Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Induksi Kalus Morfogenik dan Regenerasi Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) secara In Vitro Sitti Inderiati; FNU Yanti; Eka Ria Mentari
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2021): MARET
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v5i1.380

Abstract

Propagasi in vitro merupakan cara memperoleh tanaman baru yang sehat secara cepat dan massal, Percobaan in vitro dilaksanakan untuk menginduksi kalus morfogenik dan regenerasi dari varietas tebu domestik.  Bagian terdalam gulungan daun tebu digunakan sebagai eksplan dan diinkubasi pada medium MS yang dimodifikasi dan dilengkapi dengan 2,4-D pada konsentrasi 1 mg/l, 2.5 mg/l, dan 5 mg/l untuk menginduksi pembentukan kalus.  Kalus yang terbentuk di medium induksi selanjutnya dipindahkan ke medium MS yang diperkaya dengan zat pengatur tumbuh untuk inisiasi dan perbanyakan tunas.  Persentase pembentukan kalus tertinggi dicapai pada penggunaan medium yang mengandung 2.5 mg/l 2,4-D dan maksimal proliferasi kalus morfogenik diperoleh setelah subkultur ketiga.  Dua tipe kalus yang terbentuk pada medium induksi yaitu berstruktur kering, remah dan struktur halus kompak.  Jenis kalus yang morfogenik tersebut berwarna putih dan putih kekuningan serta mudah terpisah-pisah.  Hasil proliferasi tunas dari kalus tertinggi diperoleh pada medium MS dengan kombinasi hormon tumbuh 2 mg/l Kinetin + 1 mg/l IAA dan tidak ada pertumbuhan tunas pada medium yang ditambahkan zat pengatur tumbuh tunggal, yaitu Kinetin.  Dengan demikian, penelitian ini menyimpulkan bahwa hormon tumbuh jenis sitokinin yang dikombinasi dengan auksin sangat dibutuhkan untuk regenerasi kalus tebu secara in vitro.
Aplikasi Mikrorganisme Sebagai Agensia Promosi Pertumbuhan Tanaman Lada (Piper nigrum Linn) Syatrawati; Sitti Inderiati; Pricilia Aurelia
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 6 No 1 (2022): MARCH
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v6i1.437

Abstract

Kemampuan fungi dan bakteri mengkolonisasi tanaman dan mengsekresi zat pengatur tumbuh seperti auksin dan sitokinin yang digunakan oleh tanaman inang untuk ketahanan dan pertumbuhan menjadi dasar pemanfaatan mikrorganisme simbiotan.  Penelitian ini bertujuan membandingkan aktivitas beberapa jenis fungi dan bakteri dalam menggiatkan pertumbuhan vegetatif tanaman lada.  Mikrobia yang digunakan adalah cendawan endofit 10 butir per tanaman dalam bentuk granula, Trichoderma harzianum 10 butir per tanaman dan bakteri Burkholderia 50 ml per tanaman dalam bentuk molases yang diinokulasi pada bibit lada varietas Natar-1 yang berumur 3 bulan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pemberian Trichoderma harzianum secara tunggal menghasilkan tinggi tanaman (22.79 cm) dan pertambahan jumlah ruas sulur (6.44) terbaik. Perlakuan cendawan endofit + bakteri Burkholderia + Trichoderma harzianum menghasilkan jumlah cabang terbanyak (0.63) dan pemberian bakteri Burkholderia + Trichoderma harzianum menghasilkan berat basah dan berat kering tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi mikroorganisme lainnya.  Meskipun demikian, berdasarkan uji statistik perlakuan aplikasi mikroba berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan tanaman lada yang diuji, namun terdapat perlakuan inokulasi mikroba baik secara tunggal maupun kombinasi mikroba yang menghasilkan pertambahan tumbuh tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kontrol.  Dengan demikian, inokulasi mikroba menyebabkan ketersedian hara dan zat pengatur tumbuh sehingga menstimulir pertumbuhan vegetatif tanaman inang.
In Vitro Propagation Of Sugarcane (Saccharum officinarum L.) Of cm 2012 Takalar Variety Sitti Inderiati; Eka Wisdawati; Asmawati Asmawati
Agrokompleks Vol 14 No 1 (2015): Agrokompleks
Publisher : PPPM Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v14i1.193

