I Wayan Juliawan
Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP PGRI BALI, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kompetensi sosial guru BK/konselor sekolah: Studi deskriptif di SMAN se-kota Denpasar I Wayan Juliawan; Dewa Gede Eka Sastra Wiguna; Pande Wayan Bawa
Indonesian Journal of Educational Development Vol. 1 No. 1 (2020): May 2020
Publisher : Lembaga Pengembangan Pembelajaran Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.779 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3760702

Abstract

This study aims to determine: 1) internal collaboration in the workplace by BK teachers/school counselors, 2) roles in the organization and professional activities of guidance and counseling by BK teachers/school counselors, 3) collaboration between professions by BK teachers/school counselors. This research is a quantitative descriptive research. This research was conducted at the Senior High School of Denpasar City. The subjects of this study were all BK counselors/counselors with an bachelor degrre of education background who served in the Senior High School of Denpasar City with a total of 20 people. The data collection method is in the form of a questionnaire. The data analysis technique used is descriptive analysis. The results showed that the indicator of internal collaboration in the workplace an average score of 4.06 with a percentage of 76.6% was in the quite good category. The indicators play a role in the professional organization of guidance and counseling with an average score of 4.29 with a percentage of 82% in the quite good category. On the collaboration indicator between professions the average score of 3.58 with a percentage of 64.7% is in the good category. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) kolaborasi intern di tempat kerja oleh guru BK/konselor sekolah, 2) peran dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling oleh guru BK/konselor sekolah, 3) kolaborasi antar profesi oleh guru BK/konselor sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-kota Denpasar. Subjek penelitian ini adalah seluruh guru BK/konselor yang berlatar belakang pendidikan S1 BK yang bertugas di SMA Negeri se-kota Denpasar dengan jumlah 20 orang. Metode pengumpulan data berupa angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kolaborasi intern di tempat kerja skor rata-rata 4,06 dengan persentase 76,6% berada pada kategori cukup baik. Pada indikator berperan dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling skor rata-rata 4,29 dengan persentase 82% berada pada kategori cukup baik. Pada indikator kolaborasi antar profesi skor rata-rata 3,58 dengan persentase 64,7% berada pada kategori baik.
KONSTRUKSI IDENTITAS GURU BIMBINGAN KONSELING DI SMA NEGERI SEKOTA TABANAN SEBAGAI KOMUNIKATOR PENDIDIKAN I Wayan Juliawan; Dewa Gede Eka Sastra Wiguna; Pande Wayan Bawa
Widyadari : Jurnal Pendidikan Vol. 21 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : LP3M Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.267 KB)

Abstract

Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri Sekota Tabanan. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba untuk mencari pemaknaan mengenai bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Pada penelitian ini data diperoleh dari sepuluh guru BK sebagai key informant. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga kategori yang melatar belakangi alasan untuk menjadi guru, yaitu keinginan pribadi, arahan orang tua dan lingkungan pergaulan atau pertemanan. Hasil penelitian ini juga memunculkan dua kategori makna identitas guru BK, yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif dinyatakan pada guru sebagai orang tua, dicintai anak-anak, membantu siswa mengenali dirinya, harus tahu segala hal, dan guru yang sempurna. Makna negatif dinyatakan pada guru sebagai ganjal pintu dan guru yang masih dianggap sebagai polisi sekolah. Pengalaman komunikasi guru BK berlangsung pada konteks komunikasi antarpribadi, kelompok dan organisasional. Guru BK sebagai komunikator pendidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gambaran kondisi guru BK dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan rujukan pengambil kebijakan agar lebih memahami secara mendalam mengenai pentingnya keberadaan guru BK di sekolah.