Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Beku Sexing pada Bangsa Sapi yang Berbeda Wiranto Wiranto; Kuswati Kuswati; Rizki Prafitri; Asri Nurul Huda; Aulia Puspita Anugra Yekti; Trinil Susilawati
Jurnal Agripet Vol 20, No 1 (2020): Volume 20, No. 1, April 2020
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.496 KB) | DOI: 10.17969/agripet.v20i1.15811

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi tingkat keberhasilan IB semen beku sexing Y. Penelitian menggunakan 39 sapi Peranakan Ongole dan 77 sapi Persilangan Limousin yang di IB secara double dosis. IB menggunakan semen beku spermatozoa Y dengan metode pemisahan Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll (SGDP) sapi Limousin yang diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Teknik deposisi semen adalah 4+ yaitu pada posisi cornua uteri selanjutnya dilakukan IB pada jam ke 2 dan ke 8. Untuk akseptor dilakukan penyuntikan BioATP+ dan pemberian pakan konsentrat 3 kg per hari selama 3 hari setelah IB. Variabel penelitian meliputi Non Return Rate (NRR), Service Per Conception (S/C), dan Conception Rate (CR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa IB sapi Peranakan Ongole dan sapi Persilangan Limousin yaitu NRR1 sebesar 82,05% dan 89,61%, nilai NRR2 sebesar 76,92% dan 84,42%, nilai CR sebesar 58,97% dan 74,03%, serta nilai S/C sebesar 1,78% dan 1,46%. Kesimpulan penelitian adalah IB menggunakan semen beku hasil sexing Y sapi Limousin pada sapi persilangan Limousin memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan sapi Peranakan Ongole.  (The success rate of artificial insemination using frozen sexing semen of different breed cow) ABSTRACT. This study aimed to evaluate the success rate of AI frozen semen sexing Y. The material in this study used 39 Filial Ongole and 77 Limousin crossbred cattle in AI in double dose. The spermatozoa used were Y frozen semen of Limousin bull with the Percoll Gradient Density Centrifugation (SGDP) separation method produced by the Singosari Center for Artificial Insemination. The semen deposition technique was 4+, which has the position of the cornua uteri (deep Insemination), then AI implemented with a double dose at the 2nd and 8th hours after estrous. The cow acceptor was injected with BioATP+ and feed by 3 kg concentrate per day for three days after AI. Research variables include Non-Return Rate (NRR), Service Per Conception (S/C), and Conception Rate (CR). The results showed that AI of Peranakan Ongol and Limousin crossbred cattle on NRR1, NRR2, CR values, and S/C values respectively was 82.05% and 89.61%; 76.92% and 84.42%; 58.97% and 74.03%; 1.78% and 1.46%. In conclusion, AI using frozen semen from sexing Y Limousin cattle in Limousin crossbred cows had a higher success rate than Filial Ongole cattle.
Karakter Motilitas Spermatozoa Hasil Sexing pada Sapi Peranakan Ongole dengan Volume Awal yang Berbeda Rifai Mustofa; Aulia Puspita Anugra Yekti; Aryogi Aryogi; Dicky Pamungkas; Rizki Prafitri; Asri Nurul Huda; Kuswati Kuswati; Trinil Susilawati
Jurnal Agripet Vol 20, No 2 (2020): Volume 20, No. 2, Oktober 2020
Publisher : Agricultural Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/agripet.v20i2.16932

