Nurul Hidayat
Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMUNIKASI MULTIKULTURAL : PERSPEKTIF INDONESIA Nurul Hidayat
Syi’ar: Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan dan Bimbingan Masyarakat Islam Vol. 2 No. 2 (2019): Syi'ar: Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan dan Bimbingan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.01 KB) | DOI: 10.37567/syiar.v2i2.576

Abstract

The idea of ​​a multicultural society first appeared in the West and has become official public policy, it also represents the efforts of liberal democrats to promote ethnic / racial equality. The basic premise of multiculturalism is how to show tolerance for the diversity of cultural practices in the context of the nation state. In its application, especially from a media point of view, global (capitalist) ownership implicitly utilizes the media to market liberal culture and education globally, as well as to make society a strategic object to reap various benefits. This becomes very interesting to discuss as an extraordinary scientific discourse, deepening the study of multiculturalism and its role in changing the life of Indonesian people, especially the Indonesian Islamic community in their relationship when adapting to various cultures, ethnicities, beliefs, and even values ​​developed by global rulers, ownership capitalist.
DAKWAH PADA MASYARAKAT DAERAH TERPENCIL (Studi Pada Masyarakat Perbatasan Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat) Nurul Hidayat
Cross-border Vol. 4 No. 2 (2021): Cross-border
Publisher : Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Da'wah is an inseparable part of matters relating to humans. Therefore, the material object that is studied in the field of da'wah is inseparable from four parts, including those relating to God, humans, the environment and the teachings of religion itself. Judging from the object of study, da'wah is an effort made by humans to convey religious teachings that have been taught by God to form a situation that has a positive influence on the surrounding community, namely by conveying positive messages with religious nuances or divine messages to the community, both cities and villages. (remote) is the obligation of every Muslim who has reached puberty. Of course, urban and rural areas have different thoughts, so that each da'i is required to be able to convey da'wah material according to the thoughts in an area.
Etnografi Komunikasi dalam Tradisi Perahu Hias Turun Sungai pada Peringatan 1 Muharram di Desa Tengguli Kecamatan Sajad Ambar; Jaelani; Nurul Hidayat
Syi’ar: Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan dan Bimbingan Masyarakat Islam Vol. 6 No. 2 (2023): Syi`ar : Jurnal Ilmu Komunikasi, Penyuluhan dan Bimbingan Masyarakat Islam
Publisher : Institut Agama Islam Sultan Muhammad Syafiuddin Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37567/syiar.v6i2.2274

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tradisi perahu hias turun sungai, pola komunikasinya serta makna yang terkandung dalam tradisi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, dokumentasi, dan wawancara. Analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pemeriksaan keabsahan data meliputi triangulasi dan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tradisi perahu hias turun sungai dimulai dengan persiapan yang dilakukan oleh masyarakat setempat seperti mengadakan rapat dan gotong royong. Terkait pelaksanaannya dimulai dengan mengajak seluruh masyarakat untuk berkumpul di sungai, penyampaian pesan dari Muhammad Daud selaku Kepala Desa Tengguli, melintasi sungai diiringi perahu hias, membaca do’a keselamatan dan do’a tolak bala’, adzan yang dijadikan sebagai pertanda waktu makan serta makan ketupat bersama. Pola komunikasi dalam tradisi perahu hais turun sungai terdiri dari tiga indikator. Indikator pertama berkaitan dengan situasi komunikatif yang dilakukan di sungai perbatasan Desa Tengguli dan Desa Jirak. Indikator kedua peristiwa komunikatif yang terdiri dari tipe peristiwa, topik, fungsi dan tujuan, partisipan, pesan, norma atau kaidah interaksi dalam tradisi perahu hias turun sungai. Indikator ketiga yaitu tindak komunikatif yang berisi do’a atau permohonan kepada Allah SWT. Terdapat beberapa makna yang terkandung dalam pelaksanaan tradisi tersebut seperti penentuan waktu pelaksanaan serta prosesi yang dilalui. Beberapa makna diantaranya sangat tidak bisa dipisahkan dari berobat kampung sebagai upaya untuk menolak bala’.