Irin Iriana Kusmini
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Performance of three generations of Asian redtail catfish Hemibagrus nemurus (Valenciennes, 1840) domestication result of nursery phase one Irin Iriana Kusmini; Deni Radona
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 2 (2019): June 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i2.476

Abstract

In order to the success of domestication programs of Asian redtail catfish is necessary to evaluate the level of change in each generation produced. This study aimed to evaluate the performance of growth and survival rate on three populations from each generation spawned of Asian redtail catfish (G-1, G-2 and G-3). The study was conducted experimentally used completely randomized design (CRD) with 3 treatments and 3 replications from May to July 2017. The origin of the post larvae of Asian redtail catfish was the modified seeds from mass spawning of Asian redtail catfish of Cirata population. G-1 was the population resulted from the spawning of the oldest broodstock, G-2 was a population resulted from spawning of the first generation broodstock and G-3 was the resulted from spawning of the second generation broodstock. Spawning process was conducted in the same time. The age of the seeds was one week old after hatching with total length of 0.8-1.0 cm and body weight of 0.0082 ± 0.0001 g. The Asian redtail catfish seeds were reared in the aquarium with dimension of 70 cm 50 cm x 40 cm and equipped with recirculation system. Each aquarium was stocked seed with a density of 2,000 individual 100 L-1 of water. During rearing process (15 days), fish were fed at satiation with frequency of three times per day. Feed was adjusted to mouth opening of larvae. Initially, larvae on 1 to 7 days of rearing process were fed with artemia and after that fed with tubifex. The result showed that the highest growth and survival rate performance (P<0.05) were obtained in Asian redtail catfish seed (G-3) with a value of 1.64 ± 0.02 cm and 53.42 ± 8.86%, respectively. Postlarvae of Asian redtail catfish from third generaton of domesticated (G-3) can increase fish productivity. Abstrak Dalam mendukung keberhasilan program domestikasi ikan baung perlu dilakukan evaluasi tingkat perubahan setiap generasi yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa pertumbuhan dan sintasan tiga populasi hasil pemijahan setiap generasi (G-1, G-2 dan G-3) ikan baung. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juli 2017. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap tiga perlakuan dan tiga kali ulangan. Pascalarva ikan baung berasal dari hasil pemijahan tiga generasi (G-1, G-2 dan G-3) ikan baung populasi Cirata. G-1 merupakan populasi hasil pemijahan induk tertua (induk pembentuk), G-2 merupakan populasi hasil pemijahan dari induk generasi pertama dan G-3 merupakan populasi hasil pemijahan dari induk generasi kedua. Proses pemijahan dilakukan dalam waktu yang sama. Pascalarva ikan baung yang digunakan berumur satu minggu setelah penetasan, berukuran panjang 0,8-1,0 cm dan bobot rata-rata 0,0082 ± 0,0001 g. Pascalarva ikan baung dipelihara pada akuarium berukuran 70 cm x 50 cm x 40 cm dan dilengkapi sistem resirkulasi. Setiap akuarium ditebar pascalarva dengan kepadatan 2000 ekor/100 L air. Selama 15 hari pemeliharaan, pascalarva ikan baung diberi pakan sekenyang-kenyangnya dengan frekuensi tiga kali sehari. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan bukaan mulut pascalarva ikan baung, pada 1-7 hari pemeliharaan diberi pakan berupa artemia dan selanjutnya diberi pakan berupa cacing tubifex. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa pertumbuhan panjang dan sintasan tertinggi (P<0,05) diperoleh pada pascalarva ikan baung G-3 dengan nilai 1,64 ± 0,02 cm dan 53,42 ± 8,86%. Pascalarva ikan baung G-3 hasil domestikasi mampu meningkatkan nilai produktivitas.
BIOLOGI REPRODUKSI DAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMIJAHAN IKAN BAUNG Hemibagrus nemurus (Valenciennes, 1840) POPULASI CIRATA DENGAN INKUBASI SUHU BERBEDA Deni Radona; Jojo Subagja; Vitas Atmadi Prakoso; Irin Iriana Kusmini; Anang Hari Kristanto
Jurnal Riset Akuakultur Vol 13, No 2 (2018): (Juni, 2018)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.113 KB) | DOI: 10.15578/jra.13.2.2018.131-136

