Haryanto Haryanto
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Punggur Lampung, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Upaya Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tentang Perubahan Sosial Melalui Model Pembelajaran Ceramah dan Penugasan Pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Punggur Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 Haryanto Haryanto
Berkala Ilmiah Pendidikan Vol. 1 No. 1 (2021): Berkala Ilmiah Pendidikan
Publisher : Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.984 KB) | DOI: 10.51214/bip.v1i1.72

Abstract

Masalah penelitian ini adalah rendahnya ketuntasan minimum (KKM) siswa, permasalahannya apakah model pembelajaran ceramah dan penugasan dapat meningkatkan ketuntasan minimum siswa tenang perubahan sosial, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran ceramah dan penugasan dapat meningkatkan ketuntasan minimum tentang perubahan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan eksperimen Pre-test dan Post-tes melalui 3 siklus, dengan menggunakan subyek penelitian sebanyak 30 siswa kelas XII IPS-1 SMA Negeri 1 Punggur semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan KKM siswa dengan menggunakan model pembelajaran ceramah dan penugasan. Hal ini terbukti adanya peningkatan siswa yang tuntas dan peningkatan nilai rata-rata sbb: keadaan siswa yang tuntas pra siklus 10 siswa, siklus I 18 siswa, siklus II 28 siswa, siklus 30 siswa dan rata-rata pra siklus = 58,1, siklus = I 70,87, siklus II = 82,2 dan siklus III = 85,9. Ini berarti dengan menggunakan model pembelajaran dan penugasan ada peningkatan. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa dengan menggunakan model pembelajaran ceramah dan penugasan dapat meningkatkan KKM siswa. Saran diharapkan (1) Guru sosiologi SMA, untuk turut melaksanakan dan mengembangkan model pembelajaran Ceramah dan Penugasan, (2) Pihak sekolah, untuk lebih mendorong guru-guru untuk menerapkan model pembelajaran Ceramah dan Penugasan, baik untuk matapelajaran sosiologi ataupun mata pelajaran lain, serta menyediakan kebutuhan tersebut bagi guru-guru.