Herry E. J. Pandeleke
Universitas Sam Ratulangi

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Penggunaan Hair Styling terhadap Kejadian Dermatitis Seboroik pada Mahasiswa Laki-laki di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Kalalo, Jonathan V. D.; Pandeleke, Herry E. J.; Gaspersz, Shienty
e-CliniC Vol 7, No 1 (2019): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v7i1.22451

Abstract

Abstract: Seborrheic dermatitis is a type of papulosquamous dermatitis with predilection in areas with many sebaceous glands, scalp, face, and body. This disease is associated with immunological disorders, but ieven more with Malassezia. Seborrheic dermatitis can occur in all age groups, but is usually separated into two age groups: infants and adults. Seborrheic dermatitis has many precipitating factors, especially high oil levels and humidity. One of the trigger factors is the use of hair styling which triggers the oil production on the surface of scalp as well as hair. The occurence of excessive oil on the scalp and hair long time can cause dandruff and irritation. This study was aimed to determine the relationship between hair styling and the incidence of seborrheic dermatitis in male students at Sam Ratulangi University in Manado. This was an analytical study with a cross sectional design. Data were obtained by using questionnaires and anamnesis. The results showed that of the 25 respondents, 9 students had dandruff and 16 students did not. The chi-square test analyzing the relationship between hair styling and the incidence of seborrhoic dermatitis obtained a P value of 0.332. Conclusion: There is no significant relationship between hair styling use and the incidence of seborrheic dermatitisKeywords: hair styling, seborrheic dermatitis, male college students Abstrak: Dermatitis seboroik adalah salah satu jenis dermatitis papuloskuamosa dengan predileksi di daerah yang banyak kelenjar sebasea, skalp, wajah dan badan. Penyakit ini sering dihubungkan dengan kelainan imunologi, namun lebih sering dihubungkan dengan jamur Malassezia. Dermatitis seboroik dapat terjadi pada semua kelompok usia, namun biasanya terpisah menjadi dua golongan usia yaitu bayi dan dewasa. Dermatitis seboroik memiliki banyak faktor pencetus, terutama kadar minyak yang tinggi dan kelembaban. Salah satu faktor pencetusnya ialah penggunaan hair styling berlebih yang memicu timbulnya minyak pada rambut. Munculnya minyak pada rambut yang terlampau lama dapat menimbulkan ketombe dan juga iritasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian hair styling dengan kejadian dermatitis seboroik pada mahasiswa laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian ialah analitik dengan desain potong lintang. Data diperoleh berdasarkan kuesioner yang dibagikan dan anamnesis. Hasil penelitian mendapatkan total 25 responden terdiri dari 9 orang berketombe dan 16 orang tidak berketombe. Hasil uji korelasi chi-square terhadap hubungan antara penggunaan hair styling dengan kejadian dermatitis seboroik menunjukkan nilai P=0,332. Simpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara penggunaan hair styling dengan kejadian dermatitis seboroikKata kunci: hair styling, dermatitis seboroik, mahasiswa laki-laki
PROFIL KANDIDIASIS KUTIS DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO PERIODE 2009-2011 Seru, Rara Safira; Suling, Pieter Levinus; Pandeleke, Herry E. J.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4599

