Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Perancangan Sistem Kendali Otomatis Lampu Penerangan pada Rumah Tinggal untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Listrik M Hudori; Yahya Paisal
Industrial Engineering Journal Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v8i1.375

Abstract

Persediaan listrik yang terbatas menuntut kita untuk berhemat dalam penggunaanya. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menghemat listrik yaitu dengan penggunaan lampu rumah tinggal seperlunya saja. Sistem operasi open source pada ponsel Android dapat dimanfaatkan untuk membuat aplikasi pengendali lampu rumah tinggal dalam menggunakan mikrokontroler dan relay sebagai pengganti atau penambah saklar secara automatis. Aplikasi Android digunakan sebagai perintah kepada rangkain mikrokontroler Arduino melalui media komunikasinya adalah modul Bluetooth. Mikrokontroler Arduino akan merespon input dan output berupa logika low/Off dan logika high/On melalui pin-pin yang telah ditentukan. Pin-pin tersebut akan dihubungkan ke modul Relay. Ketika mendapat input logika low dan logika high maka akan mengaktifkan fungsi relay dan relay tersebut akan menggerakan kontak saklarnya sehingga lampu dapat menyala dan mati. Modul Relay digunakan sebagai pengganti atau penambah saklar yang dihubungkan ke lampu rumah. Semua instalasi lampu rumah akan tersimulasi menggunaka miniatur maket dan lampunya akan di ganti dengan LED.
Identifikasi dan Eliminasi Waste pada Proses Receiving di Gudang Logistik M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v5i2.141

Abstract

Gudang merupakan salah satu tempat yang diperlukan dalam industri jasa logistik yang salah satu fungsinya adalah warehousing, yang menuntut pengelolaan barang dengan baik, mulai dari penerimaan hingga pengiriman barang. Proses penerimaan (receiving) harus dilakukan secara efisien dan efektif dengan cara memaksimalkan alur kerja dari proses tersebut, mulai dari tahap pembongkaran hingga bin change system. Melalui penerapan lean services, efisiensi dapat dilakukan, yaitu dengan cara mengurangi pemborosan (waste) yang ada. Hasil pengumpulan data akan divisualisasi menggunakan value stream mapping (VSM), di mana aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah diidentifikasi sebagai waste untuk kemudian diminimalisir waste yang terjadi. Process activity mapping diperlukan untuk melihat klasifikasi aktivitas yang ada, yang terdiri dari klasifikasi bernilai tambah (value added), tidak bernilai tambah (non value added) dan tidak bernilai tambah namun diperlukan (necessary non value added). Hasilnya didapatkan process cycle efficiency (PCE) yang sangat kecil, sedangkan aktivitas delay memiliki waste dominan. Setelah dilakukan perbaikan proses, yaitu melalui pembagian batch menjadi dua bagian small batch, serta melakukan pengurutan ulang aktivitas yang ada. Hasilnya diperoleh pengurangan waktu siklus yang cukup signifikan.
Implementasi Penempatan dan Penyusunan Barang di Gudang Finished Goods Menggunakan Metode Class Based Storage Basuki Basuki; M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v5i2.137

Abstract

Peningkatan daya saing dapat dilakukan melalui pengelolaan gudang, khususnya gudang finished goods. Kondisi pola penyimpanan dan penyusunan barang yang dilakukan secara acak dan kurang teratur akan mengakibatkan terjadinya penumpukkan barang ataupun tercampurnya barang-barang di dalam satu slot rack Sehingga, kondisi tersebut akan mengakibatkan waktu pencarian yang lebih lama. Kajian akan membahas mengenai implementasi penempatan dan penyusunan barang menggunakan metode Class Based Storage. Penelitian dilakukan dengan meneliti 31 item produk dengan tujuan untuk mengetahui tata letak barang di gudang finished goods berdasarkan klasifikasi ABC. Penelitian dilakukan dengan mencari penyebab penempatan dan penyusunan barang yang tidak teratur, kemudian membuat tata letak barang di gudang finished goods. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 31 item produk tersebut didapatkan hasil pengelompokkan menjadi tiga kelas yaitu: 1) kelas A: jumlah persediaan 81,31% dengan jumlah item sebanyak 7 atau sebesar 22,58%; 2) kelas B: jumlah persediaan 14,54% dengan jumlah item sebanyak 6 atau sebesar 19,35%; dan 3) kelas C: jumlah persediaan 4,15% dengan jumlah item sebanyak 18 atau sebesar 58,06%.
Penerapan Prinsip 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) di Gudang Zat Kimia Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v6i2.165

