Wari Setiawan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDIDIKAN AGAMA UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERSPEKTIF TEORI BARAT DAN ISLAM Wari Setiawan
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 1, No 1 (2018): edisi JANUARI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.416 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v1i1.15

Abstract

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebagai makhluk sosial sepatutnya mendapatkan layanan pendidikan yang sebaik-baiknya, termasuk pendidikan agama.  Perlakuan terhadap mereka dapat dipahami melalui model medis dan model sosial. Model medis memandang ABK sebagai masalah sosial yang menghambat perkembangan masyarakat sehingga harus dipisahkan dari masyarakat. Model sosial menghendaki perlakuan ABK sebagai makhluk sosial yang harus diperlakukan sama karena punya hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan. Begitu pula dengan teori Barat dan fithrah. Teori barat umumnya memandang pendidikan agama bgai mereka tidak perlu, karena agama adalah wilayah privasi. Berbeda dengan teori fithrah, ABK memiliki potensi keagamaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan.
INTERNALISASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERSPEKTIF TEORI BARAT DAN ISLAM Wari Setiawan
ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam Vol 2, No 1 (2019): edisi JANUARI
Publisher : stit-islamic-village

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.294 KB) | DOI: 10.33853/istighna.v2i1.9

Abstract

Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) sebagai makhluk sosial sepatutnya mendapatkan layanan pendidikan yang sebaik-baiknya, termasuk pendidikan agama. Perlakuan terhadap mereka dapat dipahami melalui model medis dan model sosial. Model medis memandang ABK  sebagai masalah sosial yang menghambat perkembangan masyarakat sehingga harus dipisahkan dari masyarakat. Model sosial menghendaki perlakuan ABK sebagai makhluk sosial yang harus diperlakukan sama karena punya hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan. Begitu pula dengan teori Barat dan fithrah. Teori barat umumnya memandang pendidikan agama bgai mereka tidak perlu, karena agama adalah wilayah privasi. Berbeda dengan teori fithrah, ABK memiliki potensi keagamaan yang harus dikembangkan melalui pendidikan.