Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR Novita Lusiana; Miratu Megasari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 3: Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36307/jik.v2i3.64

Abstract

Latar belakang:Dampak dari bayi lahir dengan berat badan lahir rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat. Faktor – faktor risiko yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR antara lain adalah karakteristik sosial demografi ibu, risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR, dan status pelayanan antenatal. Tujuan Penelitian adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Arifin Achmad Prov Riau tahun 2013-2014.Metode:Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kasus kontrol (Case Control Study). Kasus yaitu bayi yang lahir dengan BBLR di RSUD Arifin Achmad Prov Riau tahun 2013-2014 dan Kontrol yaitu bayi yang lahir dengan berat badan normal di RSUD Arifin Achmad Tahun 2013-2014.Analisis data untuk bivariat dengan uji Chi-Squre dan multivariate dengan uji Regresi Logistik Ganda.Hasil:Hasil penelitian ibu yang Hb < 11 gr% lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 14 kali dibandingkan ibu yang memiliki Hb > 11 gr% (OR = 13,895 (CI 95% 8,061-23,950), ibu yang memiliki jarak kelahiran < 2 tahun lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 15 kali dibandingkanibu yang memiliki jarak kelahiran ≥ 2 tahun (OR = 15,138 (95%CI: 9,024-25,392), ibu yang termasuk kategori umur beresiko (umur< 2tahun dan umur > 35 tahun)lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 5 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori umur yang bere- siko (umur 20 tahun sampai dengan umur 35 tahun) (OR = 5,266 (95%CI: 3,423-8,100), ibu yang termasuk kategori paritas beresiko (paritas 0 dan paritas > 4) lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 8 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori paritas yang beresiko (paritas 0 dan paritas >4), OR = 7,606 (95%CI: 4,847 – 11,936), ibu yang tidak sekolah, pendidikannya SD, SMP lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 7 kali dibandingkan ibu yang pendidikannya SMA dan PT, OR = 6,921 (95%CI: 4,426-10,823).Simpulan:Faktor ibu dengan HB<11gr%, pendidikan SD dan SMP, Jarak Kelahiran < 2 tahun, paritas 0 dan >4, danumur > 35 tahun lebih beresiko memiliki bayi dengan BBLR.Background: Impact of babies born with low birth weight is the growth rate will slow. Factors - risk factors that affect the incidence of LBW among other things is the social characteristics of maternal demographic, medical risk mo- thers before pregnancy also contribute to the incidence of LBW, and the status of antenatal care. The research goal is to know the factors associated with the incidence of LBW in Riau Prov Arifin Achmad Hospital in 2013-2014.Method: This type of study is a case-control study design (Case Control Study). Cases of infants born with LBW in Riau Prov Arifin Achmad Hospital in 2013-2014 and Control of babies born with normal weight at the Arifin Achmad Year 2013-2014.Result: The study maternal Hb <11 g% more at risk of having a baby with low birth weight 14 times compared to mothers who have a Hb> 11 gr% (OR = 13.895 (95% CI 8.061 to 23.950), mothers who have a spacing of <2 years are more at risk of giving birth low birthweight infant 15 times compared to mothers who have a spacing of ≥ 2 years(OR = 15.138 (95% CI: 9.024 to 25.392), including women who are at risk age category (age <2 years and age> 35 years) were more at risk of having a baby with LBW 5 times compared to mothers who did not include at-risk age category (age 20 to age 35 years) (OR = 5.266 (95% CI: 3.423 to 8.100), mothers classified as at risk parity (parity 0 and parity> 4) more at risk of having a baby with low birth weight 8 times compared to mothers who did not belong to the category of risky parity (parity 0 and parity> 4), OR = 7.606 (95% CI: 4.847 to 11.936), mothers who never attended school, elementary education, junior high is more risky gave birth to babies with low birth weight 7 times compared to women whose education high school and PT, OR = 6.921 (95% CI: 4.426 to 10.823).Conclusion: The study maternal Hb ,11gr%, mothers who never attended school elemenary education and junior high school, mothers who have a spacing op > 2 years, mothers classified as at risk parity 0 and parity 4, including woman age category>35 years old were more at risk of having a baby with LBW.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 11 PEKANBARU TAHUN 2018 Novita Lusiana
Menara Ilmu Vol 13, No 8 (2019): Vol. XIII No. 8 Juli 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i8.1535

