Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Socius: Social Sciences Research Journal

Analisis Pengurangan Resiko Bencana Tanah Longsor Desa Tempur Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Dania Rohmatika; Wheny Utariningsih
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 1-2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Jepara merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Jepara memiliki kondisi dan rawan akan berbagai bencana,seperti bencana banjir, kekeringan, tanah longsor, abrasi, dan angin kencang. Salah satu bencana yang paling sering terjadi tiap tahunnya adalah bencana tanah longsor yang terjadi di wilayah yang berada di lereng kaki Gunung Muria. Salah satu Desa yang rawan bencana tanah longsor adalah Desa Tempur, Kecamatan KelingUpaya pengurangan resiko bencana masyarakat Desa Tempur yaitu pengembangan pengetahuan kebencanaan, pengadaan sarana prasarana tanggap darurat, pembuatan terasering, penghijauan, system peringatan dini yang berupa tradisional dan modern. Saran penulisa yaitu sebaiknya pelatihan dan sosialisasi dapat dilaksanakan secara konsisten dan masyarakat juga dialihkan untuk menanam tanaman yang bisa meminimalisir tanah longsor. Selain itu sebaiknya system peringatan dini bisa lebih canggih dan sebarannya lebih merata.
Tsunami dan Mitigasi Risikonya Nisrina Agustiani; Wheny Utariningsih
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 1-2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara geologis, Indonesia berada di titik pertemuan antara tiga lempeng bumi, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik. Hal ini menyebabkkan Indonesia memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi dari deretan gunung berapi dan aktivitas tektonik dari pergerakan lempeng-lempeng bumi. Tsunami merupakan merupakan suatu gelombang laut sangat besar yang dihasilkan oleh perubahan vertikal massa air dan diakibatkan oleh gangguan massa air di laut dalam secara tiba-tiba suatu naiknya gelombang besar ke permukaanyang dapat disebabkan karena gempa bumi, meletusnya gunung berapi dasar laut, tanah longsor, maupun karena benda asing yang menghantam laut. Langkah mitigasi risiko tsunami adalah dengan pemetaan daerah rawan tsunami, dan mengetahui apa yang perlu dilakukan saat pra, saat, dan pasca kejadian.
Sun Movement sebagai Upaya Pengendalian Bencana Gizi Buruk Nurulia Putri Adhitama; Wheny Utariningsih
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 1-2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana permasalahan gizi di Indonesia merupakan hal yang sangat kompleks untuk dibicarakan. Permasalahan gizi disebabkan oleh banyak factor penyebab, diantaranya yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung, penyebab utama, dan akar masalah. Permasalahan gizi tersebut berimbas pada keadaan Double Burden of Malnutrition, yaitu beban ganda permasalahan gizi yang bisa menyebabkan seseorang stunting maupun obesitas, hal ini dikarenakan ketidakseimbangan kadar gizi makro maupun mikro dalam tubuh. Permasalahan gizi apabila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa. Salah satu upaya penanggulangan permasalahan gizi adalah program Sun Movement, dengan salah satu implementasinya di Indonesia adalah Gerakan 1000 HPK yang memiliki dua kategori intervensi, yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitive. Gerakan 1000 HPK terus dijalankan, dimonitoring, dan dievaluasi guna mendapatkan hasil yang maksimal demi derajat kesehatan Indonesia yang jauh lebih baik.
Penanggulangan Bencana Banjir dalam Perspektif Antropologi Paulus Seftian Sitorus; Wheny Utariningsih
Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Vol 1, No 1-2 (2023): AGUSTUS
Publisher : Penerbit Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bencana banjir sudah seperti tradisi yang sering terjadi dikota medan apalagi kala musim hujan melanda tahun ketahun. menurut kamus antropologi tradisi merupakan kebiasaan kebiasaan dari kehidupan suatu penduduk. pendekatan yang pernah dikaji dan menjadi kajian antropologi kebencanaan ialah “subkebudayaan bencana” (Disaster subculture). konsep ini tercipta dari perilaku masyarakat, yang melihat nilai , norma-norma , kepercayaan dan sistem pengetahuan dan teknologi serta organisasi sosial dalam melakukan pencegahan bencana, ketika terjadi bencana alam bagian bagian dari sub kebudayan harus belajar dari kejadian sebelum nya. Menurut Prof irwan Abdullah “selalu saja sebuah bencana dianggap sebagai pengalaman baru, sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sehingga belum menjadi pengetahuan atau pengalaman keseluruhan masayarakat”. Sehingga sumbangsi antropologis sangat diperlukan melalui catatan catatn etnografi sebelum nya dengan teknik pengamatan.  Dalam melakukan proses penanggulangan bencana dapat dilakukan dari pra bencana, Bencana, Pasca Bencana. Saran yang ditulis dari penulis ditujukan kepada pemerintah dan masayarakat umum agar melakukan penanggulang bencana banjir di kecamatan medan labuhan harus melihat dari pengalaman dan catatan catatan etnografis dari bencana serupa sebelumnya sehingga melakukan perbaikan termasuk kedalam nilai-nilai, norma-norma , kepercayaan dan sistem pengetahuan dan teknologi serta organisasi sosial yang ada. Sehingga terciptanya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat.