Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

THE ANALYSIS OF CODE MIXING ON STUDENTS’ FACEBOOK: A STUDY ON FACEBOOK STATUS AND COMMENTS OF THE SIXTH SEMESTER STUDENTS TBI IAIN PADANGSIDIMPUAN Laila Safitri; Eka Sustri Harida; Hamka Hamka
English Language Teaching and Research Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : English Language Teaching and Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (626.121 KB)

Abstract

The aim of this research was to find code mixing on students’ facebook that posted on facebook status and comments of the sixth semester TBI IAIN Padangsidimpuan. The facebook users often mixed their language with another language in status and comments on facebook. The objectives of this research were to find out of the use of code mixing, types of code mixing and students reasons in using code mixing on facebook status and comments in English Education Program at TBI-1 Sixth Semester. To answer the objectives of the research, the researcher used descriptive qualitative method. The results of the data analysis showed three types of code mixing suggested by Muysken such as insertion, alternation and congruent lexicalization, appeared in Facebook. There were amounts of code mixing that had been done by facebook user or sixth semester students TBI-1 were 71 for insertion, 9 times for alternation and 3 for congruent lexicalization. So, the total of code mixing that had been done by them was 83 times. Insertion code mixing was more often use than alternation and congruent lexicalization code mixing in facebook users status and comments posted. It could be seen from this percentages, they used 3.61 % insertion, while alternation 85.54% and 10.85% congruent lexicalization. So, the facebook users were dominantly used insertion than alternation and congruent lexicalization. Moreover, the reasons of doing the codes were so varieties, such as would improve their language, mixing some language was unique, could not say and forgot the word, live in bilingual environment, to make emphasize, funny, joke, and applying new words on facebook status and comments. Keywords: Code Mixing, Facebook, Status, Comments 
THE ANALYSIS OF STUDENTS’ STRESSED SYLLABLES MASTERY AT SIXTH SEMESTER OF TBI IN IAIN PADANGSIDIMPUAN Erawadi Erawadi; Hamka Hamka; Fitri Juliana
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v5i1.1169

Abstract

Penelitian ini membahas tentang analisis penguasaan suku kata siswa yang menekankan pada semester enam TBI di IAIN Padangsidimpuan. Para siswa masih mengalami kesulitan dalam penguasaan suku kata yang tertekan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penguasaan suku kata yang menekankan siswa pada semester enam TBI di IAIN Padangsidimpuan, untuk menemukan kesulitan penguasaan suku kata yang menekankan siswa pada semester enam TBI di IAIN Padangsidimpuan, dan menemukan solusi guru untuk mengatasi kesulitan siswa. dalam penguasaan suku kata yang tertekan pada semester enam TBI di IAIN Padangsidimpuan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan deskriptif. Penelitian dimulai pada bulan Maret 2017 sampai April 2017 di IAIN Padangsidimpuan. Sumber data untuk penelitian ini adalah siswa semester enam di TBI di IAIN Padangsidimpuan sebagai sumber utama dan dosen Pengucapan sebagai sumber sekunder. Ada 2 instrumen dalam mengumpulkan data, ada tes dan wawancara. Data diolah dan dianalisis dengan proses kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa penguasaan suku kata siswa pada semester enam TBI di IAIN Padangsidimpuan adalah 68,92% dan dapat dikategorikan dengan baik. Kesulitan siswa sulit untuk membedakan onset dan struktur coda, sulit dianalisis kata yang memiliki banyak suku kata, dan sulit di transkrip kata. Alasan masalah siswa dalam penguasaan suku kata yang ditekankan pada semester enam TBI di IAIN Padangsidimpuan adalah bahwa siswa memiliki masalah dalam transkripsi terutama di inti (bunyi vokal), kata-kata tersebut tidak dapat menuliskan sebuah kata karena kurang dalam latihan, motivasi rendah dan Tak peduli kapan guru menjelaskan pokok pembicaraan. Upaya tersebut adalah siswa harus meninjau pelajaran tentang fonem terutama dalam vokal dan konsonan berdasarkan standar bahasa Inggris, sehingga tidak bingung.
STANDARDIZING TEACHING ENGLISH VOWELS IN EMPOWERING STUDENTS’ PRONUNCIATION Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 4, No 01 (2016)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v4i01.1187

