Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PROSPEKSI GALENA DI DAERAH SUNGAI URING, NANGROE ACEH DARUSSALAM HARRY UTOYO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 9, No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (10219.492 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol9.No2.2013.767

Abstract

Mineralisasi galena (PbS) terdapat di sungai Uring, kecamatan Pining, kabupaten Gayo Lues, Nangroe Aceh Darussalam. Mineralisasi tersebut berupa urat-urat kuarsa dengan ketebalan beberapa cm hingga 4,80 m dengan arah umum N295ºE/55º (Baratlaut-Tenggara) dan N195ºE/50º (Timurlaut-Baratdaya). Mineralisasi galena dengan mineral asosiasinya yaitu sfalerit, kalkopirit, pirolusit serta mineral logam mulia berupa emas dan perak. Alterasi yang terjadi terutama silisifikasi, seritisasi serta kaolinitisasi. Sebagai batuan induk (host rock) adalah batusabak, kuarsit, batupasir dan batugamping yang termasuk dalam Formasi Kluet, sedangkan mikrodiorit sebagai batuan sumber (source rock). Berdasarkan analisis kimia, kadar Pb total cukup bagus berkisar antara 37,65 – 63,25 % dengan perkiraan sumber daya lebih dari 100 ton.
KARAKTERISTIK PETROGRAFIS BATUBARA SEBATIK-KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN ASPEK GEOLOGISNYA BINARKO SANTOSO; HARRY UTOYO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8, No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (829.373 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No2.2012.794

Abstract

Studi petrografi batubara ini dilakukan terhadap beberapa percontoh yang diambil dari daerah Sebatik, Kalimantan Timur. Seluruh percontoh batubara ini dianalisis secara petrografis berdasarkan metodologi yang diterapkan oleh ASTM (2009). Komposisi petrografis batubara Sebatik mengindikasikan konsistensi kandungan maseral dan mineralnya. Batubara ini berciri khas dengan dominasi vitrinit terhadap liptinit, inertinit dan mineral. Tipe batubara seperti ini mengindikasikan bahwa batubara ini terbentuk dari tetumbuhan hutan di zona tropis yang lembab dengan sedikit sekali mengalami musim kering, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal-paralik-fluvial.Peringkat batubara Sebatik memperlihatkan sedikit perbedaan, yakni lignit dan subbituminus A. Hal ini disebabkan oleh efek intrusi andesit yang terjadi di daerah sekitarnya. Tipe dan peringkat batubara ini terkait dengan aspek-aspek geologis yang memengaruhinya, seperti: lingkungan pengendapan, intrusi dan umur geologis.
PROSPECT OF MINERAL DEPOSITS IN THE CENTRAL FLORES ISLAND, EASTERN INDONESIA Bhakti H Harahap; Hamdan Z Abidin; Harry Utoyo; Duddy Djumhana; Rum Yuniarni
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 16 No. 1 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v16i1.46

Abstract

Field data on the Central Flores Island, Eastern Indonesia (Sikka and Ende Regencies) together with chemical analyses allow us to discuss the prospect of mineral occurrences in this inner arc volcanic zone. Geologically, the area is dominated by Tertiary-Quaternary volcanic and sedimentary rocks, sitting unconformably on the siliceous sedimentary basement of Pre-Tertiary ages. The Tertiary volcanic rocks referred to as Kiro Formation consist of tuff, andesite lava, breccia and green tuff, while the sedimentary rocks are dominated by sandstone and claystone. The Pre-Tertiary basement rocks and the Kiro Formation were intruded by Late Miocene granite, granodiorite, diorite and andesite resulted in hydrothermal alteration and mineralization. The identified hydrothermal alteration includes chlorite, zeolite, kaolinite, jasper and silica. Ores deposits are represented by iron ore, manganese, gold, base metal and iron sands. Style of mineralization is disseminated features, cavity filling, replacement and veins. In general, quartz veins show vuggy, comb and bossa / bladed pseudomorph calcite texture. Sample analyses from quartz veins show that gold (Au) value ranges from 3 - 39 ppm, copper (Cu) : 15-133 ppm, lead (Pb) : 9 - 123 ppm, Zinc (Zn) : 7 - 31 ppm. Within silicified rocks, gold value ranges from <2 - 5 ppm, Cu : 6-546ppm, Pb : 28 - 1181 ppm, Zn : 18-3906 ppm. In contrast within altered rocks, Au : <2-55ppb, Cu : 9-199 ppm, Pb : 24 - 54 ppm, Zn: 40 - 142 ppm. The content of iron within ore veins range from 45.55 - 60.41%; manganese ranges from 231-8330 ppm (altered rock) and iron sands range from 4.22 - 50.83% magnetite. The result of the preliminary works in the area has been revealed that the Sikka and Ende Regencies could be traced for several mineral deposits occurrences such as epithermal, porphyry, skarn and volcanogenic massive sulfide of Kuroko type. Keyword : sikka, green tuff, skarn, volcanogenic, porphyry, epithermal
BIJIH BESI DI DAERAH BONTOCANI KABUPATEN BONE SULAWESI-SELATAN Harry Utoyo
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol. 18 No. 5 (2008): Jurnal Sumber Daya Geologi
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33332/jgsm.geologi.v18i5.251

