Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pranikah pada mahasiswapelaku seks pranikah di Universitas X Semarang. Subyek penelitian mahasiswa pelaku seks pranikahatau mahasiswa yang telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, yang sedang atau masihmenempuh pendidikan tinggi di Universitas X Semarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian studikasus. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang berorientasi dengan logikainduktif. Hasil penelitian bahwa sebesar 12% subyek penelitian setuju jika hubungan seks dilakukanoleh pasangan yang telah berkomitmen untuk menikah. Tempat berhubungan seksual di Rumah,tempat kost dan hotel. Pengawasan orang tua sebanyak 50 % mendapatkan pengawasan yang sangatketat dan aktifitas yang dilakukan responden berbincang-bincang dengan teman kost, mainkomputer,menonton film bokep/ pornografi, memilih menggunakan waktu luangnya untuk bersamadengan pasangan seksualnya. Informasi terkait seksualitas didapat dari Koran, majalah, internet,radio, televise, dari teman kost. Dorongan seksual ini muncul karena dia sering menyaksikan filmporno bersama teman-temannya. Sikap subyek penelitian tidak setuju perilaku premarital sekskarena bertentangan dengan ajaran agama. Subyek penelitian menganggap perilaku kissing, pettingadalah hal yang biasa karena teman banyak yang melakukan sedangkan intercourse boleh sajadilakukan asalkan suka sama suka. Lingkungan kost cenderung bebas soalnya kalau tidak bebas tidakdisukai subyek penelitian. Pelaku hubungan seksual pranikah merasa bersalah dan berdosa tetapi tetapsaja melakukan karena teman-teman juga melakukan premarital seks baik dengan pacar ataupun WPS.Kesimpulannyanya bahwa pelaku seks pranikah menganggap bahwa prilaku seks pranikah sudahmerupakan tren dikalangan remaja dimana situasi tempat tinggal baik rumah dan tempat kost yangmemberikan kebebasan didukung oleh pergaulan teman yang berkontribusi sangat besar dalamperilaku seks pranikah. Saran diharapkan sekolahan memberikan pendidikan kesehatan reproduksidengan seutuhnya tanpa ada rasa tabu sehingga remaja mendapatkan informasi yang benar dari guruatau orang yang berkompeten.