Andreas Himawan
STT Amanat Agung

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Tekstualitas dan Intratekstualitas dalam Hermeneutika Pascaliberalisme Andreas Himawan
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 1 No 2 (2000)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT (Southeast Asia Bible Seminary)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18.067 KB) | DOI: 10.36421/veritas.v1i2.43

Abstract

Perkembangan hermeneutika dalam gerakan teologi pascamodern, seperti yang dapat disimak dari kalangan pascaliberalisme, memperlihatkan beberapa kecenderungan yang menarik. Gerakan teologi pascamodern ini jelas berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai perkembangan “the linguistic turn,” yang mendominasi wacana filfasat pascamodern. Karena itu, teori-teori dan kritik-kritik kesusasteraan menjadi salah satu alat utama dalam interpretasi dan evaluasi teologi masa kini. Perkembangan teologi pascamodern ini juga memperlihatkan kecenderungan kembali kepada hermeneutika Karl Barth, yang melihat teks formatif kekristenan sebagai “a strange new world within the Bible.” Pada satu pihak, pengaruh teori kesusasteraan telah mendorong pemakaian reader-response criticism, yang melihat proses membaca sebagai proses penciptaan makna. Di bawah pengaruh tokoh seperti Stanley Fish, teolog-teolog saat ini banyak berbicara mengenai interpretive communities. Pada pihak lain, di bawah pengaruh Karl Barth, orang-orang dalam gerakan yang sama terdorong untuk mengutamakan teks formatif kekristenan sehingga mereka menganjurkan pembacaan yang realistik (realistic reading) terhadap narasi-narasi Alkitab, dan melihat narasi-narasi ini dapat menciptakan satu dunia realita yang lebih nyata daripada dunia yang kita kenal dengan panca indera kita. Teologi pascaliberal adalah salah satu dari gerakan teologi pascamodern yang mementingkan teks dan mengutamakan pembacaan realistik tersebut. Memang, di kalangan teologi pascaliberal sendiri terlihat juga kecenderungan untuk mengikuti jalur Stanley Fish, seperti yang dilakukan oleh Stanley Hauerwas. George Lindbeck dan Hans Frei, yang dianggap sebagai pelopor gerakan pascaliberalisme, juga memperlihatkan kecenderungan menempatkan interpretive communities sebagai pencipta makna (dan bahkan kebenaran) teks. Tulisan ini akan saya fokuskan hanya pada penekanan mereka terhadap teks dan memperlihatkan beberapa penyimpangan dari pandangan Barth tentang tekstualitas. Tulisan ini juga memperlihatkan bahwa antara mementingkan teks qua teks dengan mementingkan komunitas pencipta kebenaran teks jaraknya sangat tipis.
Karakteristik Pelayanan dalam Idealisme Kesempurnaan (Wahyu 7:9-17) Andreas Himawan
Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 5 No 1 (2004)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi SAAT (Southeast Asia Bible Seminary)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.485 KB) | DOI: 10.36421/veritas.v5i1.119

Abstract

Naskah khotbah
SIKAP KRISTEN MULA-MULA TERHADAP AGAMA-AGAMA LAIN Andreas Himawan
Jurnal Amanat Agung Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Amanat Agung Vol. 8 No. 2 Tahun 2012
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.153 KB)

Abstract

SIKAP KRISTEN MULA-MULA TERHADAP AGAMA-AGAMA LAIN
BARTH, PRZYWARA, DAN KONSEP ANALOGIA ENTIS Andreas Himawan
Jurnal Amanat Agung Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Amanat Agung Vol. 7 No. 1 Tahun 2011
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.452 KB)

Abstract

BARTH, PRZYWARA, DAN KONSEP ANALOGIA ENTIS
TENTANG PLURALISME RELIGIUS DAN MENGAPA KITA TIDAK MEMPERCAYAINYA Andreas Himawan
Jurnal Amanat Agung Vol 1 No 1 (2005): Jurnal Amanat Agung Vol. 1 No. 1 Tahun 2005
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1680.19 KB)

Abstract

TENTANG PLURALISME RELIGIUS DAN MENGAPA KITA TIDAK MEMPERCAYAINYA
KISAH DUA STANLEY Andreas Himawan
Jurnal Amanat Agung Vol 2 No 1 (2006): Jurnal Amanat Agung Vol. 2 No. 1 Tahun 2006
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

KISAH DUA STANLEY: Konsep Stanley Fish dan Stanley Hauerwas Tentang Komunitas Interpretif dan Otoritas Teks
ROH KUDUS BEKERJA DI AGAMA-AGAMA LAIN? Andreas Himawan
Jurnal Amanat Agung Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Amanat Agung Vol 17 no. 1 Juni 2021
Publisher : STT Amanat Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47754/jaa.v17i1.394

Abstract

Abstract: Christian thinkers are trying to seek a new way to relate to other religions, a more contextual way compared to the ways that have been constructed before. One of the new ways is a reconstruction of Christian theology of religions by focusing not on Ecclesiology or Christology, but on Pneumatology. This writing highlights the phenomenon of this pneumatological approach by exploring two views in the pneumatological approach to religions., namely, the views of Second Vatican Council and Amos Yong. This article will show that these pneumatological views to some extend underestimate the particularity of Jesus Christ. Keywords: Amos Yong, salvation, Holy Spirit, theology of religions, Vatican II. Abstrak: Di dalam berpapasan dengan agama-agama lain, pemikir-pemikir Kristen mencoba mencari pola hubungan yang dianggap lebih kontekstual dibandingkan pola-pola yang telah terbangun sebelumnya. Salah satunya adalah upaya merekonstruksi pemikiran Kristen tentang teologi agama-agama yang bukan lagi berporos pada eklesiologis maupun kristologis, tetapi melakukan pendekatan yang lebih pneumatologis. Tulisan ini menyoroti fenomena pendekatan pneumatologis ini dengan melakukan eksplorasi terhadap dua pandangan dalam pendekatan pneumatologis terhadap agama-agama, yaitu Konsili Vatikan II dan Amos Yong. Tulisan ini akan memperlihatkan bahwa pendekatan pneumatologis seperti yang diajarkan oleh Vatikan II dan Amos Yong cenderung menafikan partikularitas Yesus Kristus. Kata-kata Kunci: Amos Yong, keselamatan, Roh Kudus, teologi agama-agama, Vatikan II.