Beton merupakan material komposit karena terbentuk dari beberapa material lain yang diaduk sampai homogen dan monolit. Namun, meskipun sudah dilakukan diversifikasi bahan adukan maupun metode pemadatan tertentu, tetap ada kemungkinan adanya gelembung atau rongga udara yang mengurangi mutu beton rencana. Selain itu, perawatan juga memegang peranan penting karena mencegah timbulnya retak inisial pada beton. Kemunculan retak inisial ini akibat penyusutan volume beton karena air yang hilang dengan waktu yang relative singkat, ditambah lagi proses pengerasan beton merupakan proses hidrasi yang menimbulkan panas. Penelitian ini mengamati kuat tekan beton dengan enam tipe rojokan, 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 kali rojokan untuk tiap lapisan. Setiap tipe rojokan diwakili oleh dua benda uji. Benda uji yang dibuat adalah silinder berdiameter 150 mm dan panjang 300 mm. Spesifikasi material beton konvensional adalah mutu K-250 dengan nilai slump 120 mm. Semua benda uji dibuat dari satu kali pencampuran beton pada iklim dan suhu rerata di Indonesia. Setelah dicetak, benda uji dibiarkan terpapar lingkungan (sinar matahari langsung, angin, dan sebagainya). Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa kuat tekan optimum ada pada benda uji dengan 20 kali rojokan, yaitu 15,09 MPa. Paparan lingkungan mereduksi 30% kuat tekan beton rencana.