Abstract

Tulisan ini bertujuan memberikan ide pada standarisasi pengajaran  bunyi vokal bahasa Inggris dalam memberdayakan pengucapan mahasiswa saat ini. Pengajaran bahasa Inggris saat ini adalah sebagai produksi bahasa secara internasional. Produksi bahasa adalah proses menyampaikan makna atau pengalaman dalam bahasa lisan dan tulisan. Tulisan ini fokus pada produksi bahasa lisan. Kita butuh teori tentang produksi bahasa. Yakni fonetik dan fonologi. Fonetik adalah kajian bunyi dan wujud material berbentuk simbol. Fonologi adalah kajian bunyi dan wujud mental atau wujud makna yang menunjukkan bahasa. Dalam pengajarannya saat ini, bahasa Inggris telah terbagi dalam tiga lingkaran, yakni: (1) lingkaran inner-bahasa pertama atau bahasa ibu, (2) lingkaran outer-bahasa kedua, dan (3) lingkaran expanding-bahasa asing.  Ketiganya haruslah distandarisasi untuk pengajaran berdasarkan alfabet fonetik internasional (IPA). dan pengucapan yang diterima (RP). Pada kajian ini memokuskan pada bunyi vokal bahasa Inggris. Terdapat empat karaktersitik dalam menggambarkan bunyi vokal bahasa Inggris, yangkin: (1) penempatan lidah, (2) tinggi lidah, (3) pusaran bibir, dan (4) kualitas bunyi vokal. Produksi vokal haruslah tepat dan benar untuk menghasilkan bunyi vokal bahasa Inggris menjadi standard dan diterima. Terdapat juga persepsi tambahan untuk bunyi vokal yang perlu diklarifikasi, yaitu kemingkinan bunyi vokal dari huruf vokal. Ini akan memberikan pengajaran untuk memudahkan produksi vokal kepada pengguna asing khususnya untuk masyarakat Indonesia.
STUDENTS’ MASTERY IN IDENTIFYING ADVERBS AT GRADE VIII SMP N 2 BATANG TORUTAPANULI SELATAN Ranisa Ranisa; Erawadi Erawadi; Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v6i2.1271

Abstract

Penelitian ini membahas tentang penguasaan siswa dalam mengidentifikasi adverb di kelas VIII SMP N 2 Batang Toru Tapanuli Selatan yaitu adverb of place, adverb of time, adverb of manner dan adverb of degree. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tahu bahwa ada banyak faktor yang berkaitan dengan penguasaan siswa dalam mengidentifikasi adverb. Namun, di sini, peneliti hanya berfokus untuk mengetahui penguasaan siswa dalam mengidentifikasi adverb berdasarkan tes. Oleh karena itu, peneliti merumuskan masalah pada pertanyaan spesifik sebagai berikut: “Bagaimana penguasaan siswa dalam mengidentifikasi adverb di kelas VIII SMP N 2 Batang Toru Tapanuli Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi penguasaan siswa dalam mengidentifikasi adverb. Metode penelitian dengan menggunakan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah tes, jenis tesnya adalah tes pilihan ganda A, B, C, dan D. Siswa diperintahkan untuk memilih jawaban terbaik dari pilihan ganda. Maka sampel penelitian ini adalah 25 siswa, yaitu 4 kelas, kelas VIII-1, VIII-2, VIII-3, dan VIII-4. Untuk menganalisis data, peneliti menilai rata-rata untuk mengetahui kategori penguasaan siswa dan  Z test adalah untuk menemukan pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak. Setelah menghitung data ditemukan bahwa penguasaan siswa dalam mengidentifikasi adverb pada siswa kelas VIII SMP N 2 Batang Toru Tapanuli Selatan adalah skor 32,98 masuk dalam kategori rendah, karena nilai skor rata-rata adalah 21% - 40%. Itu dapat dikategorikan ke dalam kategori rendah. Kemudian, hipotesis yang ditemukan adalah “penguasaan siswa dalam mengidentifikasi kata keterangan di kelas VIII SMP N 2 Batang Toru Tapanuli Selatan sampai dengan kategori rendah”. Dari hasil pengujian hipotesis, peneliti menemukan bahwa hipotesis diterima. Hal ini dapat dibuktikan dari Zcount = -77,77 Ztable = 0,05 dengan tingkat signifikan 0,05 atau 5%. Jadi, dari hasil di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hipotesis diterima. Oleh karena itu, penguasaan siswa dalam mengidentifikasi kata keterangan di kelas VIII SMP N 2 Batang Toru Tapanuli Selatan adalah kategori rendah.
IDENTIFYING SENSES ON PROSTITUTION ISSUE AT JALAN BARU PADANGSIDIMPUAN Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 3, No 02 (2015)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v3i02.1204