Abstract

The iron ore located at Bontocani, Bone Regency, South Sulawesi is found in the form of boulders. The iron ore is associated with intrusions of granodiorite, pegmatite granodiorite and quartz as a result of moving up magmatic liquid containing iron ore, then it is enriched by the magmatic liquid remains that form granodiorite known as hydrothermal liquid through the cracks.  Sometimes, the iron ore is an aggregate at the contact zone between granodiorite intrusive and limestone. Mineral association occurred among garnet, quartz and ore mineral of magnetite and hematite, then mineralization in the research area is assumed as skarn type.Prospective area located at Tanjung village, in the south part of research area is 187.5 ha accompanied by magnetite mineralization and the degree of Fetotal   = 61,98 %, and at Pake village (220.78 ha) located at the north part and dominated by hematite mineralization with Fetotal = 52,35 %. Keywords: iron ore prospecting, granodiorite,  pegmatite granodiorite,  prospective area
PROSPEKSI GALENA DI DAERAH SUNGAI URING, NANGROE ACEH DARUSSALAM HARRY UTOYO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol9.No2.2013.767

Abstract

Mineralisasi galena (PbS) terdapat di sungai Uring, kecamatan Pining, kabupaten Gayo Lues, Nangroe Aceh Darussalam. Mineralisasi tersebut berupa urat-urat kuarsa dengan ketebalan beberapa cm hingga 4,80 m dengan arah umum N295ºE/55º (Baratlaut-Tenggara) dan N195ºE/50º (Timurlaut-Baratdaya). Mineralisasi galena dengan mineral asosiasinya yaitu sfalerit, kalkopirit, pirolusit serta mineral logam mulia berupa emas dan perak. Alterasi yang terjadi terutama silisifikasi, seritisasi serta kaolinitisasi. Sebagai batuan induk (host rock) adalah batusabak, kuarsit, batupasir dan batugamping yang termasuk dalam Formasi Kluet, sedangkan mikrodiorit sebagai batuan sumber (source rock). Berdasarkan analisis kimia, kadar Pb total cukup bagus berkisar antara 37,65 – 63,25 % dengan perkiraan sumber daya lebih dari 100 ton.
KARAKTERISTIK PETROGRAFIS BATUBARA SEBATIK-KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN ASPEK GEOLOGISNYA BINARKO SANTOSO; HARRY UTOYO
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol8.No2.2012.794

Abstract

Studi petrografi batubara ini dilakukan terhadap beberapa percontoh yang diambil dari daerah Sebatik, Kalimantan Timur. Seluruh percontoh batubara ini dianalisis secara petrografis berdasarkan metodologi yang diterapkan oleh ASTM (2009). Komposisi petrografis batubara Sebatik mengindikasikan konsistensi kandungan maseral dan mineralnya. Batubara ini berciri khas dengan dominasi vitrinit terhadap liptinit, inertinit dan mineral. Tipe batubara seperti ini mengindikasikan bahwa batubara ini terbentuk dari tetumbuhan hutan di zona tropis yang lembab dengan sedikit sekali mengalami musim kering, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal-paralik-fluvial.Peringkat batubara Sebatik memperlihatkan sedikit perbedaan, yakni lignit dan subbituminus A. Hal ini disebabkan oleh efek intrusi andesit yang terjadi di daerah sekitarnya. Tipe dan peringkat batubara ini terkait dengan aspek-aspek geologis yang memengaruhinya, seperti: lingkungan pengendapan, intrusi dan umur geologis.