Abstract

Gudang yang merupakan tempat penyimpanan persediaan barang sebelum barang tersebut digunakan atau dikeluarkan memiliki beberapa aktivitas. Beberapa aktivitas yang terdapat pada gudang zat kimia di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yaitu penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran. Berdasarkan pengamatan langsung di gudang zat kimia tersebut, terdapat permasalahan mengenai penataan dan perawatan yang kurang optimal, yakni ada beberapa barang yang kondisi tata letaknya masih kurang rapi atau berantakan, sampah, kotoran serangga dan debu di mana-nama. Penelitian ini dilaksanakan mulai 20 Pebruari 2017 s/d 27 Mei 2017 di sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara (interview) dan studi literatur yang berkaitan dengan aspek yang dibahas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan 5S (Seiri, Seiso, Seiton, Sheiketsu, Shitsuke) sangat baik untuk dilaksanakan di gudang, khususnya gudang zat kimia, sehingga pengelolaan gudang menjadi lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, prinsip 5S ini diharapkan dapat diterapkan di bagian lain yang ada di perusahaan tersebut karena telah terbukti dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi di tempat kerja.
Perencanaan Kebutuhan Kendaraan Angkutan Tandan Buah Segar (TBS) di Perkebunan Kelapa Sawit M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v5i1.147

Abstract

Minyak kelapa sawit atau CPO sebagai salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia saat ini sedang mengalami kondisi yang kurang menggembirakan. Anjloknya harga pasar global diperparah oleh lemahnya daya saing CPO tersebut di pasar global. Salah satu faktor yang mempengaruhi lemahnya daya saing tersebut adalah kualitas CPO, yaitu kadar asam lemak bebas atau FFA. MRP II merupakan suatu sistem yang digunakan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya yang dibutuhkan di dalam menghasilkan suatu produk yang berkualitas sesuai dengan target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. Faktor transportasi, yang merupakan salah satu sumber daya yang dibutuhkan dalam menghasilkan TBS, memegang peranan penting untuk memasok TBS yang berkualitas ke PKS, karena TBS yang berkualitas merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kualitas CPO tersebut. Melalui penentuan norma kebutuhan kendaraan angkutan TBS, maka dapat dihitung berapa banyak jumlah unit harian kendaraan yang dibutuhkan setiap bulannya sesuai dengan rencana produksi yang telah disusun sebelumnya. Dengan demikian seluruh TBS yang dipanen setiap harinya dapat diangkut ke PKS dan tidak akan ada lagi TBS yang menjadi restan di kebun.
Analisis Pengaruh Variasi Ukuran Produk Terhadap Cycle Time Menggunakan Rancangan Percobaan M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v7i2.346

Abstract

Sebuah perusahaan yang memproduksi baja paduan untuk kontruksi, saat ini sedang mengalami kenaikan dalam jumlah permintaan produksi yang begitu tinggi. Namun salah satu kendala yang sedang dialami perusahaan adalah masalah dalam ketepatan waktu pengirirman sehingga terjadi keterlambatan pengiriman produk. Keterlambatan pengiriman tersebut berkaitan dengan penjadwalan yang kurang efektif karena waktu siklus (cycle time) yang berbeda-beda dalam memproduksi produk tersebut. Dikarenakan produk yang diproduksi perusahaan beragam variasi ukuran sehingga waktu yang digunakan dalam memproduksi produk pun berbeda-beda. Terkait hal tersebut perusahaan harus dapat menentukan lead time pada setiap pesanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran produk terhadap cycle time. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan lima perlakuan, yaitu produk dengan ukuran 7,5 meter; 2,5 meter; 14 meter; 7 meter; dan 12 meter. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak lima kali dengan melakukan pengamatan langsung pada proses di mesin decking terhitung mulai dari 14 Mei 2018 s/d 25 Mei 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi ukuran produk berpengaruh nyata terhadap cycle time. Hal ini berarti lead time penyelesaian suatu pesanan akan sangat dipengaruhi oleh ukuran produk yang dipesan tersebut. Kata Kunci: Cycle time, Rancangan acak kelompok, Rancangan percobaan.
Poka Yoke untuk Pembuatan Palet Package Information di Bagian Shipping M Hudori; Josafat Mauritz Simanjuntak
Industrial Engineering Journal Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v6i1.153

Abstract

Bagian shipping di sebuah perusahaan manufaktur bertugas untuk melakukan penyimpanan, packing, wrapping, dan pengiriman barang ke konsumen. Untuk proses pengiriman diperlukan packing list, yaitu surat packing finish good sebelum dikirimkan. Namun sistem ERP yang ada tidak dapat digunakan untuk membuat palet package information, karena palet package information adalah permintaan khusus dari salah satu customernya. Setiap finish good yang dikirimkan harus memiliki palet package information. Artikel ini membahas tentang penerapan poka yoke untuk pembuatan palet package information pada bagian shipping yang bertujuan untuk mengindentifikasi penyebab terjadinya perbedaan antara packing list dan palet package information dan menerapkan poka yoke pada palet package information untuk dijadikan solusi atas permasalahan. Metodologi yang digunakan meliputi observasi yang dilakukan dengan mengamati proses pembuatan palet package information. Setelah itu dilakukan wawancara dengan karyawan yang bertugas untuk membuat palet package information. Kemudian analisis data menggunakan cause-and-effect diagram untuk pengelompokkan penyebab terjadinya kesalahan pada proses penginputan data. Tahap berikutnya yaitu penerapan poka yoke untuk dijadikan solusi atas permasalahan yang terjadi. Kesimpulan kajian khusus ini yaitu proses input data palet package information pada bagian shipping yang dilakukan secara manual sangat tidak efektif dan penerapan poka yoke terhadap pembuatan palet package information bisa dilakukan dan merupakan solusi permasalahan.
Pengukuran Kinerja Kualitas Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pabrik Kelapa Sawit (PKS) M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v7i2.338

