Agus Setyanto
UNIVERSITAS BENGKULU

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

MOTIVASI ELITE POLITIK DAN ELITE AGAMA DALAM GERAKAN SOSIAL (Studi Historis Bengkulu Abad XIX) Agus Setyanto
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 1, No 2 (2016): DESEMBER
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.57 KB) | DOI: 10.29300/ttjksi.v1i2.721

Abstract

Abstrak: Motivasi  Elite Politik dan Elite Agama dalam Gerakan Sosial (Studi Historis Bengkulu Abad XIX). Motivasi elit politik tradisional dan elit agama terlibat dalam gerakan sosial di Bengkulu pada abad XIX berkaitan erat dengan masalah ketidakadilan, kesewenangan, ketertindasan, maupun kezaliman yang dilakukan oleh pemerintah kolonial baik Inggris maupun Belanda. Motivasi keterlibatan elit politik tradisional dan elit agama dalam gerakan sosial tidaklah tunggal, melainkan dilatar-belakangi oleh beberapa faktor, baik faktor ekonomi, maupun politik. Demikian juga motivasi elit politik tradisional dan elit agama dalam peristiwa Bukit Palik (1807), peristiwa Tabat Mono (1835), peristiwa Seluma (8135), peristiwa Tanjung Terdana (1873), maupun peristiwa Bintunan (1873).
PERAN MODAL SOSIAL DALAM PELAKSANAAN DANA DESA DI DESA SUKAMAJU KECAMATAN AIR PERIUK KABUPATEN SELUMA Suparman Suparman; Agus Setyanto
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial HUMANITAS Vol. 3 No. 1 (2021): Maret: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial Humanitas
Publisher : Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/humanitas.v3iI.3613

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali tentang modal sosial yang ada di masyarakat Desa Sukamaju berperan dalam melancarkan program Dana Desa sebagai proyek yang ditujukan untuk mereduksi kemiskinan yang ada pada masyarakat Desa. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa modal sosial telah berperan sebagai bonding perekat dalam menjembatani terlaksananya program pembangunan desa melalui dana desa yang diperoleh dari APBN, terlihat dari kegiatan yang diselenggarakan berjalan sesuai dengan aspirasi dari masyarakat desa. Namun demikian modal sosial berperan negatif dalam menjaga keberlanjutan program BunDes, yaitu ada keengganan untuk memberikan sanksi pada debitur yang macet. Selain juga program pemberdayaan belum sepenuhnya berjalan sebagaimana mestinya. Ketergantungan pada dana desa menjadi penentu berjalan program. Hal ini dikarenakan pemahaman tentang konsep pemberdayaan yang sempit dari perangkat desa. Pemberdayaan diidentikkan dengan bantuan dana.