Abstract

Abstract: Candidiasis is a diverse group of infections caused by Candida albicans. Superficial skin infections are one of the forms of cutaneous candidiasis infection. The purpose of this research is to evaluate the patient’s profile of cutaneous candidiasis in the Dermatovenereology clinic of Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in 2009–2011. This research was perform retrospectively to patients with cases of cutaneous candidiasis who came to Dermatovenereology clinic in 2009–2011. Data regarding number of patients, types of cutaneous candidiasis, sex, and age were recorded from medical record. The study showed that of a total of 10,003 visits in the years 2009–2011 there were 160 (0.53%) new cases of cutaneous candidiasis, 26.27% of the 598 new cases of fungal disease, the type of intertriginous candidiasis is the highest (95.63 %), most often women who suffer from cutaneous candidiasis (61.25%), mostly in the 45­–64 age group (38.13%). It can be conclude that cutaneous candidiasis is quite often found in the department of Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Keywords: cutaneous candidiasis, dermatomycoses.   Abstrak: Kandidiasis adalah berbagai kelompok infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans dan spesies lain dalam genus Candida. Infeksi kulit superficial merupakan salah satu bentuk infeksi dari kandidiasis kutis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui profil kandidiasis kutis pada poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof Dr R. D. Kandou Manado pada tahun 2009–2011. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif pada pasien dengan kandidiasis kutis yang datang ke poliklinik  Kulit dan Kelamin pada tahun 2009–2011. Dilakukan pencatatan data dari catatan medik mengenai jumlah pasien, jenis kandidiasis kutis, jenis kelamin dan umur. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dari total 10003 kunjungan pada tahun 2009–2011 terdapat 160 orang (0,53%) penderita baru kandidiasis kutis, 26,27% dari 598 kasus baru penyakit jamur, dengan jenis kandidiasis tertinggi ialah kandidiasis intertriginosa (95,63%), perempuan yang paling sering menderita kandidiasis kutis (61,25%), paling banyak pada kelompok umur 45–64 (38,13%). Dapat simpulkan bahwa kandidiasis kutis cukup sering didapatkan di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. Kata kunci: dermatomikosis, kandidiasis kutis.
PROFIL DUH TUBUH VAGINA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R.D KANDOU MANADO TAHUN 2009–2011 Moeri, Youlanda Emelia; Suling, Pieter Levinus; Pandeleke, Herry E. J.
eBiomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.1.1.2013.4617

Abstract

Abstract: Vaginal discharge is a problem for most women because it can cause discomfort, anxiety, and interfere with daily life. Bacterial vaginosis, trichomonas vaginalis, and candida infection are the most common cause of abnormal vaginal discharge, and brought about 20–25% of women to the doctor. The purpose of this study is to found out vaginal discharge profiles in Dermatovenereology Polyclinic Prof Dr. R.D Kandou General Hospital in 2009–2011. A retrospective descriptive study method was performed by taking all new  patients data of vaginal discharge complaint and diagnosis with bacterial vaginosis,  vulvovaginal candidiasis and trichomoniasis. noted based on medical record including the visitation patients, diagnose, age and work. The results obtained are 131 new patients vaginal discharge complaint and diagnosis with bacterial vaginosis  were 80 patients (61.07%), vulvovaginal candidosis were 44 patients (33.59%), and trichomoniasis were 7 patients (5.34%). Age range mostly 25–44 years old is 68 patients (51,91%).  housewife is the mostly work in patients there were 45 patients (34,35%). The conclusions,  based on the result obtained are more cases in bacterial vaginosis compared with vulvovaginal candidiasis and trichomoniasis. Keywords: bacterial vaginosis, , trichomoniasis , vaginal discharge, vulvovaginal candidiasis. ABSTRAK: Duh tubuh vagina merupakan masalah bagi sebagian besar wanita karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, cemas dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Vaginosis bakterial, infeksi candida dan trichomonas vaginalis merupakan penyebab paling sering dari duh tubuh vagina yang abnormal pada wanita dan yang membawa sekitar 20–25% wanita ke dokter. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan  profil duh tubuh vagina di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R.D Kandou Tahun 2009–2011. Metode penelitian ini dilakukan secara retrospektif deskriptif dengan mengambil data seluruh kasus baru dengan keluhan duh tubuh vagina yang didiagnosa vaginosis bakterial, kandidosis vulvovaginalis, dan trikomoniasis. Dari catatan medik pasien dicatat meliputi jumlah kunjungan, diagnosa, umur dan pekerjaan. Hasil yang didapatkan yaitu 131 pasien baru dengan duh tubuh vagina dengan diagnosa vaginosis bakterial sebanyak 80 pasien (61,07%), kandidosis vulvovaginal sebanyak 44 pasien (33,59%), dan trikomoniasis sebanyak 7 pasien (5,34%). Kelompok umur terbanyak pada usia 25–44 tahun yaitu  68 pasien (51,91%). Pekerjaan pasien terbanyak yaitu ibu rumah tangga yaitu 45 pasien (34,35%). Kesimpulan yang diambil yaitu berdasarkan hasil  penelitian ditemukan kasus vaginosis bakterial lebih banyak dibandingkan dengan kandidosis vulvovaginalis dan trikomoniasis. Kata kunci: duh tubuh vagina, kandidosis vulvovaginal, trikomoniasis, vaginosis bakterial. Â