Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Sense : Journal of Film and Television Studies

Puncak Ritual Kematian Suku Dayak Tonyooi Benuaq dalam Dokumenter Etnografi “Malas Budi Basaq” Valenci Kalista; Alexandri Luthfi Rahman
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 1, No 1 (2018): SENSE
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.821 KB) | DOI: 10.24821/sense.v1i1.3316

Abstract

Penciptaan karya dokumenter ini adalah puncak ritual kematian dalam suku Dayak Tonyooi Benuaq, yaitu kuangkai. Kuangkai dilaksanakan bertahun-tahun setelah seseorang meninggal, yakni saat tengkorak sudah bisa dipisahkan darai badan. Kuangkai merupakan bentuk balas budi yang dilakukan oleh pihak keluarga. Masyarakat adat yakin, apabila seseorang meninggal, roh mereka harus dijemput oleh leluhur agar dapat sampai ke surga. Sebelum ritual kuangkai, ada tahap parapm api dan kenyau yang dilakukan bertahun-tahun sebelumnya, ketika seseorang baru meninggal.Dokumenter “Malas Budi Basaq” menggunakan metode etnografi agar penonton mengetahui pentingnya kuangkai berdasarkan sudut pandang masyarakat Tonyooi Benuaq. Pendekatan melalui metode ini membuat makna-makna yang terkandung dalam ritual kuangkai dapat disajikan dengan maksimal. Gaya ekspositori digunakan agar segala informasi mengenai kuangkai yang masih asing bagi sebagian besar penonton dapat tersampaikan dengan baik. Struktur kronologis dipilih untuk memaparkan tahapan ritual kuangkai yang berlangsung selama kurang lebih 14 hari.Hasil karya seni ini menunjukkan bagaimana kedudukan kuangkai sebagai puncak ritual kematian bagi masyarakat Dayak Tonyooi Benuaq. Kuangkai tetap menjadi sebuah ritual yang sakral dan akan terus mereka laksanakan sebagai bukti penghormatan dan balas budi kepada roh-roh leluhur.