Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efektivitas Buah Lerak (Sapindus Rarak De Candole) sebagai Bahan Pembersih Logam Perak, Perunggu, dan Besi Ira Fatmawati
Borobudur Vol. 8 No. 2 (2014): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v8i2.129

Abstract

Kearifan tradisional dengan memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari alam perlu dikembangkan dan dilestarikan guna mengurangi dampak negatif dari bahan kimia sintetis. Salah satu bentuk kearifan tradisional itu adalah penggunaan buah lerak sebagai bahan pembersih logam. Adanya kandungan saponin menjadikan buah lerak dapat digunakan sebagai bahan baku sabun yang aman, ekonomis, reversibel, dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan larutan lerak serta metode yang tepat untuk membersihkan logam perak, perunggu, dan besi menggunakan larutan tersebut. Sampel yang digunakan adalah mata uang Ma berbahan perak, mata uang Cina berbahan perunggu, dan sabit berbahan besi. Larutan lerak dibuat dengan mencampur 60 gram buah lerak ke dalam 250 ml air panas. Selanjutnya buah ditumbuk dan didiamkan dalam air tersebut selama 24 jam kemudian disaring. Sampel dibersihkan dengan larutan lerak menggunakan dua metode, yaitu: disikat dan direndam. Metode perendaman dilakukan selama 30 menit, 1 jam, 3 jam, 6 jam, dan 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa larutan lerak efektif sebagai bahan pembersih logam perak dan perunggu dengan metode perendaman selama 24 jam kemudian disikat. Namun untuk logam besi, perendaman dalam larutan lerak selama 24 jam kurang efektif karena belum mampu menghilangkan seluruh korosi yang ada di permukaannya.
Efektivitas Buah Maja (Aegle Marmelos (L.) Corr.) sebagai Bahan Pembersih Logam Besi Ira Fatmawati
Borobudur Vol. 9 No. 1 (2015): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v9i1.164

Abstract

Buah Maja (Aegle marmelos (L.) Corr.) identik dengan sebuah kerajaan yang pernah berjaya pada abad XIII – XV, yaitu Kerajaan Majapahit. Ciri khas yang dimiliki buah Maja adalah dagingnya berwarna putih dan kulitnya berwarna hijau muda. Hingga kini, buah yang berasa manis ini masih banyak dijumpai di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Beberapa senyawa kimia yang terkandung di dalam buah Maja, antara lain : marmelosin (C13H12O3), minyak atsiri, pektin, saponin, tanin, dan2-furocoumarins-psoralen. Adanya sifat asam dalam daging buah menjadikanMaja dapat digunakan sebagai pembersih logam besi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas antara buah Maja muda dan tua sebagai bahan pembersih logam besi. Metode yang digunakan adalah sampel sabit berbahan besi ditimbun dalam daging buah Maja selama 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam. Berdasarkan hasil penelitian pada sampel sabit yang ditimbun selama 4 x 24 jam dalam buah Maja tua menunjukkan bahwa sampel terlihat lebih bersih dibandingkan sampel yang ditimbun dalam buah Maja muda. Ini menunjukkan bahwa buah Maja tua lebih efektif sebagai bahan pembersih untuk logam besi.
EVALUASI DAMPAK PENGGUNAAN BAHAN KIMIA SELAMA KEGIATAN PEMUGARAN CANDI BRAHU Ira Fatmawati
Borobudur Vol. 12 No. 1 (2018): Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur
Publisher : Balai Konservasi Borobudur Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33374/jurnalkonservasicagarbudaya.v12i1.183

