p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Buletin Palma
nFN Miftahorrachman
Balai Penelitian Tanaman Palma

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Korelasi dan Sidik Lintas Dua Belas Karakter Vegetatif, Generatif dan Komponen Buah Kelapa Dalam Odeska Lobu [Correlation and Path Analysis of Twelve Vegetative, Generative, and Fruit Component Characters of Odeska Lobu Coconut] nFN Miftahorrachman; Meity Tulalo; Elsje Tenda; Jeanette Kumaunang; Yulianus R Matana
Buletin Palma Vol 20, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v20n2.2019.83-90

Abstract

The use of quality and certified seeds is an absolute requirement in the construction of the seed garden of coconut plant. Lobu tall coconut is one of the potential coconuts owned by North Sulawesi Province. The research was conducted  in Lobu Village, Touluwaan District, Southeast Minahasa Regency, North Sulawesi Province from 2016 to 2018. The purpose of the study was to determine the characters that directly have an impact on the yield using path analysis based on Singh and Chaudary Formula on twelve morphology characters using programme of R i386 3.5.2 package Agricole software. The results of a simple correlation analysis show that there is no relationship between morphological characters and number of fruits, but correlates with the weight of whole fruit. The results of the path analysis showed that only the seed weight character had a direct effect on the weight of whole fruit (r = 0.53) and there were no indirect effects. Seed weight characters can be used as a selection criteria of mother palms to increase coconut productivity of Odeska Lobu coconut.ABSTRAKPenggunaan benih berkualitas dan bersertifikat merupakan syarat mutlak dalam pembangunan kebun induk tanaman kelapa. Kelapa Dalam Odeska Lobu merupakan salah satu kelapa potensial yang dimiliki daerah Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan dilakukan di Desa Lobu, Kecamatan Touluwaan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, mulai tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, untuk mengetahui karakter-karakter yang berpengaruh langsung terhadap hasil, dilakukan dengan menggunakan analisis sidik lintas berdasarkan formula Singh dan Chaudary terhadap dua belas karakter vegetatif, generatif, dan komponen buah menggunakan program software R i386 3.5.2 package Agricole. Hasil analisis korelasi sederhana menunjukkan tidak terdapat hubungan antara karakter morfologi dengan karakter hasil jumlah buah, tapi berkorelasi dengan karakter hasil berat buah utuh. Hasil analisis lintas menunjukkan hanya karakter berat biji yang berpengaruh langsung terhadap berat buah utuh (r = 0.53) dan tidak terdapat pengaruh tidak langsung. Karakter berat biji dapat dimanfaatkan sebagai kriteria seleksi pohon tetua sebagai sumber benih untuk meningkatkan produktivitas kelapa Dalam Odeska Lobu. 
Pengelompokkan dan Ketidakmiripan Dua Belas Aksesi Kelapa (Cocos nucifera L.) Asal Beberapa Provinsi [Grouping and Dissimilarity Among Twelve Coconut Accessions (Cocos Nucifera L.) From Some Provinces] nFN Miftahorrachman; Muhammad Roiyan Romadhon; nFN Rahma; Jeanette Kumaunang
Buletin Palma Vol 21, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v21n2.2020.55-67

