasa yang mengusung tema kemanusiaan, lakon tersebut sangat di gandrungi para penggemar Wayang Golek pada saat itu, karena rata-rata orang mengenal R.H Tjetjep Supriadi karena Haleuang-nya. Teori yang digunakan oleh penulis yakni Teori Identitas dari James P Burke dengan menggunakan Metode Sejarah, adapun Teori Penguat yakni Teori Agen Perubahan/Agent Of Change. Karena peran R.H Tjetjep Supriadi dalam dunia padalangan sangatlah besar, dari mulai karya-karyanya yang mampu membuat ideologis dalam pakeliran pada tahun 1975 sampai 1990. Pada tahun 2010 R.H Tjetjep Supriadi telah merancang program untuk dunia Padalangan sampai pada tahun 2030, hal tersebut bisa dibuktikan pada tulisan proposal nya yang berjudul pengembangan ilmu padalangan nasional dari tahun 2010 sampai 2030.Kata Kunci : R.H Tjetjep Supriadi, Panca Komara, Identitas.