Abstract

Ikan baung merupakan salah satu komoditas populer di Indonesia. Dalam pengembangan budidayanya masih diperlukan input teknologi terutama pada proses pembenihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakter biologi reproduksi dan keberhasilannya dalam proses pemijahan pada ikan baung populasi Cirata yang diinkubasi pada suhu 23°C-24°C, 25°C-26°C, 27°C-28°C, dan 29°C-30°C. Inkubasi induk dilakukan pada styrofoam berukuran 45 cm x 35 cm x 25 cm dengan ketebalan 3 cm. Setiap styrofoam diisi satu ekor induk yang matang gonad. Seleksi tingkat kematangan gonad dilakukan secara kanulasi dan induksi hormon menggunakan LHRH analog (0,6 mL/kg). Penyuntikan dilakukan dua kali dengan selang waktu enam jam. Styrofoam diisi air dengan ketinggian 20 cm, dilengkapi tutup pada bagian atas, water heater, dan sistem aerasi. Inkubasi suhu dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan suhu dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan suhu optimal inkubasi pada induk yaitu 27°C-28°C dengan waktu laten 8 jam 35 menit, dan derajat ovulasi 100%. Secara statistik inkubasi induk pada suhu 27°C-28°C menunjukkan nilai karakter biologi reproduksi yang berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan inkubasi suhu 23°C-24°C dan 25°C-26°C. Nilai biologi reproduksi yang dihasilkan pada perlakuan terbaik tersebut adalah indeks kematangan gonad 8,6 ± 0,5%; fekunditas 23.909 ± 1.473 butir per ekor; derajat pembuahan 85,5 ± 5,5%; derajat penetasan 69,9 ± 5,0%; dan sintasan 72,3 ± 5,8%. Pada inkubasi suhu 27C°-28°C, telur terdistribusi dengan diameter telur rata-rata sebesar 1,5 mm.Asian redtail catfish is one of the most popular fish commodities in Indonesia. However, improvements in its aquaculture technology are still needed, especially in the breeding process. This study was aimed to evaluate the characters of reproductive biology and level of spawning on Asian redtail catfish from Cirata population incubated at different temperature settings of 23°C-24°C, 25°C-26°C, 27°C-28°C, and 29°C-30°C. Broodstock incubation was conducted in styrofoam boxes (sized 45 cm x 35 cm x 25 cm) with a wall thickness of 3 cm. One mature broodstock was placed inside each Styrofoam. Each styrofoam box was previously filled with freshwater of 20 cm deep, equipped with a lid on top, a water heater, and an aeration system. The gonad maturity stage of each broodstock was determined using cannulation, whilst the hormone induction used LHRH hormone analog (0.6 mL/kg). The injection was performed twice within six hours interval. The incubation was arranged in a completely randomized design (CRD) with four temperature treatments with three replicates. The results showed that the optimal incubation temperature for the broodstock was 27°C-28°C with the latent time ovulation of 8 hours 35 minutes and an ovulation rate of 100%. Statistically, the incubation of broodstock at 27°C-28°C showed a significant difference on the reproductive biological character value (P<0.05) compared to temperature ranges at 23°C-24°C and 25°C-26°C. The reproductive biology parameters generated were gonadosomatic index of 8.6 ± 0.5%; fecundity of 23,909 ± 1,473 egg per individual; fertilization rate of 85.5 ± 5.5%; hatching rate of 69.9 ± 5.0%; and survival rate of 72.3 ± 5.8%. At the incubation temperature of 27°C-28°C, the egg was distributed with an average egg diameter of 1.5 mm.