Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMANFAATAN LAHAN TERBATAS DALAM MENUNJANG KETAHANAN PANGAN DI ERA COVID-19 Asmah Yani; Yenisbar Yenisbar; Karesia Agatha Pieter; Hamim Rudi R
Jurnal Imiah Management Agribisnis (Jimanggis) Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Management Agribisnis (Jimanggis)
Publisher : Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Sjakhyakirti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.322 KB) | DOI: 10.48093/jimanggis.v1i2.47

Abstract

Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari kecukupan ketersediaan, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Di Era Covid-19 yang mulai dicanangkan pada Maret 2020 yang lalu berdampak besar bagi masyarakat Indonesia karena untuk memutus rantai penularan Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Hal ini berdampak sekali pada pengadaan pangan keluarga, Salah satu solusinya adalah dengan pemanfaatan lahan terbatas di sekitar rumah untuk dijadikan lahan budidaya dalam memenuhi kebutuhan keluarga terutama untuk sayuran, rempah dan ikan, walau tidak banyak tapi bisa membantu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budidaya apa saja yang dapat dilakukan dilahan terbatas dan faktor-faktor penghambat dalam budidaya tanaman di lahan terbatas. Penelitian dilakukan di Bojong Gede dan Bekasi, serta secara daring dengan menyebar kuesioner ke responden di berbagai wilayah di Indonesia. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemanfaatan lahan terbatas bisa dilakukan untuk budidaya sayuran seperti cabai, kangkung, bayam, sawi dan tanaman obat atau rempah seperti jahe, kunyit, kencur, temu lawak dan ikan yang dibudidaya dengan metode aeroponik dengan kombinasi ikan dan sayur kangkung atau sawi dengan media air menggunakan drum. Faktor penghambat dalam budidaya di lahan terbatas ada faktor teknis dan sosial. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan lahan terbatas sangat menguntungkan karena bermanfaat dalam memenuhi sebagian dari kebutuhan pangan, budidaya bisa dilakukan di pekarangan rumah, samping rumah, belakang rumah atau di rootop.
Studi Potensi Ubi-Ubian Spesifik Lokal dan Upaya Pengembangannya Dalam Mendukung Kemandirian Pangan di Provinsi Bengkulu Asmah Yani; Wayan Rawiniwati
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 22, No 1 (2020): Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.896 KB) | DOI: 10.20961/agsjpa.v22i1.36009

Abstract

To support food resilience it is felt necessary to do an inventory of any lokal specific plant is cultivated mainly in the form of crop growers of potatoes in order to develop its potential,  because if not preserved such commodities are feared will become extinct and the community remains dependent on food rice. The objective of this research was to know the existence and distribution of potential cassava to support community food resilience in Bengkulu Province, know lokal specific cassava cultivation techniques and how much potential land can be developed to support food resilience in Bengkulu Province. This research was conducted at Regency of Rejang Lebong and Regency of Kepahiang, Province of Bengkulu from January-April 2019. The method of this research were observation approach, (interviews using questionnaires, dept interview and Focus Group Discussion (FGD). The selection of sample location research done by purposive sampling with consideration of the potential growth of the plant tubers. The result showed that in Bengkulu turned out for lokal specific crop potential was sweet potatoes. From 10 countries in Bengkulu, sweet potatoes spread across 7 districts namely Seluma, Mukomuko, Kaur, Central Bengkulu, Kepahiang, Lebong and Rejang Lebong. The potential of land that can be developed for the sweet potato cultivation based on the assumption of the  existence of land in location of research there were as many as 6,407.0 ha or 0.33% of the land area of Bengkulu province.
Distribution of Karamunting (Rhodomyrthus tomentosa AITON) in Several Regions and Its Secondary Metabolite Content Yenisbar Yenisbar; Asmah Yani
Journal of Tropical Biodiversity Vol 2 No 3 (2022): August 2022
Publisher : Universitas Nasional Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.235 KB)

Abstract

Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa Aiton) (fam: Myrtaceae), also called Ceylon cherry, downy rose myrtle, is native to South Asia. It treats diarrhea, dysentery, leukorrhea, hemorrhoids, toothache, infection and bleeding after childbirth, heart, and clears cholesterol. The research was conducted between April and August 2016 in South Sumatra in Padamaran and Tanjung Batu Villages and West Kalimantan in Kawat, Karamunting, and Capkala Villages analyzed the distribution of the karamunting plant and its secondary metabolites. Purposive sampling with the transect method was used. The observation variables analyzed included the species present, the number of individuals of each species, height, DBH, and coverage area. Species Composition, Relative Density (KR), Relative Frequency (FR), Relative Dominance (DR), and Important Value Index (INP) were all instrumental to the data analysis calculation. The findings indicated that there were 48 seedlings and 19 sapling species. The density and frequency were greater than that of other plants at the growth rate of seedlings and saplings. While the distribution was dominant in the Capkala Village, the most abundant phenol of karamunting leaves was discovered in Tanjung Batu Village, plentiful flavonoids in Padamaran Village, and the highest saponins and tannins in Karamunting Village. Furthermore, tannin was plentiful in Capkala Village.