Kristina Busira
Magister Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, Surabaya, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Penambangan Batu Gamping Terhadap Kondisi Lahan dan Air Tanah Dalam di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta Kristina Busira
Jurnal Teknologi dan Manajemen Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jtm.2021.v2i2.1880

Abstract

Potensi batu gamping sangat besar di Desa Bedoyo, Kecamatan Gunung Kidul, Yogyakarta dapat meningkatkan kondisi sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat. Penambangan tersebut juga dapat menimbulkan dampak besar yaitu permukaan lahan pertambangan yang rusak sehingga lebih mudah mengalami erosi, bahkan dampak dari penambangan batu gamping pada air. Tujuan penelitian: (1) Mengetahui tingkat kerusakan lingkungan, berupa laju erosi yang disebabkan oleh penambangan batu gamping di Desa Bedoyo, (2) Mengetahui arahan prioritas konservasi lahan, dan (3) Mengetahui pengaruh kegiatan penambangan batu gamping terhadap kedalaman air tanah di Desa Bedoyo. Metode penelitian pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu: (1) Metode penelitian untuk kerusakan lingkungan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE), faktor yang dibuat dalam perhitungan adalah erosivitas hujan (R), erodibilitas (K), panjang dan kemiringan lereng (LS), vegetasi (C), tindakan konservasi (P), dan (2) Metode penelitian untuk kedalaman air tanah menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Schlumberger. Hasil penelitian tingkat kerusakan lingkungan berdasarkan laju erosi, daerah penelitian di Desa Bedoyo, termasuk dalam kelas bahaya erosi normal, moderat, dan sangat berat, dengan erosi tertinggi sebesar 21.501.849 ton/ha/tahun terdapat pada lahan dekat daerah tambang. Sedangkan pada penelitian geolistrik, konfigurasi Schlumberger diperoleh data titik shounding 2 berada di kedalaman akuifer 0,41–30,32 meter dan titik sounding 3 dengan kedalaman 0,60–31,76 meter.