Pipin Armita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Melacak Akar Pemikiran Nu Dalam Menetapkan Hadis Sebagai Hujjah Perpektif Michel Foucault Pipin Armita
Refleksi: Jurnal Filsafat dan Pemikiran Keislaman Vol 17, No 1 (2017)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.491 KB) | DOI: 10.14421/ref.2017.%x

Abstract

NU always cite a Hadith of the Prophet to issue a statute of law. Reviewing the Hadith in NU traditions and understanding is exciting and unique. This uniqueness can also be seen on NU tradition of Hadith when they set it as proof when deciding religion contemporary issues. If the attempt is seen by Foucault’s theory, hadith what be NU choice as evidence is a form of power relations and knowledge. If the efforts seen with Foucault’s theory, the hadith which has been selected as a proof (hujjah) is a form of power and knowledge relation. This pa pe r e xa m i ne s how   t he   root s t hought of   NU i n t he   de t e rm i na t i on of the Hadith as proof by analysis genealogu approach and archeological method on Foucault theory carried “power and knowledge relations”. Base on this theory, to know a root thought of NU in determination of the hadits as proof (hujjah), the impor- tant thing to do is: (1) conducting a genealogical approach to trace the roots of the thought of NU, (2) using the method of assignment as the basis for the NU archeological on Hadith, (3) with the approach of the genealogy and the archeol- ogy method, then a discourse can be presented. With the advent of the discourse, it wi l l  be a nswe re d how t he  root s t hought of  NU i n t he  de t e rm i na t i on of the Hadith as proof.[NU senantiasa mencantumkan hadis nabi untuk mengeluarkan suatu ketetapan hukum. Mengkaji hadis dalam tradisi dan pemahaman NU merupakan hal yang menarik dan unik. Keunikan ini juga dapat dilihat pada usaha NU memposisikan hadis sebagai hujjah saat memutuskan persoalan-persoalan agama kontemporer. Jika usaha tersebut dilihat dengan teori Foucault, maka pilihan NU tentang hadis yang dipilih sebagai hujjah merupakan bentuk relasi kuasa (power) dan pengetahuan (knowledge). Tulisan ini mengkaji bagaimana akar pemikiran NU dalam penetapan hadis sebagai hujjah dengan analisis pendekatan genealogi dan metode arkeologi yang diusung Foucault dalam teorinya ‘relasi kuasa dan pengetahuan’. Berdasarkan teori tersebut, untuk mengetahui sebuah akar pemikiran NU dalam penetapan hadis sebagai hujjah, hal yang penting dilakukan adalah: (1) melakukan pendekatan genealogi untuk melacak akar pemikiran NU, (2) menggunakan metode arkeologis NU sebagai dasar penetapan hadis, (3) dengan adanya pendekatan genealogi dan metode arkelogi, maka sebuah wacana dapat dimunculkan. Dengan munculnya wacana tersebut, maka akan terjawab bagaimana akar pemikiran NU dalam penetapan hadis sebagai hujjah tersebut.]
PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Pipin Armita; Asrizal -
HIKMAH: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hikmah.v7i1.85

Abstract

Pendidikan Islam sangatlah penting, karena merupakan hal dasar untuk diberikan kepada semua peserta didik tanpa terkecuali sebagai bekal untuk memahami dan menjalani kehidupan. Pentingnya mempelajari ilmu agama ini bermakna luas, tidak memandang kondisi seseorang baik dia normal ataukah memiliki keterbatasan, baik fisik, mental maupun kelainan dalam berperilaku, dalam hal ini disebut dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Jadi anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan anak-anak berkesulitan belajar juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reserch) atau studi dokumentasi. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan konsepsi kebijakan teori atau doktrin, dan pemikiran konseptual. Riset pustaka yang membatasi kegiatan hanya kepada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja, sedangkan data-data wawancara dipergunakan untuk mengkonfirmasi dan memperjelas (klarifikasi) data-data yang diperoleh dari pustaka tersebut. Hasilnya adalah pelaksanaan Pendidikan Islam terhadap anak berkebutuhan khusus tidak dapat hanya dilihat sebelah mata saja, tetapi harus adanya keseriusan berbagai pihak yang menangani pendidikan. Metode yang dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus yaitu metode pembiasaan, nasihat, dan keteladanan dengan pendekatan perilaku (behaviorial approach), dimana para pendidik berperan dalam melakukan perbaikan perilaku anak-anak tersebut, lebih dominan kepada menanamkan aspek akhlak atau perilaku yang sesuai dengan Pendidikan Islam.