Abstract

ABSTRAK. Sexing spermatozoa bertujuan untuk mengatur jenis kelamin sesuai harapan. Salah satu metode sexing adalah dengan menggunakan Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai parameter motilitas menggunakan Computer-assisted Sperm Analysis dan proporsi spermatozoa X dan Y menggunakan metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll dengan volume awal yang berbeda. Penelitian dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Pasuruan, pada bulan Januari sampai Maret 2020. Materi yang digunakan adalah Semen Sapi Peranakan Ongole berumur ±5 tahun dan bobot badan ±700 kg sebanyak 3 ekor, motilitas masa ≥ 2+ dan motilitas individu ≥ 70%. Metode yang digunakan adalah eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan volume saat sexing yaitu P1= 1 ml, P2= 1,5 ml dan P3= 2 ml dengan ulangan 11 kali. Ulangan juga berfungsi sebagai kelompok (block). Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan sexing dan pendinginan hingga 5oC persentase motilitas adalah P1:71,02+10,08 %; P2: 79,63+8,65 % dan P3: 83,38+6,67 %, sedangkan motilitas progresif pada P1: 47,68+8,71%; P2: 59,61+7,26 % dan P3: 62,21+6,74%. Curvilinear Velocity (VCL) pada P1: 50,9±7,73 µm/s, P2: 55,2±5,03 µm/s dan P3: 53,2±5,97%. Straight-line Velocity (VSL) pada P1: 20,8±8,19 µm/s; P2: 21,6±6,02 µm/s; P3: 22,1±5,77 µm/s, sedangkan Average Path Velocity (VAP) pada P1: 30,2±7,82 µm/s; P2: 32,5±6,14 µm/s dan P3 : 31,5±6,18 µm/s. Linearity (LIN) pada P1: 40,2±12,26%;P2: 39,1±10,31%;P3: 39,8±7,25%. Straightness (STR) pada P1: 67,2±11,20%; P2: 65,7±10,06%;P3: 67,2±7,92% sedangkan Wobble (WOB) pada P1: 59±9,49%; P2: 58,8±8,63% dan P3: 59,1±7,74%. Kesimpulan dari penelitian adalah motilitas dan motilitas progresif spermatozoa pada sampel dengan volume awal 2 ml lebih baik dibandingkan dengan sampel dengan volume awal 1 ml dan 1,5 ml. (Characteristics of Sexing Spermatozoa Motility in Ongole Cattle with Different Initial Volume) ABSTRACT. Sperm sexing is a technique of sorting a specific type of sperm cell to fertilize the egg cell. One of the sexing methods that can be used for spermatozoa sexing is percoll gradient density centrifugation. This research aims to find out various motility parameters using Computer-assisted Sperm Analysis and the proportion of spermatozoa X and Y using density gradient centrifugation method percoll with different initial volume. The study was conducted at Grati Beef Cattle Research Station, Pasuruan, from January to March 2020. Materials of the study were Semen of 3 Filial Ongole Cattles, aged ± 5 years, with ± 700 kg body weight, mass motility ≥ 2+, and individual motility ≥ 70%. The method used was experimental using a Randomized Group Design with 3 treatment volume when sexing i.e. T0= 1 ml, T1= 1.5 ml dan T2= 2 ml with repetition 11 times. The repetition also functions as groups (blocks). The results showed that after sexing and cooling up to 5oC, the percentage of motility is T0:71.02+10.08 %; T1: 79.63+8,65 % and T2: 83.38+6.67 %. Progressive motility on T0: 47.68+8.71%; T1: 59.61+7.26 % and T2: 62.21+6.74%. Curvilinear Velocity (VCL) on T0: 50.9±7.73 µm/s, T1: 55.2±5.03 µm/s and T2: 53.2±5.97%. Straight-line Velocity (VSL) on T0: 20.8±8.19 µm/s; T1: 21.6±6.02 µm/s; T2: 22.1±5.77 µm/s. The Average Path Velocity (VAP) on T0: 30.2±7.82 µm/s; T1: 32.5±6.14 µm/s and T2 : 31.5±6.18 µm/s. Linearity (LIN) on T0: 40.2±12.26%; T1: 39.1±10.31%;T2: 39.8±7.25%. Straightness (STR) on T0: 67.2±11.20%; T1: 65.7±10.06%; T2: 67.2±7.92%. Wobble (WOB) on T0: 59±9.49%; T1: 58.8±8.63% and T2: 59.1±7.74%. The conclusion of the study is the motility and progressive motility of spermatozoa in samples with an initial volume of 2 ml is better than samples with an initial volume of 1 ml and 1.5 ml.
Evaluation of adoption rate of frozen sexed semen artificial insemination technology adoption in Palang Village, Tuban Regency, East Java Rizki Prafitri; Priyo Sugeng Winarto; Aulia Puspita Anugra Yekti; Trinil Susilawati; Kuswati Kuswati
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 31, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2021.031.01.10

Abstract

A research group of Animal Science Faculty of Brawijaya University introduced and implemented Frozen sexed semen Artificial Insemination to 120 beef cattle farmers in Palang Village, Tuban Regency, East Java, from 2017 to 2019. The result of the program reported that the success rate of the technology is quite high, with the birth rate of male claves up to 80%. However, farmers’ adoption rate of the technology was relatively low. This research aims to evaluate factors that affected the adoption rate including the technology, characteristics of respondents, and the extension agents. Primary data were collected through a census of 120 farmers involved in the program and in-depth interviews with stakeholders. Secondary data were collected through related documents including reports of the programs, Statistics, and other related documents. This research utilized Quantitative and qualitative analyses. Data of the study indicated that respondents have neutral perceptions of the Frozen Semen Sexing Artificial Insemination. Although male calves relatively have a higher price, more than 50% of respondents did not expect specific sexing for the calves. In-depth interview data revealed that the success of the Artificial insemination technology is more valuable for the farmers rather than the sexing. Characteristics of respondents and the extension agents played significant roles in the adoption rate of the Frozen Sexed Semen Artificial Insemination technology adoption in Palang Village, Tuban Regency, East Java.
TINGKAT KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN DOUBLE DOSIS PADA SAPI PERSILANGAN ONGOLE DENGAN KUALITAS BERAHI YANG BERBEDA Alifian Ibnu Ansori; Kuswati kuswati; Asri Nurul Huda; Rizki Prafitri; Aulia Puspita Anugra Yekti; Trinil Susilawati
REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan Vol 3, No 1 (2021): REKASATWA : Jurnal Ilmiah Peternakan
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/rekasatwa.v3i1.11820

