Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Saintifik : Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya

Analisis Model Mangsa Pemangsa dengan Fungsi Respon Holling Tipe II dan Adanya Mangsa Sakit Fardinah Fardinah; Laila Qadrini; Meryta Febrilian Fatimah
SAINTIFIK Vol 7 No 2 (2021): Saintifik
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v7i2.335

Abstract

Interaksi antara dua populasi yang bersifat mangsa dan pemangsa dapat digambarkan dalam suatu model mangsa pemangsa. Dalam kenyataannya, pemangsa memerlukan waktu untuk berburu dan mengkonsumsi mangsanya yang dapat dinyatakan dalam model fungsi respon Holling Tipe II. Selain itu, dapat pula dijumpai dalam suatu lingkungan adanya populasi mangsa yang sakit yang mengakibatkan kematian karena penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kestabilan model mangsa pemangsa dengan fungsi respon Holling Tipe II yang terdiri dari tiga subpopulasi yaitu mangsa sehat, mangsa sakit dan pemangsa. Jenis kestabilan ditentukan berdasarkan karakteristik nilai eigen yang diperoleh dengan menggunakan kriteria Routh-Hurwitz. Dari penelitian ini diperoleh bahwa tanpa adanya mangsa sakit maka populasi tidak akan pernah eksis sedangkan populasi akan eksis jika ketiga subpopulasi ada dan memenuhi syarat hubungan parameter yang digunakan dalam model tersebut
Analisis Model Dua Mangsa Satu Pemangsa dengan Pertahanan Kelompok dan Pemanenan Linear pada Mangsa Fardinah Fardinah; Darma Ekawati; Hikmah Hikmah; Ahmad Ansar
SAINTIFIK Vol 8 No 2 (2022): Saintifik: Jurnal matematika, sains, dan pembelajarannya.
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v8i2.381

Abstract

Dalam lingkungan mangsa pemangsa, terutama yang terdiri atas lebih dari satu spesies mangsa, terdapat beberapa perilaku pemangsa dalam berburu mangsa. Pada umumnya pemangsa lebih suka berburu di suatu habitat untuk beberapa waktu dan kemudian merubah kemauannya ke habitat lain. Situasi ini sangat berbeda ketika spesies mangsa terdiri dari individu-individu dalam jumlah yang lebih besar dan dengan ukuran tubuh yang lebih besar dari pemangsa serta memiliki kemampuan komunikasi untuk membentuk pertahanan kelompok sehingga mangsa tersebut dapat bertahan dan melawan pemangsa. Selain itu dapat juga dijumpai dalam suatu lingkungan bahwa terdapat spesies yang dapat dipanen untuk memenuhi kebutuhan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kestabilan model dua mangsa satu pemangsa dengan pertahanan kelompok dan pemanenan linear pada mangsa yang terdiri dari tiga subpopulasi yaitu dua jenis spesies mangsa dan satu pemangsa. Jenis kestabilan ditentukan berdasarkan karakteristik nilai eigen yang diperoleh dengan menggunakan kriteria Routh-Hurwitz. Dari penelitian ini diperoleh bahwa kepunahan subpopulasi pemangsa dan eksistensi semua subpopulasi dapat terjadi jika memenuhi kondisi yang disyaratkan
Analisis Klaster Pengelompokan Kecamatan di Sulawesi Barat Berdasarkan Indikator Pendidikan Hikmah Hikmah; Fardinah Fardinah; Laila Qadrini; Elviani Tande
SAINTIFIK Vol 8 No 2 (2022): Saintifik: Jurnal matematika, sains, dan pembelajarannya.
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/saintifik.v8i2.383

Abstract

Berdasarkan Biro Pusat Statistik 2018, IPM Sulawesi Barat berada di peringkat ke 31 dari 34 provinsi di Indonesia, yang meliputi komposisi pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah pemerataan dan karakteristik tingkat pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah meng kecamatan di Sulawesi Barat berdasarkan indikator pendidikan dengan menggunakan analisis klaster metode ward. Analisis klaster merupakan salah satu metode analisis yang bertujuan untuk meng objek-objek berdasarkan kemiripan karakteristik yang dimilikinya. Dari hasil penelitian diperoleh 3 , yaitu klaster 1 (tinggi) terdiri atas 3 kecamatan, klaster 2 (sedang) terdiri atas 19 kecamatan, dan klaster 3 (rendah) terdiri atas 20 kecamatan. Pengan ini menggunakan jumlah siswa dan jumlah guru masing-masing dari KB, TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Dengan adanya hasil penelitian ini, semoga pemerintah dapat memperhatikan pemerataan kecamatan khususnya berdasarkan indicator pendidikan.