p-Index From 2019 - 2024
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Planoearth
Tribhuana Tungga Dewi
Pasca Sarjana Program Study Lahan Kering, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Arahan Kesesuaian Lahan Kering Untuk Pengembangan Tanaman Porang Di Kabupaten Bima Tribhuana Tungga Dewi; Suwardji Suwardji; Bambang Dipo Kusumo; Parta Tanaya; Nani Herawati
Jurnal Planoearth Vol 6, No 2: Agustus 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v6i2.4920

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kelas kesesuaian lahan dalam pengembangan komoditi baru pertanian yang sedang menjadi primadona dan peluang usaha, dan tidak kalah penting mendukung program konservasi lahan hutan, yaitu umbi porang (Amarphopallus ancophillus) di Kabupaten Bima. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan rekomendasi kebijakan terkait kesesuaian lahan serta dapat dijadikan dasar pengembangan budidaya porang (Amarphopallus ancophillus) pada lahan kering. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kabupaten Bima. Metode penelitian yang digunakan yaitu  metode survei dan metode pengumpulan data sekunder berupa peta dan data spasial dari instansi yang terkait. Pengelompokan kelas kesesuaian lahan pada setiap unit lahan menggunakan sistim overlay atau tumpang tepat dengan berpedoman pada kriteria kesesuaian lahan tanaman porang (Amarphopallus ancophillus). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan kering cukup sesuai (S2) adalah 3.487 ha; kelas kesesuaian lahan kering sesuai marginal (S3) adalah 16.683 ha; dan tidak sesuai (N) adalah 469 ha. Dengan demikian,  potensi lahan kering untuk pengembangan tanaman porang (Amarphopallus ancophillus) di Kabupaten Bima sangat besar yaitu 20.170 ha atau 98,43 % dari total keseluruhan lahan kering di Kabupaten Bima.This research is aimed at mapping class suitability of land for Bulbs Porang (Amorphopallus ancophillus) as a new agricultural commodity to develop, which rises in demand, becomes potential commodity and moreover, supports land conservation program in Regency of Bima. This research is beneficial as information and policy recommendation relate to land suitability. This research conducted as survey method and secondary data collection method such as map and spatial data of related institutions. Class grouping of land suitability for each land unit used overlay system based on land suitability criteria of Bulbs Porang (Amarphopallus ancophillus). Research result showed that the class suitability of dry land was quite suitable (S2), approximately 3.487 ha; class suitability of dry land as marginal (S3) was 16.683 ha; and non-suitable result was 469 ha. Thus, dry land result was very big to cover 20.170 ha or 98.43 % of total dry land in the Regency of Bima.
Analisis Kesesuaian Lahan Kering Kabupaten Bima Untuk Produksi Kedelai Tribhuana Tungga Dewi; Taslim Sjah; Sukartono Sukartono; Bambang Dipokusumo; Nani Herawati
Jurnal Planoearth Vol 6, No 1: Februari 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpe.v6i1.4904

Abstract

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah salah satu dari 3 provinsi di Indonesia sebagai penghasil komoditas kedelai. Komoditas ini di Provinsi NTB dikembangkan sebagai menunjang komoditas kedelai nasional, yang selama ini masih dilakukan impor. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bima, sebagai salah satu wilayah kabupaten di Provinsi NTB yang berpotensi dalam pengembangan komoditas kedelai. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan kelas kesesuaian lahan dalam pengembangan tanaman pangan, terutama tanaman kedelai (glycine max L merril) di Kabupaten Bima. Penelitian ini berguna sebagai bahan informasi dan rekomendasi terkait kesesuaian lahan serta dapat dijadikan dasar pengembangan budidaya tanaman kedelai pada lahan kering. Metode penelitian yang digunakan yaitu  metode survei dan metode pengumpulan data sekunder berupa peta dan data spasial dari instansi yang terkait. Pengelompokan kelas kesesuaian lahan pada setiap unit lahan menggunakan sistim overlay atau tumpang tepat dengan berpedoman pada kriteria kesesuaian lahan tanaman kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas kesesuaian lahan kering actual, pada kelas cukup sesuai (S2) adalah seluas 3.244,20 ha dengan prosentase sebesar 20,12%; kelas kesesuaian lahan kering sesuai marginal (S3) seluas 28.108,12 ha dengan prosentase 78,43%; dan kelas kesesuaian lahan tidak sesuai (N) sebesar 744 ha dengan prosentase paling kecil yaitu 1,45%. Dengan demikian, potensi lahan kering untuk pengembangan tanaman kedelai (glycine max L merril) di Kabupaten Bima sangat besar yaitu 31.352,32 ha.Abstract:  West Nusa Tenggara (NTB) Province, is one of 3 provinces in Indonesia as a producer of soybean commodity. This commodity in NTB Province was developed to support the national soybean commodity, which has been still imported. This research was conducted in Bima Regency as one of the districts in NTB Province which has the potential for developing soybean commodities. This study aims to map land suitability classes for the development of food crops, especially soybean (glycine max (L.) Merrill) in Bima Regency. This research is useful as information and recommendations related to land suitability and can be used as a basis for developing soybean cultivation on dry land. The research method used is the survey method and secondary data collection methods such as maps and spatial data from related agencies. Classification of land suitability classes for each land unit uses an overlay or overlapping system based on criteria of the land suitability for soybean crops. The results showed that suitability class of dry land quite suitable (S2) is 3,244.20 ha with a percentage of 20.12%; suitability class of dry land marginally suitable (S3) covering an area of 28,108.12 ha with a percentage of 78.43%; and unsuitable land suitability class (N) is 744 ha with the smallest percentage of 1.45%. Therefore, the potential of dry land for the development of soybean crop  (Glycine max (L.) Merrill) in Bima is very large, that is 31,352.32 ha or 98.55% of the total dry land in Bima Regency.