Pendidikan Islam sangatlah penting, karena merupakan hal dasar untuk diberikan kepada semua peserta didik tanpa terkecuali sebagai bekal untuk memahami dan menjalani kehidupan. Pentingnya mempelajari ilmu agama ini bermakna luas, tidak memandang kondisi seseorang baik dia normal ataukah memiliki keterbatasan, baik fisik, mental maupun kelainan dalam berperilaku, dalam hal ini disebut dengan anak berkebutuhan khusus (ABK). Jadi anak-anak dengan kebutuhan khusus seperti tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan anak-anak berkesulitan belajar juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reserch) atau studi dokumentasi. Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan konsepsi kebijakan teori atau doktrin, dan pemikiran konseptual. Riset pustaka yang membatasi kegiatan hanya kepada bahan-bahan koleksi perpustakaan saja, sedangkan data-data wawancara dipergunakan untuk mengkonfirmasi dan memperjelas (klarifikasi) data-data yang diperoleh dari pustaka tersebut. Hasilnya adalah pelaksanaan Pendidikan Islam terhadap anak berkebutuhan khusus tidak dapat hanya dilihat sebelah mata saja, tetapi harus adanya keseriusan berbagai pihak yang menangani pendidikan. Metode yang dapat dilakukan pada anak berkebutuhan khusus yaitu metode pembiasaan, nasihat, dan keteladanan dengan pendekatan perilaku (behaviorial approach), dimana para pendidik berperan dalam melakukan perbaikan perilaku anak-anak tersebut, lebih dominan kepada menanamkan aspek akhlak atau perilaku yang sesuai dengan Pendidikan Islam.