Abstract

The spread of coconut plants are almost in most regions in Indonesia, which causes considerable genetic diversity and is an opportunity as genetic material for improvement of national coconut plants and opportunity as genetic material for the improvement of national coconut plants and can be used as parents in the assembly of new hybrid varieties. This research was conducted from 2017 to 2018 in several provinces in Indonesia including provinces of West Sumatra, Jambi, East Kalimantan, South Kalimantan and North Sulawesi. The purpose of this study was to study the level of variation of coconut germplasm in Indonesia, organize and classify variations, and classify accessions by considering various characters that can be used as parents. Grouping and dissimilarity are based on twelve morphological characters and fruit components, namely the number of leaves (NL), number of bunches/trees (NBT), number of fruits/bunches (NFB), weight of whole fruit (WWF), whole fruit polar circumference (WFPC), whole fruit equatorial circumference (WFEC), weight of fruit without husk/seed (WFWHS), polar seed circumference (PSC), equatorial seed circumference (ESC), weight of fruit without water (WFWW), weight of endosperm(WE), and thick of endosperm (TE).The data obtained were then analyzed using a divisive or top-down clustering method (hierarchial cluster) by partitioning at least two classes that were the least similar. The data is processed using R. 3.5.1 software. Determination of the average distance (average linkage) obtained from the average dissimilarity coefficient data from each of the accessions tested.The results showed the twelve coconut accessions formed four groups at a 32% dissimilarity. Group I consisted of one accession (Bram Itam), group IIconsisted ofthree accessions are  (Pesisir Selatan, Kapuah Jaya, Muara Jawa) group IIIconsisted ofeight accessions (Tanjung Solok, Labuan Uki, Pindolili, Mekar Sari, Betara Kanan, Siri Hulu, Tamban Bangun, Pengabuan). Eigen value in the main component 1 (KU1)> 1 with a variation of 60.60% with the number of bunches/trees, whole fruit polar circumference, weight of fruit without husk/seed, polar seed circumference, equatorial seed circumference, weight of fruit without water, dan thick of endospermand hybridisation is carried out so that it can produce superior hybrids.ABSTRAKPenyebaran tanaman kelapa hampir di sebagian besar daerah di Indonesia, sehingga menyebabkan keragaman genetik yang cukup besar dan merupakan peluang sebagai materi genetik untuk perbaikan tanaman kelapa nasional dan dapat dijadikan sebagai tetua dalam perakitan varietas hibrida baru. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2017 sampai 2018 di beberapa Provinsi di Indnesia meliputi Propinsi Sumatera Barat,  Jambi,  Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat variasi plasma nutfah kelapa di Indonesia, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan variasi, dan mengelompokkan aksesi dengan mempertimbangkan beberapa karakter yang dapat dijadikan sebagai tetua. Pengelompokan dan ketidakmiripan  didasarkan pada duabelas karakter  morfologi dan komponen buah, yaitu jumlah daun (JD), jumlah tandan/pohon (JT), jumlah buah/tandan (JBT), berat buah utuh (BBU), lingkar polar buah utuh (LPBU), lingkar equatorial buah utuh (LEBU), berat buah tanpa sabut/biji (BBTS), lingkar polar biji (LPB), lingkar equatorial biji (LEB), berat buah tanpa air (BBTA), berat daging buah (BD), dan tebal daging (TD). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode pengelompokan divisive atau top-down (hierarchial cluster) dengan mempartisi klaster minimal dua klaster yang paling tidak mirip. Data diolah dengan menggunakan software  R. 3.5.1. Penentuan jarak rata-rata (average linkage) yang diperoleh dari rataan data koefisien ketidakmiripan dari masing-masing aksesi yang diuji. Hasil penelitian menunjukkan  ke dua belas aksesi kelapa tersebut membentuk empat kelompok pada ketidakmiripan 32%. Kelompok I  terdiri dari satu aksesi (Bram Itam), kelompok II terdiri dari aksesi (Pesisir Selatan, Kapuah Jaya, Muara Jaawa), dan kelompok III satu aksesi (Tanjung Solok, Labuan Uki, Pindolili, Mekar Sari, Betara Kanan, Siri Hulu, Tamban Bangun, Pengabuan). Nilai eigen value pada komponen utama 1 (KU1) > 1 dengan keragaman sebesar 60,60% dengan karakter jumlah daun, jumlah tandan, lingkar polar buah utuh, berat buah tanpa serabut, lingkar polar biji, lingkar ekuatorial biji, berat buah tanpa air, dan berat daging yang dijadikan sebagai karakter seleksi terhadap keragaman yang tinggi untuk dijadikan sebagai tetua dan dilakukan hibridisasi sehingga dapat menghasilkan hibrida superior.
Identifikasi Agens Polinasi pada Tanaman Pinang (Areca catechu L.) nFN SALIM; nFN MIFTAHORRACHMAN
Buletin Palma Vol 15, No 2 (2014): Desember, 2014
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.413 KB) | DOI: 10.21082/bp.v15n2.2014.141-149