Abstract

Mengidentifikasi sense dalam keberagaman sangatlah penting untuk mensahkan ide, aksi dan membuat keputusan. Sense adalah sensor makna atau pengalaman sosial alami. Umumnya, makna atau pengalaman sosial  berada pada fenomena yang kabur. Ini juga disebut issu atau wacana. Issu dari penelitian ini adalah prostitusi di Jalan Baru Padangsidimpuan. Berdasarkan pengetahuan dasar masyarakat, sense adalah kekal dengan keberagaman. Jadi, sebuah penelitian sangatlah dibutuhkan untuk memperjelas sebuah issu atau wacana. Secara teori, penelitian ini adalah tentang issu dengan menganalisis konteks sosial. Analisisnya menggunakan Metafungsi bahasa. Sense dikategorikan sebagai proses mental dalam mewujudkan pengalaman. Pengalaman itu kemudian dihubungkan dengan fungsi logis bahasa. Dengan menggambarkan proses sense (pemahaman sebagai proses mental, tanggapan dan tindak lanjut sebagai fungsi logis bahasa), penelitian ini menemukan bahwa subjek penelitian telah mengetahui dengan baik (87,50%) Jalan Baru Padangsidimpuan dengan bepergian ke sana sebagai tempat yang kurang bermoral. Ini seperti tempat maksiat, kurang bermoral, penuh dosa. Mereka menanggapi (73,06%) dengan mengunjunginya pada pagi, siang, sore hari, malam, tengah malam dan bisa sampai pagi dini hari menikmati tempat itu. Untuk tindak lanjut (57,13%), subjek dominan hanya ingin menikmati tempat itu untuk kesenangan sendiri tanpa meminta orang lain datang. Maksunya, tempat tempat di Jalan Baru Padangsidimpuan adalah terbuka untuk siapapun. Tidak ada undangan secara sah mengunjunginya dan semuanya bermaksud mendapatkan kesenangan secara peribadi. Ini sangat membantu untuk memperjelas kondisi tempat itu untuk diinvestigasi oleh polisi, pemerintah dan masyarakat untuk membuat aksi atau tindak lanjut dari penelitian ini.
STUDENTS’ ANALYSIS IN SYLLABIFYING WORD AT THE SIXTH SEMESTER OF TADRIS BAHASA INGGRIS IAIN PADANGSIDIMPUAN Wirda Hasanah; Zainuddin Zainuddin; Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v6i2.1264

Abstract

Penelitian ini adalah analisis siswa pada kata syllabifying pada semester enam Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan. Para siswa masih mengalami kesulitan dalam suku kata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan analisis siswa dalam suku kata  pada semester enam Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan, untuk menemukan kesulitan siswa dalam suku kata pada semester enam Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan, dan untuk menjelaskan kesulitan siswa dalam suku kata pada semester keenam Tadris Bahasa Inggris di IAIN Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif. Sumber data untuk penelitian ini adalah siswa pada semester enam Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan sebagai sumber primer dan dokumen dosen sebagai sumber sekunder. Ada dua instrumen dalam mengumpulkan data, yaitu dokumen dan wawancara. Data diolah dan dianalisis dengan proses kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan analisis siswa dalam kata-kata suku kata pada semester enam Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan dominan dalam transkripsi. Kesulitan siswa dalam transkripsi adalah 12 siswa, jumlah suku kata adalah 8 siswa dan struktur suku kata (onset, nukleus dan coda) adalah 7 siswa. Alasan masalah siswa dalam pembuatan suku kata pada semester enam Tadris Bahasa Inggris IAIN Padangsidimpuan adalah siswa memiliki masalah dominan dalam transkripsi karena kurangnya latihan siswa, siswa tidak mengerti tentang bunyi simbol dan siswa sulit untuk membedakan dipthong dan tripthong. Jadi, siswa harus meninjau pelajaran tentang bunyi simbol terutama vokal dan konsonan berdasarkan standar bahasa Inggris, sehingga mereka tidak bingung.
PHONETICS AND PHONOLOGY IN TEACHING ENGLISH AS THE THEORY OF LANGUAGE PRODUCTION Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 4, No 02 (2016)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v4i02.1293