Abstract

Kultur jaringan menjadi pilihan untuk produksi bibit tanaman secara massal dan bebas patogen. Untuk mengetahui komposisi kombinasi zat pengatur tumbuh (ZPT) utama yang menghasilkan propagula tebu secara efektif, dilakukan kultur in vitro tanaman tebu menggunakan gulungan daun dan meristem apikal sebagai eksplan. Kedua sumber eksplan tersebut dikulturkan pada medium MS yang dilengkapi ZPT Auksin: 1-napthaleneacetic acid (NAA) + Kinetin (untuk gulungan daun) dan 6-benzyladenine (BA) atau Kinetin (untuk meristem apikal) pada berbagai kombinasi dan konsentrasi yang berbeda, sehingga diketahui kombinasi dan konsentrasi yang paling efektif menghasilkan plantula tebu. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan pemberian hormon tumbuh berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan eksplan tebu. Di antara perlakuan tersebut, penambahan Kinetin 1 mg.L-1 yang dikombinasikan dengan NAA 0.5 mg.L-1 menghasilkan jumlah tunas, jumlah daun serta panjang akar yang terbaik untuk eksplan gulungan daun. Untuk eksplan meristem apikal, penambahan Kinetin 2 mg.L-1 menghasilkan plantula lebih banyak dibandingkan dengan yang dihasilkan melalui eksplan gulungan daun, namun jumlah akar lebih sedikit sehingga diperlukan subkultur ke media perakaran. Eksplan meristem apikal yang ditumbuhkan pada medium MS dengan penambahan ZPT BA gagal tumbuh.
In Vitro Propagation Of Vanilla (Vanilla Planifolia Andr.) On Different Concentration Of Cytokinins Sitti Inderiati; Ratnawati Ratnawati; Since Since
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 8 No 1 (2019): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.853 KB) | DOI: 10.51978/agro.v8i1.15

Abstract

Micropropagation of vanilla was conducted through excised apical shoot tip and nodal segment as explants to determine the best concentration of growth hormone of cytokinin on multiple shoots production and regeneration. The explants were cultured on MS medium augmented with different concentration of N6-Benzyladenin and Kinetin. Sub culture was done four weeks after inoculation to regenerate more elongated shoots on the medium containing the same concentration of plant growth regulators as inoculation medium. After 60 days of cultured, multiple regenerated shoots were elongated and formed leaves and roots. The two cytokinins tested induced bud break to different degrees. Among the various concentrations tested N6-Benzyladenin at 1.5 mg.l-1 gave the highest mean shoot number (3.27/explant) and leaves (3.80/shoot) differentiation. While the lowest number of shoots and leaves were found on MS medium fortified with 1.0 mg.l-1 Kinetin. All cultures produced roots and the highest number of roots formed on the medium containing 2 mg.l-1 Kinetin.
IDENTIFIKASI CENDAWAN PADA BIJI KAKAO KERING DITINGKAT PETANI syatrawati syatrawati; Sitti Inderiati
Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan Perkebunan Vol 7 No 2 (2018): Agroplantae: Jurnal Ilmiah Terapan Budidaya dan Pengelolaan Tanaman Pertanian dan
Publisher : Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.287 KB) | DOI: 10.51978/agro.v7i2.94

Abstract

Rendahnya kualitas biji kakao diakibatkan oleh proses penanganan pasca panen yang tidak optimal ditingkat petani sehingga berbagai jenis kerusakan yang dapat timbul pada biji kakao. Salah satunya adalah beberapa jenis cendawan yang dapat menyerang biji kakao pascapanen. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai jual biji kakao. Antisipasi kerusakan perlu dilakukan penanganan untuk meminimalisir tingkat kerusakan biji kakao. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis - jenis cendawan yang menyerang dan karakteristik biji kakao kering yang terserang cendawan. Percobaan ini dilakukan pada bulan Mei–Agustus 2018. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 wilayah (Bone, Soppeng dan Luwu) Provinsi Sulawesi-Selatan. Metode percobaan secara deskriptif dengan pengamatan secara langsung pada biji kakao, isolasi cendawan menggunakan media DG 18 dan Identifikasi cendawan berdasarkan Pitt and Hocking (1997). Hasil percobaan menunjukkan bahwa jenis cendawan yang ditemukan adalah Aspergillus sp., Penicillium sp. dan Fusarium spp.
Pemanfaatan limbah padi pada berbagai kegiatan budidaya tanaman di masyarakat tani Desa Pitusunggu Sitti Inderiati; Syatrawati Syatrawati; Asmawati Asmawati; Riswan Riswan; Yusri Alferi
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 2 No 1 (2023): Edisi Mei
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v2i1.561

Abstract

Limbah tanaman padi seperti Jerami, sekam, dan dedak dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan budidaya dan diolah untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepeduliaan masyarakat terhadap penanganan limbah dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau PKM pada wilayah masyarakat petani sawah. Kegiatan PKM dilakukan secara bertahap meliputi kegiatan penyuluhan dan sosialisasi, demonstrasi atau praktik pemanfaatan dan pengolahan limbah, pendampingan dan evaluasi program. Kegiatan pengabdian melibatkan beberapa kelompok tani sawah dan kelompok wanita tani sebagai mitra. Setelah rangkaian kegiatan, diperoleh hasil berupa kepedulian dan usaha masyarakat tani di desa Pitusunggu yang telah mampu menangani limbah padi. Sisa produksi tanaman padi yang sebelumnya bertumpuk di areal persawahan telah dimanfaatkan sebagai mulsa organik pada lahan budidaya sayur-sayuran, sebagai bahan media tanam tanaman hias, dan diolah menjadi pupuk organik. Pemanfaatan dan pengolahan limbah padi tersebut masih terbatas pada penggunaan limbah pada kegiatan budidaya tanaman dan untuk kegiatan PKM selanjutnya, pengolahan limbah akan dilakukan untuk menghasilkan energi alternatif atau bahan bakar dari sekam dan pengolahan dedak menjadi campuran pakan ternak.