Abstract

Informasi tentang sistem penyerbukan pada suatu tanaman sangat penting dalam persilangan untuk menghasilkan varietas unggul. Pada tanaman pinang, agens penyerbuk masih belum pasti; ada yang menyatakan dilakukan melalui angin atau serangga. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi agens penyerbuk pada tanaman pinang. Penelitian dilakukan pada koleksi dua varietas pinang, yaitu Mongkonai dan Huntu di Kebun Percobaan Kayuwatu, Manado. Kegiatan mulai dilakukan pada awal musim penghujan yaitu bulan September sampai bulan Oktober 2013. Jumlah sampel tanaman pinang sebanyak 12 pohon setiap aksesi yang berumur 10 tahun. Identifikasi agens penyerbuk dilakukan dengan dua cara, yaitu pengamatan kunjungan serangga pada tandan bunga pinang dan perangkap serbuk sari menggunakan media agar yang diletakkan di bawah malai bunga betina. Hasil penelitian menunjukkan kunjungan serangga penyerbuk pada bunga pinang sangat sedikit (8 sampai 13 jenis dan rata-rata jumlah serangga antara 0,2-261,8 serangga per pohon) dibanding dengan kunjungan serangga pada bunga kelapa (14 jenis dengan rata-rata jumlah antara 0,2-901 serangga per pohon). Selama masa anthesis bunga betina, tidak terjadi kunjungan serangga hal ini disebabkan bunga betina pinang tidak menghasilkan nektar. Jumlah polen yang terperangkap dalam media yang pemasangannya selama 24 jam hanya berkisar antara 4-6 polen pada posisi media tegak, sedangkan media yang dipasang tertelungkup polen yang terperangkap sedikit sekali, yaitu hanya 1-2 polen. Ini menggambarkan sekalipun posisi bunga betina tertelungkup serbuk sari masih bisa diserbuki oleh angin. Jumlah polen yang terperangkap selama 144 jam (hari ke enam) bertambah antara 144-174 polen untuk pemasangan media perangkap dengan posisi tegak dan 54-82 polen untuk pemasangan media dengan posisi tertelungkup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens penyerbuk pada tanaman pinang adalah angin. Bunga pinang tidak disukai oleh serangga penyerbuk karena jumlah serbuk sari yang sedikit dan tidak menghasilkan nektar.Kata kunci: Pinang, agens polinasi, serangga penyerbuk, angin, serbuk sari, bunga betina. ABSTRACTIdentification of Pollination Agen on Arecanut (Areca catechu L.)Information about pollination system on a crop is very important in hybridization to produce superior varieties. In arenut crop, pollinators agens is still uncertain; there are states carried by wind or insects. The purpose of the study is to identify the agents of pollinators on arecanut.The study was conducted on two varieties of arecanut collection, namely Mongkonai and Huntu at the Kayuwatu Experiment Garden, Manado. Activity began in the early rainy season is September to October 2013. The number of samples as many as 12 tree for each accession of 10 years old. Identification of agents pollinators done in two ways, namely observation of insects visit the flower cluster nut and pollen traps using media that is put under the female flower bunches.The results showed pollinating insects visit the flower of arecanut very little (8 to 13 types and number of insects between 0,2-261,8 insects per palm) compared with insects visit the flowers of coconut (14 species with a number between 0,2-901 insects per palm). During the period of female flower anthesis, no insects visit, this occurs due to the female flowers do not produce nectar. This illustrates the female flowers with down position at bunches, can still be pollinated by wind. Total pollen trapped in the installation media for 24 hours only range between 4-6 pollen on media vertical position, while media with headlong position pollen trapped that is only 1-2.Total pollen trapped for 144 hours (six days) increased between 144-174 pollen traps for the installation media to the vertical position and 54-82 pollen trapped for installation media with headlong position. The research showed that the pollinating agent in arecanut is the wind. Arecanut flowers are not favored by insect pollinators for pollen counts are few and do not produce nectar.Keywords: Arecanut, pollination agents, insect pollinators, wind, pollen grain, female flower.
Evaluasi Karakter Morfologi Untuk Perbaikan Genetik Tanaman Pinang ( Areca Cathecu L.) di Padang Pariaman [Evaluation Of Morphological Characters For Arecanut (Areca Cathecu L.) Genetic Improvment In Padang Pariaman] nFN Miftahorrachman; Firman Mantau; Dina Hervina
Buletin Palma Vol 19, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bp.v19n1.2018.15-25