Abstract

Candi Brahu merupakan salah satu bangunan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat nasional. Candi ini telah dilakukan dua kali pemugaran, yaitu : masa kolonial Belanda dan masa pemerintah Indonesia. Berdasarkan laporan hasil pemugaran tahun 1991–1995 tercatat ada empat bahan kimia yang diaplikasikan pada bangunan candi, yaitu : Silicosol yang berfungsi sebagai bahan pelindung, Araldite tar sebagai bahan kedap air, serta AC 322 dan Hyvar XL sebagai bahan herbisida. Kegiatan pemugaran kedua ini telah berlalub lebih dari 20 tahun dan belum pernah dievaluasi. Tujuan dari kegiatan ini untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia selama kegiatan pemugaran kedua. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di Candi Brahu kemudian mendata jenis bata, letak aplikasi bahan kimia, serta dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahan tersebut dengan cara mendata jenis kerusakan. Hasilnya, bata penyusun candi terdiri dari tiga jenis, yaitu : bata lama, bata lama yang dipasang kembali ketika pemugaran Belanda, dan bata hasil pemugaran tahun 1991–1995. Aplikasi bahan Silicosol hanya dilakukan pada kaki I dan kaki II. Araldite tar diaplikasikan pada bagian bawah bata yang dianggap lantai, batas bata hasil pemugaran tahap I dan tahap II, serta di atas dan samping lapisan cor beton. Untuk aplikasi AC 322 dan Hyvar XL hanya dilakukan pada tahap III di bagian tubuh sedangkan aplikasi pada bagian lain dari bangunan candi tidak ditemukan datanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bata hasil pemugaran tahun 1991–1995 cenderung rapuh sedangkan dua jenis bata lainnya tampak utuh. Bahan Silicosol dioles pada seluruh permukaan bata bagian kaki I dan kaki II, namun pengelupasan dan kerapuhan bata lebih banyak terjadi pada bata hasil pemugaran tahun 1991–1995. Ini menandakan kerusakan itu bukan akibat penggunaan bahan Silicosol tetapi karena kualitas bata yang kurang bagus. Aplikasi bahan Araldite tar masih efektif terlihat pada struktur bata yang tidak mengalami kerusakan. Efektivitas bahan AC 322 dan Hyvar XL tidak dapat bertahan lama sehingga tidak dapat diamati dampaknya terhadap bangunan candi. Evaluasi dampak penggunaan bahan kimia setelah kegiatan konservasi dan kajian untuk mencari solusi penanganan kerusakan perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan semakin luas.
MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA MELALUI KEGIATAN ANALISIS SASTRA POPULER REMEMBER WHEN “ KETIKA KAU DAN AKU JATUH CINTA” (KAJIAN MIMETIK) KARYA WINNA EFENDI Ira Fatmawati
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 3, No 1 (2018): Metalingua, Edisi April 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2119.676 KB) | DOI: 10.21107/metalingua.v3i1.7030

Abstract

Tinjauan Ekokritik dalam Kumpulan Puisi “Serina Hujan” Karya Himma Mufidah Ira Fatmawati
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 3, No 2 (2018): Metalingua, Edisi Oktober 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3544.699 KB) | DOI: 10.21107/metalingua.v3i2.7037

Abstract

Komunikasi Organisasi Dalam Hubungannya Dengan Kepemimpinan Dan Perilaku Kerja Organisasi Ira Fatmawati
Revorma: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Vol. 2 No. 1 (2022): REVORMA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran (Edisi Mei 2022)
Publisher : MAN 1 Kota Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62825/revorma.v2i1.18

Abstract

Kepemimpinan berperan cukup vital dalam keberhasilan suatu organisasi. Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang menyangkut kepemimpinan dalam mempengaruhi perilaku kerja organisasi. Oleh karena itulah studi tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah komunikasi dalam organisasi, selain itu tulisan artikel ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimanakah kepemimpinan dalam organisasi, pada waktu yang bersamaan studi dalam tulisan artikel ini juga bertujuan untuk menganalisis bagaimanakah perilaku kerja dalam organisasi. Sedangkan tujuan yang tidak kalah penting dalam tulisan artikel ini adalah untuk menganalisis bagaimanakah komunikasi orgnisasi dalam hubungannya dengan kepemimpinan dan perilaku kerja organisasi. Hasil temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi sebaiknya dari berbagai arah, berasal dari top-down, bottom-up dan secara horizontal berada di dalam dan lintas organisasi baik yang formal maupun informal berfungsi informatif, regulatif, persuasif, integratif. Komunikasi  penting bagi pemimpin di era globalisasi untuk berbagi kepakaran dan informasi diwujudkan dalam gaya kerja kepemimpinan. Keberadaan kharisma, inspirasi,simulasi dan caranya pemimpin memberikan perhatian secara  individu, faktor genetik, lingkungan, pendidikan dan pengalaman juga mempengaruhi perilaku karyawan. Terdapat 9 perilaku kerja positif dan 14 perilaku kerja negatif. Kemampuan komunikasi perlu dikombinasikan dengan gaya kepemimpinan yang efektif sehingga dapat menciptakan suasana berorganisasi yang dapat memotivasi para pegawainya untuk memberikan kinerja terbaik. Oleh karenanya, komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi pemimpin untuk menyampaikan ide dan gagasannya dalam menentukan perilaku kerja organisasi untuk mencapai tujuan. Kata Kunci: komunikasi organisasi, kepemimpinan, perilaku kerja.