Abstract

Penelitian ini membahas kinerja kualitas TBS yang merupakan bahan baku PKS, seperti grading TBS dengan mengukur nilai sortasi panen (NSP), dan efektivitas pengutipan brondolan dengan mengukur indeks pengutipan brondolan (IPB). Setiap PKS pada umumnya melakukan sortasi TBS, namun data tersebut tidak diolah sehingga akan sulit melakukan penilaian secara komprehensif, dan hanya dilakukan secara parsial saja, yaitu yang dinilai tidak layak, sehingga kadang-kadang terjadi ketidaksinkronan antara kinerja proses dengan output, di mana bahan baku yang terkesan bagus menghasilkan produk yang jelek atau sebaliknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja kualitas TBS yang merupakan bahan baku di PKS. Penelitian ini merupakan analisis kualitatif dan kuantitatif, yaitu merupakan telaah ilmiah untuk mengukur kinerja kualitas TBS melalui pengukuran NSP dan IPB. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur, observasi dan penelusuran dokumen. Pembahasan dilakukan melalui analisis deskriptif, yakni menjelaskan hal-hal yang terkait dengan hasil pengukuran kualitas TBS yang ditunjukkan pada hasil pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja kualitas TBS yang diterima sebagai bahan baku di PKS, dilihat sisi grading TBS adalah buruk. Namun, kondisi tersebut dapat berubah menjadi baik apabila dilakukan perbaikan kondisi yang ada. Efektivitas pengutipan brondolan menunjukkan kinerja yang buruk juga. Kondisi tersebut tidak akan mengalami perubahan walaupun sudah dilakukan perbaikan.Kata Kunci: Kualitas, I-MR Chart, NSP, TBS
Dampak Kerugian dan Usulan Pemecahan Masalah Kualitas Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit M Hudori
Industrial Engineering Journal Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53912/iejm.v5i1.149

Abstract

Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, tampak bahwa Indonesia memiliki daya saing yang rendah di pasar global dan pendapatan dari sektor ini berpotensi menurun. Jika dilihat secara mikro, masih banyak perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang memperhatikan kualitas di dalam pengelolaannya. Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, khususnya CPO, tentunya akan semakin melemahkan daya saing tersebut.Penurunan daya saing minyak sawit Indonesia (CPO) sangat dipengaruhi oleh faktor kualitas, yaitu asam lemak bebas (FFA). Masalah FFA dipengaruhi oleh kondisi buah sawit yang tidak segar dan perlakuan yang kurang memadai saat menunggu dimulainya proses pengolahan di pabrik kelapa sawit (PKS). Kerugian yang disebabkan oleh masalah FFA ternyata sangat besar. Dampak kerugian tersebut dapat diminimalisir melalui upaya-upaya perbaikan terhadap akar-akar masalah kualitas tersebut. Dengan demikian perusahaan harus segera melakukan upaya-upaya perbaikan tersebut sehingga biaya kualitas yang timbul dapat diminimalisir dengan segera.Perbaikan faktor-faktor yang menyebabkan FFA adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk diselesaikan agar kondisi kualitas dapat ditingkatkan, sehingga CPO Indonesia akan memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Formulasi Model Safety Stock dan Reorder Point untuk Berbagai Kondisi Persediaan Material M Hudori
JURNAL CITRA WIDYA EDUKASI Vol 10 No 3 (2018): JCWE Edisi Desember 2018
Publisher : Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.539 KB)

Abstract

Inventory is an asset, but inventory is an low liquidity asset. Inventory of material (raw material, spare parts, consumables, etc.) requires special handling techniques that are different from the techniques of work in process or finished goods, because the material supply comes from suppliers who are outside the company's environment, it can be deterministic or probabilistic/ stochastic, so that requires different handling techniques. The parameters that must be considered in handling material inventories, such as the level of demand and leadtime generally variable because they are influenced by external conditions that are beyond the control of the company. This research is an analytical study based on literature review which aims to formulate a model of inventory control, especially safety stock and reorder point by taking into account both fixed and variable demand and leadtime parameters. Description of conditions is needed to obtain a model formulation that is suitable for these conditions. Model testing is done using artificial data. The result of the study were in the form of a safety stock and reorder point formula. The result of the study indicate that the formula for determining the level of safety stock and reorder point has a variety of models according to their respective condition, so that the condition needs to be identified first before determining the appropriate model to use. If the company wants to reduce its inventory level, the company must control the demand and the leadtime.