Abstract

 Evaluation of morphological characters that directly affect the yield is the first step in genetic improvement of areca nut requiring knowledge of the relationship of morphological characters especially production. Morphological characters that are affected directly to yield will be utilized as a basis for selection to increase crop production. The aim of this research is to know morphological characters that directly influence the number of fruits per bunchas the basis of selection for plant improvement. The research was conducted in Korong Koto Padang and Korong Toboh, Nagari Sikucua, V Koto Kampung Dalam District, Padang Pariaman District, West Sumatera Province in December 2017. The result of path analysis indicated that character of girth (r = 0,4190), number of bunches (r = 0,4488), equatorial length of fruit (r = 0,8420), kernel weight (r = 0,5451), equatorial length of kernel (r = 0,6785), and polar length of kernel (r = 0,8443) has a direct effect on fruit production of Local arecanut. For Wangi arecanut only obtained one character that is equatorial length of fruit (r = 0.4984) that directly affect fruit production. The variety of appearance of Local areca nut characters leads to greater selection opportunities compared to Wangi arecanut.The research showed that for Local areca nut, the character of girth, number of bunches, equatorial length of whole fruit, kernel weight, equatorial length of kernel, and polar length of kernel can be used as the selection for the production, while for Wangi arecanut only characters of equatorial length of fruit can be used as the basis of selection.ABSTRAKPerbaikan genetik Pinang membutuhkan pengetahuan tentang hubungan karakter morfologi terutama dengan produksi. Penelitian bertujuan untuk mencari karakter-karakter morfologi yang berpengaruh secara langsung terhadap jumlah buah per tandan untuk dijadikan dasar seleksi bagi perbaikan tanaman. Penelitian dilakukan di Korong Koto Padang dan Korong Toboh, Nagari Sikucua, Kecamatan V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat  pada bulan Desember Tahun 2017. Analisa sidik lintas antara sebelas  karakter morfologi dan komponen buah dengan jumlah buah menggunakan rumus dari Singh dan Chaudary. Hasil analisis sidik lintas diperoleh karakter Lingkar Batang (r = 0.4190) , Jumlah Tandan (r = 0.4488) , Panjang Equatorial Buah Utuh (r = 0.8420), Berat Kernel (r = 0.5451) ,  Panjang Equatorial Kernel (r = 0.6785), dan Panjang Polar Kernel (r = 0.8443) berpengaruh langsung terhadap produksi buah untuk pinang local. Pada Pinang Wangi hanya diperoleh satu karakter yaitu Panjang Equatorial Buah (r = 0.4984) yang berpengaruh langsung terhadap produksi buah. Manfaat hasil penelitian ini adalah karakter-karakter Lingkar Batang, Jumlah Tandan, Panjang Equatorial Buah Utuh, Berat kernel, Panjang Equatorial Kernel, dan Panjang Polar Kernel dapat dijadikan dasar seleksi untuk perbaikan produksi Pinang Lokal, sementara untuk Pinang Wangi hanya karakter Panjang Equatorial Buah Utuh yang dapat dijadikan dasar seleksi.