Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

STUDI KINETIKA PENGHILANGAN AIR KRISTAL LIMONIT MENJADI HEMATIT PADA ATMOSFER INERT Suratman Suratman
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13, No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.158 KB) | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No2.2017.204

Abstract

Kebutuhan besi baja untuk pembangunan di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, perlu dicari alternatif bahan baku lokal pembuatan pelet di antaranya pemanfaatan mineral limonit dengan mengubahnya menjadi mineral hematit dan dilanjutkan dengan proses konsentrasi, sehingga memiliki kandungan Fe yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan penghilangan air kristal bijih limonit dan mengubahnya menjadi hematit. Percobaan dilakukan pada temperatur 250, 300, 350, 450 dan 500˚C, selama 60 menit dengan suplai nitrogen 1 liter/menit. Hasil percobaan menunjukkan temperatur proses optimal adalah 350˚C dengan % Berat percontoh yang hilang 11,3% dan meningkatkan kadar Fe total dari 50 hingga 56,4%. Produk ini belum memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pelet. Dari hasil studi kinetika penghilangan air kristal mineral limonit ini, reaksi pengubahan mineral limonit menjadi hematit terkendali oleh proses difusi pada temperatur 250oC dan 300oC. 
DISTRIBUTION CHARACTERISTICS OF FERRO-TITANIUM OXIDE MINERAL ON LOW-GRADE IRON SAND Suratman Suratman
Indonesian Mining Journal Vol 20, No 1 (2017): INDONESIAN MINING JOURNAL VOL. 20 NO. 1 April 2017
Publisher : Puslitbang tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.027 KB) | DOI: 10.30556/imj.Vol20.No1.2017.181

Abstract

Iron sand is known as one of the sources of TiO2 in the form of ilmenite or titanomagnetite mineral. Iron-titanium oxide mineral contained in Indonesia iron sand are classified as titanomagnetite. Indonesia possesses a lot of iron sand deposits such as at southern coast of Cilacap, Kebumen and other areas. The iron sand consists of magnetic and non-magnetic minerals as either loses or bound materials. Fractionation of Cilacap iron sand which employed three types of sieve (40, 60 and 80 meshes) showed that the iron sand is dominant in -40+60 fraction (68.38 g) while the most amount of iron and titania contents occurred at fraction of -80 mesh, namely 11.62 and 1.46%. Magnetic separation showed that the finer the particles and the higher the magnetic intensity, the higher the derived iron and titania. The process has also successfully increased the TiO2 content more than 5 times, from 0.325 to 1.67%.
STUDI KINETIKA PENGHILANGAN AIR KRISTAL LIMONIT MENJADI HEMATIT PADA ATMOSFER INERT Suratman Suratman
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol13.No2.2017.204

Abstract

Kebutuhan besi baja untuk pembangunan di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, perlu dicari alternatif bahan baku lokal pembuatan pelet di antaranya pemanfaatan mineral limonit dengan mengubahnya menjadi mineral hematit dan dilanjutkan dengan proses konsentrasi, sehingga memiliki kandungan Fe yang lebih tinggi. Dalam penelitian ini dilakukan penghilangan air kristal bijih limonit dan mengubahnya menjadi hematit. Percobaan dilakukan pada temperatur 250, 300, 350, 450 dan 500˚C, selama 60 menit dengan suplai nitrogen 1 liter/menit. Hasil percobaan menunjukkan temperatur proses optimal adalah 350˚C dengan % Berat percontoh yang hilang 11,3% dan meningkatkan kadar Fe total dari 50 hingga 56,4%. Produk ini belum memenuhi persyaratan sebagai bahan baku pelet. Dari hasil studi kinetika penghilangan air kristal mineral limonit ini, reaksi pengubahan mineral limonit menjadi hematit terkendali oleh proses difusi pada temperatur 250oC dan 300oC. 
DISTRIBUTION CHARACTERISTICS OF FERRO-TITANIUM OXIDE MINERAL ON LOW-GRADE IRON SAND Suratman Suratman
Indonesian Mining Journal Vol 20 No 1 (2017): INDONESIAN MINING JOURNAL VOL. 20 NO. 1 April 2017
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/imj.Vol20.No1.2017.181

Abstract

Iron sand is known as one of the sources of TiO2 in the form of ilmenite or titanomagnetite mineral. Iron-titanium oxide mineral contained in Indonesia iron sand are classified as titanomagnetite. Indonesia possesses a lot of iron sand deposits such as at southern coast of Cilacap, Kebumen and other areas. The iron sand consists of magnetic and non-magnetic minerals as either loses or bound materials. Fractionation of Cilacap iron sand which employed three types of sieve (40, 60 and 80 meshes) showed that the iron sand is dominant in -40+60 fraction (68.38 g) while the most amount of iron and titania contents occurred at fraction of -80 mesh, namely 11.62 and 1.46%. Magnetic separation showed that the finer the particles and the higher the magnetic intensity, the higher the derived iron and titania. The process has also successfully increased the TiO2 content more than 5 times, from 0.325 to 1.67%.