Rapid population growth and changes in people's consumption patterns lead to changes in trends and lifestyles. One of the most in-demand vegetable commodities among the public is lettuce, which has promising market prospects. The increasing demand for lettuce provides an economic opportunity for the development of this business. The hydroponic system using the Nutrient Film Technique (NFT) method is an effective way to cultivate lettuce on limited land more efficiently. The aims of this research are to conduct a feasibility study on lettuce cultivation using the NFT hydroponic system and evaluate the level of business risk. Both primary and secondary data were used for this case study. The analyzed of business feasibility criteria are included Break Even Point, R/C ratio, and return on investment (ROI). The results found that the BEP value of the product is 303.45 kg with the BEP price is IDR 5,373/kg. The R/C value is 3.2 and the ROI is 216.6%. Based on these results, it can be stated that the hydroponic lettuce farming business using the NFT system is feasible. The hydroponic lettuce business at BWS Hydroponics is in the low-risk business category, with the value of CV is0.42 with a lower profit limit (L) of IDR. 1,761,605. Keywords: business analysis, hydroponic, NFT, risk INTISARIPesatnya pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat terjadi seiring dengan perubahan trend dan gaya hidup. Selada menjadi salah satu komoditas sayuran yang banyak diminati masyarakat dan mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan. Kenaikan permintaan selada menjadi peluang ekonomi bagi perkembangan usaha ini. Selada dapat dibudidayakan dengan baik melalui sistem hidroponik dengan metode Nutrient Film Technique (NFT), sehingga bisa diterapkan pada lahan yang terbatas dan lebih efisien. Tujuan penelitian ini adalah melakukan studi kelayakan usaha tani budidaya selada dengan sistem hidroponik NFT dan mengetahui tingkat risiko usaha yang dihadapi. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan data primer serta sekunder. Beberapa kriteria kelayakan usaha yang dianalisis antara lain Break Event Point, R/C ratio dan Return on investment (ROI). Hasil analisis usaha menunjukkan nilai BEP produk adalah sebesar 303,45 kg dan BEP Harga Rp 5.373/kg. Nilai R/C pada usaha selada hidroponik adalah 3,2 dan ROI sebesar 216,6%. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa usaha tani selada hidroponik dengan sistem NFT layak untuk diusahakan. Usaha selada hidroponik di BWS Hidroponik berada pada kategori usaha dengan risiko yang rendah, yakni dengan nilai koefisien variasi (CV) sebesar 0,42 dan batas bawah keuntungan (L) sebesar Rp 1.761.605. Kata kunci: analisis usaha, hidroponik, NFT, risiko