Abstract

Tulisan ini bertujuan memberikan ide untuk pengajaran bahasa inggris saat ini. Bahasa itu unik merujuk pada teks dan konteks. Keduanya tidak dapat dipisahkan untuk memahami dan memproduksi makna. Tidak ada satu bahasa lebih bak dengan yang lainnya. Setiap bahasa lebih baik dan terbaik serta unik merujuk pada penerapannya dalam teks dan konteks sebagai produksi manusia. Pengajaran bahasa inggris saat ini umumnya adalah sebagai produksi bahasa secara internasional. Produksi bahasa adalah proses penyampaian makna atau pengalaman dlam bahasa lisan atau tulisan. Proses produksi bahasa dalam kajian ini fokus pada produksi bahasa lisan. Seorang anak dan keluarga terdekat butuh waktu, sifat kesabaran dan optmis selalu. Karena itulah kita perlu teori dari produksi bahasa yakni fonetik dan fonologi. Fonetik adalah kajian bunyi dan simbol. Fonologi adalah kajian bunyi dan makna berbentuk bahasa. Dalam pengajarannya saat ini, bahasa inggris telah dibagi menjadi tiga lingkaran, (1) lingkran inner-bahasa ibu, (2) lingkaran outer-pengguna kedua, dan (3) lingkaran  exanding-pengguna asing. Ketiganya harus distandarisasi untuk pengajaran dengan simbol fonetik internasional (IPA) dan pengucpan yang diterima (RP).
MORPHOLOGY AND DISCOURSE ANALYSIS Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v5i2.1179

Abstract

Selalu ada perspektif ilmiah tentang kejadian nyata di dunia. Sudah ada isu panas di Indonesia tentang keragaman dan persatuan sekarang. Dengan menggabungkan dengan diverse + -ity berarti itu mengacu pada berbagai jenis hal atau orang. Dengan menggabungkan unit + -ity berarti itu mengacu pada sekelompok orang. Hal ini untuk menunjukkan bahwa pendekatan linguistik fungsional sistemik mengambil bagian dalam kasus konteks situasi. Jika itu tentang konteks budaya dan ideologi. Hal ini diteliti secara dinamis, terbukti dan diungkap oleh penelitian lebih lanjut mengenai pengguna bahasa. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menyelidiki budaya dan ideologi keragaman dan kesatuan di Indonesia yang terkait dengan hasil analisis morfologi dan wacana.
SENSES ON HOT ISSUES Hamka Hamka
English Education : English Journal for Teaching and Learning Vol 3, No 01 (2015)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padangsidimpuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24952/ee.v3i01.1283

Abstract

Pemahaman makna atau pengalaman di dunia ini secara alami sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang. Setiap orang mempunyai media sensor makna atau pengalaman secara alami, yakni dengan sense. Sense juga disebut sebagai media pemahaman termasuk penglihatan, pendengaran, perasa, pencium dan peraba. Proses sense secara umum dimulai dari issu hangat dan dilanjutkan dengan pemberian kode pada otak. Setelah berada di otak, pastilah dia merupakan sebuah makna atau pengalaman. Pertama, makna atau pengalaman akan depersepsikan sebagai persepsi pribadi, ini tergantung pada pengetahuan dasar orangnya yang disebut pemahaman pribadi. Kedua, akan ada tanggapan terhadap issu yang dipahami. Tanggapan itu secara otomatis berada kekal dengan orang lain. Beberapa orang menanggapi sejalan dengan issu dan yang lainnya menanggapi secara berbeda. Tentunya kedua tanggapan itu harus ada. Tetapi, jika tidak ada tanggapan dari sebuah issu, itu berarti orang tersebut belum atau tidak berproses dengan issu. Ketiga, dengan memberikan tanggapan, akan dilanjutkan dengan tindak lanjut. Ini berarti setiap orang yang sudah memahami akan secara alami menanggapi dan memberikan tindak lanjut atas apa yang dia pahami khususnya jika itu berkaitan dengan kehidupannya. Kehidupan maksudnya disini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengannya.