Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TRIPUSAT PENDIDIKAN ISLAM YANG INTEGRATIF DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLA Zainul Huda; Ahmadi M
Edupedia : Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam Vol. 3 No. 2 (2019): Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam
Publisher : Fakultas Tarbiyah Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.826 KB) | DOI: 10.35316/edupedia.v3i2.256

Abstract

The responsibility of Islamic education cannot be carried out unilaterally. Ki Hajar Dewantara stated that it requires the cooperation of three components which called as tripusat pendidikan (center of three in education), they are families, educational institutions, and society. Those three components are one unit and complement each other in realizing educational goals. No matter how good the curriculum in madrasah (school), it was not be optimal if do not supported by family and society and otherwise. Therefore student failure is the fault of all components, not just the fault of educational institutions or teachers.
Menyoal Sosiologi (Reposisi Ilmu dalam Islam) Zainul Huda
JURNAL KEISLAMAN TERATEKS Vol 2 No 1 (2017): APRIL
Publisher : STAI MIFTAHUL ULUM TARATE PANDIAN SUMENEP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.952 KB)

Abstract

Salah satu penyebab kelemahan sumber daya manusia Islam berakar pada cara pandang mereka terhadap ilmu. Terdapat kelompok-kelompok ilmu yang dipandang kurang penting, bahkan pada tataran ekstrim dianggapnya sebagai ilmu ‘kafir’ hanya karena berasal dari dunia Barat, bukan dari dunia Islam dengan stempel merek asli Arab Saudi. Pandangan semacam ini mempunyai dampak luas, baik secara pribadi maupun umat Islam pada umumnya. Hal ini menyebabkan umat Islam lemah di bidang ilmu. Tulisan ini hendak ‘meluruskan’ pandangan, atau paling tidak semacam menyumbangkan opini agar memikirkan ulang pandangan soal ilmu menurut Islam. Islam di sini digunakan sebagai tolok ukur dalam mendudukkan persoalan ilmu ke dalam wadah dan takaran yang semestinya. Digunakannya Islam sebagai kaca mata dikarenakan pemilik pandangan kurang proporsional ini adalah umat Islam. Dengan begitu akan terlihat nantinya bagaimana Islam memandang dan memposisikan ‘makhluk’ yang bernama ilmu.