Annisa Rodhiyah
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Gumbrekan Mahesa dan Karnaval Kerbau sebagai Wisata Budaya Perspektif Masyarakat Desa Banyubiru, Widodaren, Ngawi Annisa Rodhiyah; Atiqa Sabardila
Jurnal Dinamika Sosial Budaya Vol 24, No 1 (2022): Juni (2022)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jdsb.v24i1.3505

Abstract

Abstrak____________________________________________________________Tujuan penelitian ini adalah unntuk (1) menganalisis pengelolaan pariwisata budaya, (2) mendeskripsikan cara meningkatkan potensi desa wisata dan (3)memilih pengelolaan sebagai sumber potensi wisata berkelanjutan. Lokasi penelitian ini terletak di Desa Banyubiru Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi. Data yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan cara pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara yang dilakukan melalui observasi dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang ditelliti. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis study kasus, yaitu melakukan analisis secara mendalam dan detail terhadap suatu peristiwa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang peristiwa tersebut. Sumber data yang digunakan  adalah wawancara, observasi dan dokumentasi secara langsung dengan masyarakat sekitar untuk mendapatkan informasi. Teknik yang digunakan yaitu triangggulasi karena dalam pengumpulan data menggunakan sumber data berupa wawancara dan observasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sebagaian besar desa Kampung Kerbau ini mempunyai kerbau kurang lebih sekitar lima ratusan setiap dusunnya yang dipelihara oleh 72 kepala keluarga. tradisi ini bercirikan arak-arakan kerbau di tengah-tengah tanah lapang milik Perhutani Ngawi sehingga membuat area tersebut berubah menjadi lautan kerbau yang berjalan tak tentu arah, sejak pagi antusias ratusan warga di pinggiran jalan yang menjadi arah rute Karnaval Kerbau. Budaya ternak kerbau ini sudah menjadi turun temurun masyarakat sini sejak dulu agar budaya di Desa Banyubiru itu menguri-nguri tradisi khas jawa.Abstract____________________________________________________________The purpose of this study is to (1) analyze the management of cultural tourism, (2) describe how to increase the potential of tourism villages and (3) choose management as a source of sustainable tourism potential. The location of this research is located in Banyubiru Village, Widodaren District, Ngawi Regency. The data used is a qualitative descriptive approach, by collecting as much data as possible. The method used is data collection, namely observations and interviews conducted through systematic observation and recording of the phenomenon under study. The data analysis method used is the case study analysis method, which is to conduct an in-depth and detailed analysis of an event to gain a deep understanding of the event. Sources of data used are interviews, observation and documentation directly with the surrounding community to obtain information. The technique used is triangulation because in data collection using data sources in the form of interviews and observations. From the results of the research that has been carried out, it shows that most of the Kampung Kerbau villages have approximately five hundred buffaloes per hamlet which are kept by 72 families. This tradition is characterized by a buffalo procession in the middle of a field owned by Perhutani Ngawi, which makes the area turn into a sea of buffalo that runs erratically. This buffalo culture has been passed down from generation to generation by the people here, so that the culture in Banyubiru Village will protect the typical Javanese traditions.