Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KONSEP DIRI DALAM BERINTERAKSI SOSIAL REMAJA GAPURA KABUPATEN SUMENEP Mukhlishi Mukhlishi
KABILAH : Journal of Social Community Vol. 1 No. 1 (2016): (Juni)
Publisher : LP2M IAI Nazhatut Thullab Sampang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.592 KB)

Abstract

Abstrak: Keberadaan remaja merupakan komponen yang paling penting, dan sangatlah perlu untuk terus diperhatikan keberadaannya serta kebutuhan apa saja yang dibutuhkan oleh mereka, apalagi mengingat banyaknya ragam dan corak dari remaja yang menuntut seluruh lapisan masyarakat untuk berlaku proporsional dalam pembentukan konsep diri dalam berinteraksi sosial remaja dalam proses pembelajaran bermasyarakat. Keberhasilan pembentukan konsep diri tidak serta merta adalah fokus pada remaja, namun kaberadaan masyarakat dan lingkungan keberdaannya tidak dapat dinafikan dalam pembentukan konsep diri dalam berinteraksi sosial remaja. Urgensi konsep diri terhadap remaja merupakan salah satu strategi penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan yang berkualitas sebab konsep diri dalam berintraksi sosial remaja akan memberikan respons penilaian seluruh stake holder pendidikan salah satunya bermasyarakat dengan terbentuknya konsep diri dalam kegiatan interaksi sosial tidak dapat terelakkan dalam pembentukan karakter yang baik dalam bermasyarakat. Kata Kunci: Konsep diri, Interkasi Sosial Remaja Abstract: The existence of adolescents is the most important component, and it is necessary to continuously aware of its existence as well as the needs of what is needed by them, especially considering the many kinds and styles of teenagers who demanded the whole society to act proportionately in the formation of self-concept in social interaction adolescents in the process learning community. The success of the formation of self-concept is not necessarily focused on adolescents, but kaberadaan society and the environment of its existence can not be denied in the formation of self-concept in adolescent social interaction. Urgency self concept of adolescents is one important strategy to achieve the success of quality education because the concept in berintraksi social teens will respond assessment of all stakeholders in education one community with the formation of self-concept in the activities of social interaction, unavoidable in the formation of good character in society. Keywords: Self-concept, social interaction Teens.
Pemberdayaan Komite Sekolah dan Madrasah Untuk Kemajuan Lembaga Pendidikan Melalui Sharing Program Dewan Pendidikan di Pamekasan Supandi Supandi; Moh. Subhan; Abdul Hobir; Mukhlishi Mukhlishi
JMM - Jurnal Masyarakat Merdeka Vol 7, No 1 (2024): MEI
Publisher : Universitas Merdeka Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51213/jmm.v7i1.154

Abstract

Pemberdayaan komite sekolah dan madrasah untuk kemajuan program Pendidikan melalui sharing program dewan Pendidikan di pamekasan perlu untuk kami lakukan mengingat kegiatan tersbut memiliki daya Tarik dan keunikan tersendiri kami, diantaranya adalah  komite sekolah dan madrasah masih belum faham terhadap tugas dan fungsi untuk membatu Lembaga Pendidikan, selain itu, komite sekolah dan madrasah belum berdaya dari beberapa aspek, seperti aspek pengetahuan tugas dan fungsinya maupun dari aspek finansial dan anggaran. Metode pengabdian dilakukan dengan beberapa taknik yang diantaranya adalah: 1) identifikasi kegiatan program pengabdian, 2) Menyusun perencanaan kegiatan pengabdian, 3) implementasi pengabdian, 4) Evaluasi dan tindak lanjut pengabdian, 5) publikasi dan penyebaran hasil pengabdian. Pengabdian kepada masyarakat tersbut kami lakukan diantaranya adalah: 1) Pelaksanaan tentang sharing program pemberdayaan dengan Dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan tahun anggaran 2023 yang meliputi: a) Peran dan fungsi komite sekolah dan madrasah, b) Pengembangan program kerja, c) Keterlibatan masyarakat, d) Kolaborasi dengan pihak terkait yakni dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan. 2) Hasil pelaksanaan sharing program pemberdayaan dengan Dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan tahun anggaran 2023 yang diantaranya adalah: a) Peningkatan pemahaman dan keterampilan, b) Peningkatan partisipasi masyarakat, c) d) Penguatan kolaborasi kelembagaan dengan dewan Pendidikan Kabupaten Pamekasan, e) Berdampak positif bagi lembaga pendidikan yang berupa lembaga pendidikan sekolah dan madrasah.
Enhancing the Welfare of Non-Permanent Teachers in the Sumenep Islands: The Imperative for Regional Regulations Mukhlishi Mukhlishi; Yetti Hidayatillah; Supandi Supandi; Khoirul Asiah; Choli Astutik; Hasan Basri; Sama' Sama'
AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan Vol 16, No 2 (2024): AL-ISHLAH: JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : STAI Hubbulwathan Duri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35445/alishlah.v16i2.5182

Abstract

Non-permanent teachers, in carrying out their duties and responsibilities as educators and instructors, have the right to earn income above the minimum living standards and social welfare guarantees. Teachers highly anticipate the issuance of regional regulations in the field of education in an effort to improve the welfare of teachers in Sumenep. This research aims to determine the urgency of regional regulations for improving the welfare of non-permanent teachers in the Sumenep Islands. This research uses a qualitative approach, which is a descriptive analysis with a case study type. Informants were determined using the purposive sampling method, and the informants in this study were 7 school principals, 25 honorary teachers, and seven salary treasurers. Data collection used three methods, namely, interviews, observation, and documentation. The collected data was analyzed using an interactive analysis model. According to the study's findings, the pay for non-permanent teachers as a whole is still below the minimum living standards set in the Sumenep region. Teachers do not always hope to be able to take part in the civil service selection so that teachers' minimum living needs can be met and social welfare can be guaranteed.