Abstract

Abstract: Data on research on women's health research shows that 75% of women in the world must have vaginal discharge at least ever lived and 45% can experience it twice or more. Such conditions can be prevented by carrying out good vulva hygiene habits, while this habit must be a problem that must be accustomed to each individual and is needed with knowledge, for which health workers have an important role to educate the public about the importance of good health to be maintained. This study uses a type of quantitative analytic research with the research design used is cross sectional. The subjects of this study were 64 female students of class XI and 58 female students of class XII at SMAN 11 Pekanbaru for the period 2017-2018. Data collection is done by filling out the questionnaire. Data analysis was performed using the Chi Squere test. The incidence of vaginal discharge at SMAN 11 Pekanbaru is quite high, namely 56.6% of respondents consider vaginal discharge. Regarding the knowledge of vaginal discharge with a value (P = 0.05), not related to the assessment of vaginal discharge at the value (P = 0.056) and not related to personal hygiene about how to use vaginal discharge on students with a value (P = 0.542). There is a significant relationship between Knowledge of Leucorrhoea in Young Women at SMAN 11 Pekanbaru in 2018. The program that is very effective in increasing young women's knowledge about vaginal discharge is to collaborate with Puskesmas and health workers in general. This knowledge will increase. Keywords: Knowledge, Attitude, Personal Hygine, Leucorrhoea
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG IMUNISASI DENGAN PERILAKU PENGELOLAAN VAKSIN Novita Lusiana
Menara Ilmu Vol 11, No 78 (2017): Vol. XI Jilid 1 No. 78, November 2017
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v11i78.449

Abstract

Kualitas imunisasi yang diberikan sangat berkaitan dengan pengelolaan vaksin, seperti dari proses penyimpanan vaksin dikamar dingin atau kamar beku, pentingnya alat-alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu, suhu optimum untuk vaksin hidup dan Suhu optimum untuk vaksin mati itu berbeda, serta pengaturan lemari es, cara susunan vaksin di dalam lemari es, wadah pembawa vaksin, dan Cold Pack dan Cool Pack pun perlu di perhatikan. Karena jika pengelolaan vaksin yang tidak benar akan menyebabkan vaksin akan rusak dan tidak bekerja sesuai lagi dengan fungsi sebenarnya, malah bisa membuat kerugian pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan bidan tentang imunisasi dengan perilaku pengelolaan vaksin di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif, dengan desain cross sectional. Dengan sampel 36 bidan dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen penelitian kuesioner dan analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan menggunakan analisis statistik Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan bidan tentang imunisasi dengan perilaku pengelolaan vaksin yang ditunjukkan dengan nilai P=0,004 dan nilai OR 10,500. Bidan yang berpengetahuan rendah tentang imunisasi 10 kali berperilaku negatif dalam pengelolaan vaksin.Kata kunci : Pengetahuan; Imunisasi; Perilaku Pengelolaan Vaksin
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR Novita Lusiana; Miratu Megasari
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwivery Science) Vol 2, No 3: Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan AKBIDYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.532 KB) | DOI: 10.36307/jik.v2i3.64

