Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengamatan Lamanya Penyinaran Matahari di BMKG Kelas II Kota Palembang Menggunakan Alat Campbell Stokes Atina Atina; Heru Prasetio
Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER) Vol 3, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Fisika dan Terapannya (JUPITER)
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/jupiter.v3i2.7148

Abstract

Campbell Stokes Recorder adalah yang digunakan secara resmi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dalam kegiatan pengukuran lamanya penyinaran matahari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lamanya penyinaran matahari di kota Palembang periode Agustus 2021 dan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi lamanya penyinaran matahari. Metode yang digunakan adalah pengukuran langsung di lapangan terhadap keadaan cuaca di Kota Palembang selama bulan Agustus tahun 2021 di stasiun kelas II BMKG Kota Palembang. Hasil penelitian diketahui bahwa Lamanya penyinaran matahari periode Agustus di kota Palembang, nilai tingkat penyinaran matahari terpanjang terjadi pada tanggal 12 Agustus 2021 yaitu 8,4 jam. Hal ini dikarenakan cuaca yang cerah dan matahari tidak tertutup awan. Pada tanggal  4, 7, 10, 17, 25 dan 26 cuaca mendung, sehingga hasil pengukuran yang didapatkan kecil dikarenakan tertutup awan. Sedangkan penyinaran matahari terpendek terjadi pada tanggal 22 dan 30 Agustus 2021 yaitu 0 jam  karena cuaca mendung dan tertutup awan sepanjang hari. Pengukuran ini dilakukan dimulai dari matahari terbit sampai matahari tenggelam. Faktor- faktor yang mempengaruhi lamanya penyinaran matahari yaitu waktu dan posisi tempat bumi terhadap matahari, durasi hari dan  sudut datang radiasi matahari, cuaca serta ketelitian pengamat dan alat pengukur.
Perbandingan Verifikasi Akurasi Posisi Pasien Radioterapi Secara Manual dan Semiotomatis Berbasis Citra DRR/EPID SUSI NOFRIDIANITA; HERU PRASETIO; SUPRIYANTO A PAWIRO
Indonesian Journal of Cancer Vol 10, No 3 (2016): July - September 2016
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3223.349 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v10i3.438

Abstract

ABSTRACTRadiotherapy is one of common treatment modality for Nasopharyngeal Cancer. The development of intensity modulated radiotherapy (IMRT technique) gives satisfactory results in the nasopharyngeal cancer treatment, both clinically and dosimetry. IMRT can reduce the effects of acute and chronic, with a maximum dose coverage to the tumor and minimal dose to the organ or normal tissue surrounding target value. The purpose of this study is to compare theaccuracy of patient positioning verification of Nasopharyngeal Cancer IMRT with DRR / EPID image registration. Retrospective data analysis of the AP and Lateral projections DRR and EPID images 35 patients (140 images) were then manually verified by simulative applied fusion semiautomatic with FIJI program. FIJI program improved the image quality of the DRR and EPID to facilitate the image registration. Results of this study shows no statistically significantdifference between the manual verification and semiautomatic fusion method of nasopharyngeal cancer patients, but there is a tendency that the semiautomatic method with FIJI program provides verification geometry radiotherapy better a result than manual methods.ABSTRAKTeknik Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) dapat mengurangi efek akut dan kronik, dengan cakupan dosis maksimal pada tumor dan dosis minimal pada organ/jaringan sehat di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan verifikasi akurasi posisi pasien IMRT Kanker Nasofaring dengan registrasi citra DRR/ EPID. Analisis data retrospektif terhadap citra DRR/EPID dari 35 pasien proyeksi AP dan Lateral (140 citra) yang telah diverifikasi secara manual kemudian secara simulatif diterapkan metode fusi semiotomatis dengan program FIJI. Penggunaan program FIJI dapat memperbaiki kualitas citra DRR/EPID sehingga memudahkan dalam verifikasi geometri radioterapi. Hasil penelitian ini secara statistik menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara verifikasi manual denganmetode fusi pada radioterapi pasien kanker nasofaring, namun secara deskriptif terdapat kecenderungan bahwa metode fusi dengan program FIJI memberikan verifikasi geometri radioterapi yang lebih baik dibandingkan metode manual.