Psikologi lingkungan perkotaan yang mengkaji relasi antara perilaku pemanfaat kota dengan konteks lingkungan perkotaan tempat perilaku, menjadi pendekatan yang menjanjikan dalam proses perancangan kota dan evaluasi hasilnya. Gejala pemanfaatan ruang kota yang tidak sesuai dengan rancangan awalnya (misal: digunakan tidak sesuai peruntukan, digunakan sesuai peruntukan namun diubah tatanan fisiknya), dapat ditelusuri penyebabnya dengan pendekatan ini. Dasarnya adalah karena ruang kota terbentuk tidak hanya sebagai hasil rancangan fisik kota saja, tetapi juga karena hasil stimuli ruang kota hasil dan perilaku spasial pemanfaat kota dalam ruang kota. Proses persepsi, eksperiensi dan perilaku manusia tercakup dalam proses psikologi hubungan manusia dengan lingkungan, yang menjadi bagian kajian ilmu psikologi lingkungan. Hasil penelusurannya dapat menjadi masukan bagi perancangan kembali kawasan kota tersebut, sekaligus komparasi untuk perancangan kawasan baru yang lebih manusiawi.