Abstract

Latar belakang:Dampak dari bayi lahir dengan berat badan lahir rendah ini adalah pertumbuhannya akan lambat. Faktor – faktor risiko yang mempengaruhi terhadap kejadian BBLR antara lain adalah karakteristik sosial demografi ibu, risiko medis ibu sebelum hamil juga berperan terhadap kejadian BBLR, dan status pelayanan antenatal. Tujuan Penelitian adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Arifin Achmad Prov Riau tahun 2013-2014.Metode:Jenis penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kasus kontrol (Case Control Study). Kasus yaitu bayi yang lahir dengan BBLR di RSUD Arifin Achmad Prov Riau tahun 2013-2014 dan Kontrol yaitu bayi yang lahir dengan berat badan normal di RSUD Arifin Achmad Tahun 2013-2014.Analisis data untuk bivariat dengan uji Chi-Squre dan multivariate dengan uji Regresi Logistik Ganda.Hasil:Hasil penelitian ibu yang Hb < 11 gr% lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 14 kali dibandingkan ibu yang memiliki Hb > 11 gr% (OR = 13,895 (CI 95% 8,061-23,950), ibu yang memiliki jarak kelahiran < 2 tahun lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 15 kali dibandingkanibu yang memiliki jarak kelahiran ≥ 2 tahun (OR = 15,138 (95%CI: 9,024-25,392), ibu yang termasuk kategori umur beresiko (umur< 2tahun dan umur > 35 tahun)lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 5 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori umur yang bere- siko (umur 20 tahun sampai dengan umur 35 tahun) (OR = 5,266 (95%CI: 3,423-8,100), ibu yang termasuk kategori paritas beresiko (paritas 0 dan paritas > 4) lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 8 kali dibandingkan ibu yang tidak termasuk kategori paritas yang beresiko (paritas 0 dan paritas >4), OR = 7,606 (95%CI: 4,847 – 11,936), ibu yang tidak sekolah, pendidikannya SD, SMP lebih beresiko melahirkan bayi dengan BBLR 7 kali dibandingkan ibu yang pendidikannya SMA dan PT, OR = 6,921 (95%CI: 4,426-10,823).Simpulan:Faktor ibu dengan HB<11gr%, pendidikan SD dan SMP, Jarak Kelahiran < 2 tahun, paritas 0 dan >4, danumur > 35 tahun lebih beresiko memiliki bayi dengan BBLR.Background: Impact of babies born with low birth weight is the growth rate will slow. Factors - risk factors that affect the incidence of LBW among other things is the social characteristics of maternal demographic, medical risk mo- thers before pregnancy also contribute to the incidence of LBW, and the status of antenatal care. The research goal is to know the factors associated with the incidence of LBW in Riau Prov Arifin Achmad Hospital in 2013-2014.Method: This type of study is a case-control study design (Case Control Study). Cases of infants born with LBW in Riau Prov Arifin Achmad Hospital in 2013-2014 and Control of babies born with normal weight at the Arifin Achmad Year 2013-2014.Result: The study maternal Hb <11 g% more at risk of having a baby with low birth weight 14 times compared to mothers who have a Hb> 11 gr% (OR = 13.895 (95% CI 8.061 to 23.950), mothers who have a spacing of <2 years are more at risk of giving birth low birthweight infant 15 times compared to mothers who have a spacing of ≥ 2 years(OR = 15.138 (95% CI: 9.024 to 25.392), including women who are at risk age category (age <2 years and age> 35 years) were more at risk of having a baby with LBW 5 times compared to mothers who did not include at-risk age category (age 20 to age 35 years) (OR = 5.266 (95% CI: 3.423 to 8.100), mothers classified as at risk parity (parity 0 and parity> 4) more at risk of having a baby with low birth weight 8 times compared to mothers who did not belong to the category of risky parity (parity 0 and parity> 4), OR = 7.606 (95% CI: 4.847 to 11.936), mothers who never attended school, elementary education, junior high is more risky gave birth to babies with low birth weight 7 times compared to women whose education high school and PT, OR = 6.921 (95% CI: 4.426 to 10.823).Conclusion: The study maternal Hb ,11gr%, mothers who never attended school elemenary education and junior high school, mothers who have a spacing op > 2 years, mothers classified as at risk parity 0 and parity 4, including woman age category>35 years old were more at risk of having a baby with LBW.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA AWAL USIA 10-13 TAHUN Novita Lusiana
Ensiklopedia of Journal Vol 2, No 1 (2019): Vol 2 No 1 Edisi 2 Oktober 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.614 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v2i1.366

Abstract

Pendidikan seks sangat penting diberikan kepada anak ketika berusia 2-3 tahun. Di negara berkembang seperti Amerika Serikat sekitar 47% pendidikan seks telah terealisasikan, dimana program pemerintah memberikan buku panduan pendidikan seks kepada setiap orang tua yang memiliki anak. Adapun pendidikan seks yang diberikan adalah pendidikan seks dasar berupa belajar sopan santun, dari mana datangnya bayi, mengenali jenis kelamin dan lain sebagainya. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMP N 17 Pekanbaru oleh peneliti, dan peneliti mendapatkan informasi dari guru BK (Bagian Kesiswaan) dan wakil kepalasekolah, bahwa siswa-siswi SMP N 17 tidak pernah sama sekali mendapatkan informasi atau penyuluhan dari tenaga kesehatan mengenai pendidikan seks pada remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan seks pada remaja usia 10-13 tahun di SMP N 17 Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan secara cross sectional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah orang tua siswa kelas VII dan VIII sebanyak 571 orang, dan sampel berjumlah 111 orang dengan pengambilan sampel secara acak sistematik. berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil secara univariat diketahui bahwa pengetahuan remponden mayoritas baik sebanyak 75 orang (67,6%), pendidikan tinggi sebanyak 77 orang (64,4%), tidak bekerja sebanyak 98 orang (80,2%), pendapatan tinggi sebanyak 68 orang (61,3%) dan pendidikan seks baik sebanyak 73 orang (65,8%). Berdasarkan uji statistik diperoleh P value semua variabel < ɑ (0,05), berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan orang tua, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orang tua dengan pendidikan seks pada remaja. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai OR yang paling tinggi diantara variabel yang lain adalah variabel status pekerjaan orang tua dengan nilai OR (95% CI) = 6,79 (1,495-30,869), artinya responden dengan orang tua yang tidak bekerja memiliki peluang 7 kali untuk tidak memberikan pendidikan seks pada remajanya dibandingkan dengan responden yang orang tuanya bekerja.