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan inseminasi buatan double dosis pada jam ke-8 dan jam ke-16 pada sapi Persilangan Ongole dengan kualitas berahi yang berbeda. Materi dalam penelitian ini menggunakan 25 ekor sapi betina Persilangan Ongole yang dipilih secara purposive. Metode dalam penelitian ini adalah observasi langsung di lapang, dengan menyeleksi sapi betina dengan kriteria BCS >3, umur >1,5 tahun dan telah melahirkan. Penelitian ini menggunakan semen beku pejantan Limousin yang diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari, Malang. Hasil penelitian menujukkan persentase karakteristik yaitu Non Return Rate (NRR-1, NRR-2) masing-masing 92,31% dan 58,33%, Conception Rate (CR) 38,46% dan 25%, Pregnancy Rate (PR) 53,85% dan 50%. Suhu Vagina 37,0-37,9ºC dan >38,0ºC NRR-1, NRR-2 masing-masing 77,78% dan 57,14%, CR 14,28% dan 33,33%, PR 42,86% dan 55,56%. Lendir servik (ada, basah, sedikit) dan (ada, basah, banyak) NRR-1, NRR-2 masing-masing 89,47% dan 16,67%, CR 31,58% dan 16,67%, PR 47,37% dan 66,67%. Lendir Servik pH 7 dan pH 8 NRR-1, NRR-2 masing-masing 77,78% dan 68,75%, CR 11,11% dan 37,50%, PR 44,44% dan 56,25%. Nilai HD 21-30 dan 31-40 NRR-1, NRR-2 masing-masing 50% dan 82,35%, CR 12,50% dan 35,29%, PR 50% dan 52,94%. Kesimpulan penelitian ini bahwa karakteristik warna vulva merah, suhu vagina >38ºC, karakteristik lendir (ada, basah, banyak), lendir servik pH 8 dan nilai HD 31-40, memberikan persentase kebuntingan yang lebih tinggi.
Pelatihan Kesehatan Hewan, Manajemen, Administrasi Dan Keuangan Kelompok Bagi Peternak Di Desa Senggreng, Kabupaten Malang Onni Meirezaldi; Rizki Prafitri; Kuswati Kuswati; Priyo Sugeng Winarto; Herlina Pratiwi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LP2M Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32815/jpm.v4i1.957

Abstract

Kegiatan Doktor Mengabdi ini fokus kepada Kelompok Ekonomi Produktif untuk dapat mengelola usaha pembiakan sapi pedaging pada level kelompok. Hal ini sejalan dengan salah satu payung unggulan pengabdian kepada masyarakat Universitas Brawijaya yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui kegiatan ini dilakukan pendampingan dan penguatan kelompok untuk dapat mengelola usaha pembiakan sapi pedaging yang menguntungkan bagi peternak. Metode yang dilakukan dalam kegiatan doktor mengabdi ini adalah penyuluhan dan pendampingan kepada kelompok ternak berkaitan dengan kesehatan hewan, reproduksi, manajemen, administrasi dan keuangan kelompok. Peserta melakukan pre-test dan post-test untuk mengetahui perubahan pengetahuan peserta. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada jawaban yang diberikan oleh peserta pada saat post-test dan pre-test terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebesar 60%. Skor rata-rata pre-test menunjukkan angka 16,73 dan meningkat menjadi 27,5 pada saat post-test. Hasil pre-test dan post-test menunjukkan bahwa meskipun terjadi peningkatan pengetahuan, tetapi masih diperlukan waktu dan pendampingan berkelanjutan untuk lebih meningkatkan kesadaran dan kemampuan peternak untuk dapat menjalankan usaha pembiakan yang menguntungkan.
Feasibility Study of Quail Farming Business at Nurul Quran Islamic Boarding School in Bali, Indonesia Rizki Prafitri; Dina Marliana; Khaerunnisa Firdaus Sadikin; Ahmad Nur Musyarrof Al Akrom; Muhammad Halim Natsir; Nanang Febrianto; Dyah Lestari Yulianti; Osfar Sjofjan
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol. 33 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2023.033.01.015

Abstract

Nurul Quran Islamic boarding school (so called pondok pesantren in Bahasa Indonesia) would develop a quail farming business to provide agriculture skills and develop entrepreneurship for the students and alumni. Quail farming is selected because it is relatively easy, lucrative, has productivity up to 90%, produces 130-300 eggs per week, and does not require an extensive farming area. This study aims to analyze the feasibility study of the quail farming business at Nurul Quran Islamic boarding school, Bali, Indonesia. The method used in this study was purposive sampling. The economic analysis includes cost, revenue, Return on Investment and SWOT analysis. The findings indicate that the quail farming business will be most efficient at a scale of 3,000 birds with a total cost of Rp 214,849,351 and total revenue of Rp 297,975,000 per period.  The return per cost of the business is 1.39; the boarding school will achieve a return of investment up to 51.22%. The SWOT analysis shows that the quail farming business at the boarding school has an excellent opportunity. However, the boarding school should have some strategies to minimize the weaknesses and threats that could challenge the business. The boarding school needs to develop human resources before starting the business, maximize the potential of the boarding school, market access, technology, and networking with the Muslim community as the marketing strategy for the quail farming business.